Chapter 32

5.1K 632 179
                                    

Hari terasa berlalu begitu cepat sejak Park Jimin menghilang. Semua anggota bangtan hampir menyerah dalam usaha mencari pemuda tersebut. Banyak cara sudah mereka lakukan, namun tak ada satu pun yang membuahkan hasil.

Eunhyuk bahkan sudah mencari hampir ke setiap sudut daerah tempat tinggal Jimin, menanyakan ke semua orang yang ditemuinya, dan di antara mereka pun tidak ada yang pernah melihat sang adik.

Jimin bagai hilang ditelan bumi.

Keadaan bangtan pun sudah tidak sama lagi. Taehyung sering kali beradu pendapat bahkan hampir berkelahi dengan siapa saja murid yang berani membicarakan Jimin di wilayah sekolah. Hoseok sampai harus selalu mengawasi pemuda itu agar tidak melewati batas.

Mereka semua mengerti, di sela kekhawatirannya, Taehyung pastilah kecewa dengan kenyataan bahwa Jimin memilih pergi dengan alasan yang tidak diketahui alih-alih menepati janji untuk menjadi anggota baru keluarga Kim.

Bahkan Donghae pun merasakan perubahan sang adik. Sudah lama sekali sejak si bungsu Kim terakhir kali kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Mungkin semua itu karena Park Jimin sebegitu pentingnya bagi Taehyung.

Berbeda lagi dengan dua termuda mereka, yang menghabiskan setiap hari dengan menanyai para hyung tentang pencarian Jimin. Tiada henti meminta agar mereka segera menemukannya.

Hingga pada akhirnya, Jungkook jatuh sakit dan harus menjalani perawatan selama beberapa hari. Dokter bilang ia terlalu banyak beban juga pola makan yang tidak teratur.

Kini semua anggota bangtan sedang menjenguk Jungkook bersama Eunhyuk juga Yoongi yang sengaja datang untuk melihat kondisi si bungsu secara langsung.

"Yoongi-hyung." panggil Jungkook lirih, namun terlihat senang karena kedatangan kakak yang sudah sangat ia rindukan tersebut.

"Hei anak nakal, senang sekali membuat kami khawatir ya." gerutu Yoongi yang kini duduk di pinggir ranjang dan mengelus pipi sang adik lembut.

Jungkook tidak membalas, hanya memejamkan mata dan menikmati elusan dari Yoongi. Sedang yang lain duduk menyebar di sofa juga karpet yang tersedia di sana.

"Bagaimana dengan Jimin? Apa sudah ada titik terang?" tanya Eunhyuk yang kini duduk di samping Seokjin.

"Belum, hyung. Kurasa kita harus mulai mencari di luar Seoul. Semua orang suruhan kami sudah menyebar ke tiap bagian kota ini, tapi belum ada hasil juga." jelas Namjoon.

"Aku sudah memerintah beberapa orang untuk mencari di Daegu. Kalau memang perlu, kita cari di seluruh Korea sekalian." ucap Yoongi yang kini duduk bergabung bersama mereka.

Hoseok mengangguk tanda setuju, "well, aku juga berpikir seperti itu. Apa pun asal Jimin bisa ditemukan."

Selanjutnya mereka diselimuti keheningan, tanpa sadar, Taehyung tertidur di sofa membuat Namjoon dan Seokjin membenarkan posisi sang adik agar lebih nyaman.

"Tae-hyung terlihat lelah sekali." gumam Jihoon saat mengamati raut sang kakak sepupu.

Seokjin mengangguk, "yah, dia sama saja seperti Jungkook. Sulit mengendalikan rasa khawatirnya hingga tidak memperhatikan kondisi diri sendiri."

Beberapa di antara mereka menghela napas secara serentak, kemudian Eunhyuk menyadari bahwa Jihoon pun terlihat sedikit pucat, "Jihoon-ah, kau sendiri baik-baik saja?"

Yang ditanya mengangguk sambil tersenyum menenangkan, "tidak apa, hyung. Aku hanya kurang tidur."

"Kau juga harus menjaga kesehatan, eoh? Di situasi seperti ini, kita harus sama-sama kuat." Hoseok mengelus pundak Jihoon, membuat sang adik tersenyum lembut seraya mengangguk.

You Never Walk Alone√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang