Chapter 34

4.5K 611 167
                                    

Selama ini tidak pernah sekali pun Jihoon merasa takut untuk pulang ke rumah sendiri. Tapi sekarang berbeda, ia akan memberitahu sebuah berita besar yang mungkin akan membuat kedua orang tuanya benar-benar terkejut.

Sang kakak yang sejak pagi ia paksa untuk ikut bersamanya menuntut penjelasan sepanjang perjalanan mereka, namun Jihoon tetap bungkam, sampai akhirnya Namjoon dan Seokjin harus memberi pengertian pada pria tersebut, bahwa mereka akan menjelaskannya begitu tiba di kediaman Park.

"Bagaimana dengan Yoongi-hyung?" tanya Taehyung tiba-tiba.

Hoseok yang sejak tadi memainkan ponselnya menoleh pada sang adik, "ia bilang akan menyusul kita setelah menyelesaikan beberapa urusan di sana, Tae."

Sang adik hanya mengangguk, kemudian mengalihkan atensi pada pemandangan di luar jendela mobil, kembali memikirkan reaksi dari Yoongi beberapa hari lalu. Saat mereka menjelaskan semua tentang apa yang terjadi, tentu saja sang kakak terkejut bukan main.

Bahkan pemuda pucat dari Daegu itu bersumpah akan menuntut Sihyun hingga hukumannya jauh lebih berat lagi, tentu saja jika semua ini sudah terbukti nanti, yang terpenting sekarang adalah menemukan Park Jimin.

Tanpa terasa, perjalanan yang menghabiskan waktu berjam-jam itu kini telah usai. Mereka sampai di salah satu rumah cukup mewah, disambut sapaan saptam yang berjaga di dekat gerbang depan.

Minhyuk turun dari mobil ragu, ia masih merasa tak nyaman untuk pulang ke rumah tersebut, terutama karena belum memperbaiki hubungan dengan kedua orang tuanya. Jihoon yang menyadari hal itu menggenggam lengan sang kakak.

"Hyung, untuk saat ini tenang ya? Jangan marah pada eomma dan appa lagi. Aku akan memberitahu sesuatu yang mungkin bisa memperbaiki hubungan kita semua."

Helaan napas berat terdengar dari arah sang kakak, ia mengangguk pelan sebelum berjalan menuju pintu depan rumah mereka. Para anggota bangtan lainnya mengikuti dalam diam.

Jihoon membuka pintu rumah, kemudian masuk diikuti oleh yang lain. Ia menyahut, mencari keberadaan kedua orang tuanya. Dan yang pertama mereka lihat adalah wanita paruh baya berjalan tergesa dari salah satu kamar.

Sosok tersebut terkejut ketika melihat kedatangan mereka, terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mendekati Jihoon dan Minhyuk dengan air yang sudah menggenang di mata, kemudian memeluk mereka begitu erat.

"Minhyuk-ah, Jihoonie. Astaga." ucap ia seraya terisak, begitu terharu melihat kedua anaknya yang sudah lama tidak pulang.

Yang lebih muda membalas pelukan sang ibu sedang kakaknya hanya terdiam canggung.

"Oh, eomma sangat merindukan kalian. Bagaimana kabar kalian, nak? Baik-baik saja kan? Kalian tidak kekurangan apa pun kan?" ucap wanita cantik tersebut setelah melepas pelukan mereka.

Jihoon menghapus air mata di pipi sang ibu sebelum membalas, "kami baik-baik saja, eomma. Aku datang kemari ingin memberitahu sesuatu padamu."

"Apa itu, Jihoonie? Dan Minhyuk-ah, eomma senang akhirnya kau pulang juga." elusan diberi pada pipi anak pertama keluarga Park tersebut.

Belum sempat sang anak menjawab, atensi ibu mereka berpaling pada sosok beberapa pemuda yang berada di belakang mereka, "ah, siapa ini? Kalian teman-teman kedua anakku?"

Sontak mereka membungkuk sopan, dan Namjoon mengenalkan semuanya, "kami temannya Jihoon, ahjumma. Saya Namjoon, yang ini teman sekelas Jihoon, Jungkook, kemudian Seokjin, Taehyung dan Hoseok. Maaf jika kedatangan kami menganggu Anda."

You Never Walk Alone√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang