4 - Happy Anniversary

3.7K 553 22
                                    


12 April 2015

Wendy sedikit terburu-buru berjalan menuju kantin.

Baru saja ia mendapat pesan kelima dari Seulgi bahwa sahabatnya itu sudah menunggu di kantin.

Wendy merutuki Pak Yesung. Kalau saja guru matematikanya itu tidak mengajar terlalu lama pasti sudah dari tadi ia berada di kantin dan tidak membuat Seulgi menunggu lama. Sahabatnya itu memang tidak suka menunggu.

"Seul.."

Wendy menghampiri meja yang ditempati Seulgi dan duduk disampingnya.

"Lama amat sih, Wen. Untung ngga gue tinggal."

"Sorry, Seul. Gara-gara Pak Yesung nih ngga selesai-selesai ngajarnya. Padahal bel udah bunyi sepuluh menit yang lalu." Wendy memberengut lucu.

"Yaudah, tuh udah gue pesenin makan."

"Hehe..thanks ya Seul."

Sebelum meraih makanannya, Wendy melirik ke arah meja yang biasa ditempati Min Yoongi dan teman-temannya. Ia tidak pernah absen melakukan kebiasaannya itu saat di kantin. Mengecek keberadaan Yoongi.

Wendy tersenyum senang melihat sosok yang ia cari ada disana.

Yes, dia ada disana.

Namun, tak lama senyumannya luntur seketika saat ia melihat seorang perempuan menutup kedua mata Yoongi dari belakang laki-laki itu.

Dia Jennie Kim, kekasih Min Yoongi.

Tidak hanya itu, dari arah belakang Jennie ada beberapa temannya yang mengikuti dan satu orang terlihat membawa kue. Diatasnya terdapat lilin berbentuk angka 4.

"Happy anniversary, Sayaang.." Jennie berteriak lantang. "Maaf ya udah bikin kamu kesal seharian ini. Aku sengaja karena mau kasih surprise buat kamu."

Wajah Yoongi yang tadinya masam kini berubah cerah. Ia tersenyum lembut pada kekasihnya. Sebelah tangannya terulur untuk mengelus rambut hitam Jennie dengan sayang.

Semua kejadian itu tak luput dari penglihatan para siswa yang berada di kantin. Mereka sukses membuat isi kantin heboh. Jelas saja, pasangan terpopuler sekolah sedang merayakan hari jadi mereka yang keempat.

Tatapan iri terlihat jelas dari wajah beberapa siswa disana.

Berbeda dengan Wendy. Wajahnya terlihat jelas menampakkan kesedihan dan kecemburuan yang dalam. Wendy mati-matian menahan sesak di dadanya. Entah kenapa rasanya begitu sakit.

"Wen." Seulgi menepuk bahu Wendy lembut. Ada kilatan kekhawatiran dari matanya. Ia tahu betul apa yang dirasakan sahabatnya itu. "Lo ngga papa?"

"I'm okay." Wendy tersenyum seakan baik-baik saja.

Seulgi tahu Wendy tidak baik-baik saja. Wendy memang pintar menutupi perasaannya dari orang lain. Tapi tidak untuk Seulgi. Dia sudah lama mengenal Wendy. Seulgi pasti akan tahu apa yang dirasakan sahabatnya itu tanpa Wendy harus mengatakannya.

"Huh..beginilah rasanya jadi pemuja rahasia." gumam Wendy.

tbc

Vote yuk

Secret Admirer [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang