Epilog

5.2K 446 40
                                    


Lima tahun kemudian...

“Kak, aku pulang ya.” Pamit Yeri diikuti oleh pelayan lainnya. Yeri adalah salah satu pelayan yang bekerja di cafe milik Wendy.

“OK, thanks ya, Yer. Thanks temen-temen semua.” Senyum ramah Wendy mengiringi kepergian para karyawan di cafe miliknya.

Setelah lulus kuliah, Wendy memutuskan untuk tidak bekerja kantoran. Dia lebih suka berada di balik meja dapur untuk membuat kue dan berbagai macam pastry yang memang sudah menjadi hobinya sejak lama. Untuk itulah, dia membuka cafe sebagai tempat untuk memperkenalkan kue hasil karyanya pada dunia.

Sepeninggal karyawannya, Wendy sedikit membersihkan cafe-nya di bagian yang belum dibersihkan oleh karyawannya tadi sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing. Ia melakukan itu sembari menunggu kekasihnya menjemput.

Sepulang kerja, Yoongi pasti selalu menyempatkan diri menjemput kekasihnya di cafe. Alasannya karena ia tidak mau Wendy mengambil risiko pulang malam sendirian. Di sisi lain, hal itu juga menjadi alasan agar mereka menjadi lebih sering bertemu.

Ngomong-ngomong soal Yoongi, berbeda dengan Wendy yang lebih memilih berwirausaha, Yoongi bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Korea Selatan. Sampai saat ini mereka masih menjadi sepasang kekasih. Dan saat ini sudah mencapai tahun kelima mereka menjalin hubungan.

Mereka menjalin hubungan yang harmonis. Tidak pernah sekalipun terjadi pertengkaran hebat. Hanya pertengkaran kecil biasa. Mereka semakin mesra tiap harinya. Seperti tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Wendy yang sedang berdiri di dekat meja kasir untuk menghitung jumlah pendapatannya hari itu, tidak menyadari ada seorang pria yang membuka pintu cafe-nya. Posisi Wendy yang membelakangi pria itu membuat dirinya menyeringai, berniat untuk mengerjai.

Wendy sedikit tersentak saat merasakan seseorang di belakangnya mendekat dan menutup kedua matanya dengan tangan besarnya.

Guess me.” Laki-laki itu berbisik di telinga Wendy dengan suara beratnya. Wendy sangat tahu siapa pemilik suara yang sangat ia sukai itu.

“Yoongi.” jawabnya.

No...bukan gitu, Sayang.” ujar Yoongi sedikit merajuk.

Wendy menghembuskan napas jengah. Dia sangat tahu kebiasaan Yoongi yang selalu bermanja-manja padanya. “Yoongi sayang. Aku tau ini kamu.”

Yoongi terkekeh. Ia lantas membalikkan tubuh kekasihnya untuk menghadap ke arahnya, lalu mengecup bibir Wendy singkat.

“I miss you.

Wendy memutar bola matanya. “Perasaan kita ketemu tiap hari. Tiap hari kamu jemput aku. Tiap jam kamu telepon aku. Kadang kalau jam makan siang kamu nyamperin aku disini. Emangnya kamu nggak bosen sama aku?”

“Nggak dong, Sayang. Jangan ngomong gitu ah.” Yoongi menyentil dahi Wendy pelan sebagai tanda ia tidak suka Wendy berkata seperti tadi. Wendy meringis pura-pura merasa kesakitan. Detik selanjutnya, Yoongi mengecup dahi Wendy di tempat ia menyentilnya tadi, agar rasa sakitnya berkurang.

“Kamu udah selesai beres-beresnya?” tanya Yoongi lembut.

“Hm, udah kok.” Wendy memasukkan uang hasil pendapatan cafe-nya hari itu ke dalam tasnya.

Secret Admirer [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang