12 - Teka-Teki Seulgi

3.3K 471 39
                                    


Wendy sedang berada di rumah Seulgi untuk mengerjakan tugas kelompok yang diberikan dosen mereka.

“Wen,”

“Hm,”

“Si Yoongi gimana di komunitas?”

Wendy mengernyit. Bukan kali ini saja Seulgi menanyakan tentang Yoongi. “Ya gitu, biasa aja. Nggak gimana-gimana.”

“Kok biasa aja? Emang kalian nggak deket?”

“Gue deket sama semuanya.”

Seulgi terlihat berpikir sebelum kembali bertanya pada Wendy. “Gue boleh nanya nggak, Wen?”

“Dari tadi juga nanya.” kekeh Wendy. Dia merasa aneh dengan tingkah laku Seulgi. Akhir-akhir ini, Seulgi lebih banyak diam. Biasanya dia selalu cerita banyak hal pada Wendy. “Lo kenapa sih, Seul?”

“Eh, mm..Wen. Lo...masih ada perasaan nggak sama Yoongi?”

Wendy berpikir sejenak. Semenjak ia dan Yoongi dekat Wendy merasakan ada perasaan aneh dalam dirinya. Tapi Wendy tidak mau mengakui perasaan itu.

Wendy menggeleng sebagai jawaban.

“Nggak ada?” tanya Seulgi. “Serius nggak ada?” tanya Seulgi lagi, memastikan.

“Iya”

Mungkin.

***

Drrt drrt..

Deringan ponsel milik Seulgi mengalihkan Wendy dari tugas yang sedang ia kerjakan. Matanya melirik sekilas ponsel yang ada di atas nakas itu. Wendy melihat nama si penelpon.

Yoongi?

Seulgi sedang berada di kamar mandi. Wendy berpikir untuk mengangkatnya saja, siapa tahu penting. Namun, sebelum Wendy sempat meraih ponsel itu, Seulgi sudah lebih dulu mengambilnya dengan cepat.

Seulgi buru-buru menjauh untuk menerima telepon itu.

Wendy mengernyit. Dia bingung kenapa Seulgi harus menjauh saat menerima telepon dari Yoongi. Padahal biasanya ia santai bertelepon dengan siapa pun di depan Wendy.

Cukup lama Seulgi bertelepon dengan Yoongi. Ia tidak mau berpikir macam-macam apalagi sampai mencurigai sahabat sendiri. Tapi entah kenapa Wendy tetap saja gelisah memikirkan hal yang tidak-tidak.

Wendy menggelengkan kepalanya. Berusaha untuk fokus pada tugas yang sedang ia kerjakan. Toh, nanti Seulgi akan bercerita sendiri tanpa harus ia tanya.

Akhirnya, Seulgi kembali ke kamarnya. Wajah wanita itu terlihat sedikit berseri.

“Telepon dari siapa, Seul? Tumben banget pake ngejauh segala,” tanya Wendy memancing Seulgi untuk bercerita.

Seulgi yang seakan baru menyadari kalau Wendy ada di kamarnya pun terlihat tegang.

“Hah?”

“Biasanya kalo terima telepon lo nggak pernah ngejauh gitu. Ada yang lo sembunyiin ya dari gue?” mata Wendy memicing penuh selidik.

Seulgi menelan ludahnya, “I-itu tadi gue sekalian ke dapur ambil minum, gue haus banget.”

Wendy tahu sahabatnya itu sedang berbohong. Namun, ia membiarkan saja.

“Oh.”

***

“Seul, hari ini jadi kan ke toko buku?” tanya Wendy saat mereka telah selesai mengikuti perkuliahan. Dia dan Seulgi berencana mencari buku yang diperlukan untuk salah satu mata kuliah.

Seulgi terlihat terburu-buru merapikan barang-barangnya. “Sorry, Wen. Kayanya ngga jadi deh. Gue ada urusan. Lo duluan aja, nanti gue cari sendiri.”

Sedari tadi Seulgi terus mengecek ponselnya. “Gue duluan ya, Wen. Bye..”

Wendy terus memandangi Seulgi sampai ia menghilang di balik pintu. Ia terus bertanya, apa yang sebenarnya Seulgi sembunyikan darinya?

Wendy menghela napas kasar. Mau tidak mau ia harus mencari sendiri buku yang ia butuhkan. Padahal kalau Seulgi ikut lumayan bisa menghemat ongkos dengan menumpangi motor milik wanita bermata sipit itu.

Wendy segera berjalan menjauhi kampus menuju halte bis yang akan mengantarkannya ke mal yang akan ia tuju.

***

Salah satu mal di kota Seoul hari itu sangat ramai. Tidak heran karena mal tersebut berada di pusat kota yang mudah dijangkau oleh siapa saja.

Wendy berjalan sendiri. Ia sedikit melihat-lihat berbagai jenis barang dari berbagai merk yang dijual disana, sebelum akhirnya ia menginjakkan kaki di toko buku. Ia langsung mencari buku yang ia butuhkan. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Wendy tidak langsung pulang. Ia beralih menuju rak bagian novel.

Sedang asyik melihat-lihat novel yang dipajang disana, dari kejauhan Wendy melihat seseorang yang Wendy kenal. Min Yoongi sedang berada di dekat rak bertuliskan “manajemen”. Meskipun lelaki itu menghadapkan tubuhnya ke arah Wendy, sepertinya Yoongi tidak menyadari keberadaan wanita itu.

Wendy berniat untuk menghampiri Yoongi, sebelum ekor matanya menangkap sosok lain yang sangat ia kenal. Seulgi menghampiri Yoongi sambil membawa buku yang sama seperti yang Wendy beli.

Wendy terkejut bukan main. Sahabatnya itu membatalkan rencana dengannya untuk pergi dengan Min Yoongi. Berdua. Seulgi tidak pernah cerita kalau ia dekat dengan Yoongi.

Mereka terlibat perbincangan yang tak bisa didengar oleh Wendy. Wendy akhirnya memutuskan untuk beranjak menuju kasir dengan sedikit terburu-buru, berharap dengan begitu mereka tidak melihatnya.

Namun, malang bagi Wendy, begitu sampai depan kasir ternyata cukup ramai dengan antrean beberapa orang. Wendy terpaksa harus menunggu, dan berharap mereka tidak melihatnya. Kalau saja buku dalam genggamannya tidak ia perlukan, mungkin Wendy sudah menaruh buku itu disembarang tempat, tidak jadi membelinya, dan secepatnya pergi dari tempat itu.

Sedang mengantre, Wendy merasakan ada seseorang yang juga mengantre di belakangnya.

Semoga bukan salah satu dari mereka, pikirnya.

Sialnya, harapannya itu tak terkabul.

“Wendy.” Wendy mematung. Terdengar suara seorang laki-laki yang sangat ia kenal dari belakangnya. Dengan terpaksa ia menoleh, tentunya dengan memasang wajah pura-pura terkejut.

“Yoongi?”

“Lo disini juga? Beli buku apa?” Wendy menunjukkan buku dalam genggamannya. “Buat tugas kuliah ya? Seulgi juga beli itu.”

Wendy melirik ke arah Seulgi yang membisu, memandang ke arahnya dengan tatapan yang Wendy tak mengerti apa artinya.

“Ada Seulgi juga?” tanya Wendy. “Kalian bareng?”

Wendy bertanya pada Seulgi, namun malah Yoongi yang menjawab.

“Iya, tadi gue mau cari sesuatu di mal ini. Sekalian Seulgi katanya mau cari buku.”

Wendy hanya mengangguk dan tersenyum ke arah mereka.

Giliran Wendy untuk membayar tiba. Setelah melakukan transaksi, Wendy bergegas meninggalkan tempat itu.

“Gue duluan, ya.”

Namun, Yoongi menahannya. “Ikut kita makan yuk, Wen. Kita mau makan abis ini.”

“Eh, nggak usah. Gue masih ada urusan. Tadi disuruh pulang cepet.” ucap Wendy dengan terbata. “Duluan ya.”

Wendy segera meninggalkan kedua orang yang melongo di belakangnya.

Tbc.

Hayoloh Seulgi sama Yoongi ngapain beduaan?? 🙈

Secret Admirer [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang