Chapter 23

4.6K 584 55
                                    

Siang itu Jimin mendapat bagian piket kelas, sehingga pulang lebih lama dari murid lain. Biasanya, anggota bangtan akan menunggu hingga ia selesai dengan tugasnya, namun karena anak kelas tiga memang sedang ada kegiatan, para hyung tidak mengunjungi kelas Jimin.

Taehyung sedang mengerjakan tugas kelompoknya. Hanya Jungkook dan Jihoon yang sudah menunggu Jimin di luar kelas seraya berbincang ringan, tidak menyadari jika sosok yang sedang ditunggu justru terlelap di dalam kelas.

"Jimin belum selesai?" tanya Hoseok yang entah sejak kapan berada di samping Jungkook dan Jihoon, sontak membuat kedua adiknya kaget.

"Hyung, kau mengagetkan kami!" protes Jungkook yang sibuk menenangkan diri.

"Maaf, maaf. Ini sudah cukup lama dari jam pulang kan? Aku bahkan sudah selesai dengan kegiatan tidak penting anak kelas tiga itu. Jimin belum selesai juga?" Hoseok menengok ke dalam ruang kelas Jimin, dan menemukan sang adik tengah tertidur dengan kepala bertumpu pada lengan di atas meja.

Helaan napas terdengar kala Hoseok menarik dua anggota termuda mereka, memaksa untuk ikut melihat ke dalam.

"Makanya jangan asyik mengobrol saja, lihat tuh yang ditunggu malah pergi ke alam mimpi."

Jungkook dan Jihoon sama-sama meringis, terbayang jika Hoseok tidak datang mungkin keduanya akan menunggu lebih lama dari ini. Bahkan sampai tidak menyadari teman-teman yang ikut piket bersama Jimin sudah pulang.

Mereka bertiga masuk ke dalam kelas dan menghampiri sosok yang terlelap dengan napas teratur itu, dari wajahnya terlihat sekali ia kelelahan.

"Bagaimana ini? Kita tadinya sudah berjanji akan pulang bersama naik bus. Tapi melihat ekspresi Jimin-hyung, kita tidak mungkin tega membangunkannya." gumam Jungkook sambil memperhatikan wajah sang kakak.

"Kalian memang tidak menunggu Taehyung?" Hoseok memilih duduk di salah satu bangku yang sudah diturunkan lagi dari atas meja.

"Tae-hyung bilang jangan menunggunya, dan pulang duluan saja." kali ini Jihoon yang menjawab.

Belum sempat Hoseok menimpali, pemuda yang sedang dibicarakan itu bergerak pelan, kemudian menggeliat sebelum akhirnya membuka mata.

Jimin melihat tiga sosok yang tengah mengelilingi, namun tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa mereka, pandangannya masih buram.

"Sudah bangun, hyung?" tanya Jungkook.

"Ya jelas sudah bangunlah, kau lihat sendiri kan?" Hoseok menepuk kepala Jungkook karena gemas.

"Ish, tidak perlu sampai memukul juga!" gerutu sang korban, sedang Jihoon terkekeh dan Jimin masih berusaha mengumpulkan kesadarannya.

"Ah, maaf aku ketiduran ya? Padahal tadi hanya berniat duduk sebentar." ucap Jimin dengan suara serak, masih sibuk mengucek mata.

"Hyung ayo ke kamar mandi dulu, cuci muka. Aku antar." tawar Jihoon.

Jimin hanya mengangguk kemudian bangkit dari bangkunya, menitipkan tas sebentar pada Hoseok dan Jungkook yang memilih untuk tinggal.

Ia dan Jihoon berjalan di sepanjang lorong sekolah yang cukup sepi, hanya ada beberapa murid masih terlihat di dalam kelas maupun berpapasan dengan mereka.

"Hyung kelihatannya lelah sekali, atau sedang tidak enak badan?" Jihoon memecah keheningan, membuat Jimin sedikit menoleh padanya.

"Mungkin hanya lelah dan mengantuk. Semalam aku tidur terlalu larut."

"Mengerjakan tugaskah, hyung?"

"Hm." Jimin mengangguk pelan, entah mengapa mulai merasa tidak nyaman untuk menjawab lagi.

You Never Walk Alone√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang