24 - Terlambat

3.3K 432 70
                                    


Puas bermain air, Wendy dan Hoseok duduk berdampingan di pinggir pantai di atas pasir putih.

Wendy terlihat sedikit kedinginan dengan bajunya yang basah. Meskipun perempuan itu terlihat tidak masalah. Ia masih setia memandangi keadaan laut lepas di depannya dan merasakan angin pantai yang membuatnya tenang.

Hoseok menyadari tubuh Wendy yang sedikit gemetar. Ia melepaskan jaketnya untuk kemudian ia kenakan pada tubuh Wendy.

Wendy cukup tersentak dengan apa yang Hoseok lakukan. Ia berniat untuk mengembalikannya karena lelaki itu pun sama bajunya basah seperti dirinya. Bahkan cowok itu hanya mengenakan kaos putih tipis saat ini.

“Nggak usah dibalikin.” cegah Hoseok.

“Tapi baju lo juga basah.”

It’s okay. Gue cowok kuat.” Ujar Hoseok dengan nada bercanda.

Wendy terkekeh geli. Lelaki itu memang paling bisa mengeluarkan kata-kata ampuh untuk membuatnya tertawa.

“Gue seneng deh liat lo senyum. Apalagi ketawa kaya barusan.” Ucap Hoseok seraya memandangi wajah Wendy.

Mereka saling menatap.

“Wen, sejak ikut komunitas, aku udah kagum sama kamu. Pembawaan kamu yang baik dan menyenangkan bikin aku suka. Semenjak kita berdua di Busan, aku yakin kalo ini bukan hanya perasaan kagum semata. Entah kenapa aku pengen liat kamu selalu bahagia. Apapun yang kamu rasain selama ini, segala kesedihan kamu, meskipun aku nggak tau apa yang bikin kamu sedih, aku ingin menghapusnya. Aku suka kamu, Wen. Izinin aku untuk selalu bikin kamu bahagia.”

Bukan maksud Hoseok sebenarnya untuk mengungkapkan perasaannya pada Wendy saat ini. Namun, sepertinya suasana pantai yang tenang membuatnya terbawa suasana. Ia ingin segera menjadikan Wendy miliknya.

Wendy menelan ludahnya kasar. Ia sedikit terkejut dengan pernyataan Hoseok. Wendy mencoba menyelami ketulusan Hoseok dari tatapan matanya.

Hoseok laki-laki yang baik. Dia menyenangkan, dan itu yang membuatnya nyaman selama ini berdekatan dengan laki-laki itu.

“Kamu mau jadi pacar aku?”

Berdekatan dengan Hoseok membuatnya sejenak melupakan kegundahan hatinya. Dia tidak memikirkan apapun yang membuatnya sedih. Termasuk Yoongi. Sakit hatinya seakan menguap begitu saja digantikan dengan senyum kebahagiaan tiap mendengar lelucon Hoseok.

Untuk itu, Wendy mengangguk mantap. Mengizinkan seorang Jung Hoseok untuk membuatnya selalu bahagia seperti yang laki-laki itu bilang.

Hoseok yang melihatnya tersenyum senang, meskipun sedikit tak percaya cintanya akan dibalas oleh wanita pujaannya. Ia memeluk Wendy erat, menyalurkan segala kehangatan, tidak hanya dari tubuhnya tapi juga dari hatinya.

Wendy pun membalasnya, meskipun sudut kecil hatinya meragukan keputusannya.

Semoga ini adalah pilihan yang benar. Ia akan menerima Hoseok dengan sepenuh hatinya. Karena Wendy berhak bahagia. Dan baginya, Hoseok adalah orang yang tepat yang dapat mewujudkan itu.

*****

Suara deru motor besar menggema menelusuri jalanan siang itu. Motor tersebut berhenti di salah satu pekarangan sebuah rumah. Selain motor Yoongi, sudah ada beberapa kendaraan yang terparkir disana.

Yoongi menuruni motornya. Hari ini komunitas akan mengadakan acara makan bersama anak-anak di rumah singgah.

Belum terlambat baginya untuk menjelaskan pada Wendy apa yang terjadi selama ini. Terutama kejadian saat ia mencium Jennie saat di Busan. Ia akan berbicara jujur pada Wendy bahwa wanita yang selama ini ia cintai hanyalah Wendy seorang. Mungkin, setelah acara di rumah singgah selesai ia akan berbicara pada gadisnya, berdua.

Secret Admirer [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang