19 - Pertanyaan Aneh

3.2K 475 48
                                    

°°°

Pagi-pagi sekali Wendy sudah bangun. Ia sudah terlihat rapi dengan pakaian olahraga yang membalut tubuhnya. Pagi ini ia ingin menikmati udara pagi pedesaan di hari terakhirnya menjadi relawan pengajar di Busan.

Wendy keluar kamar sambil menenteng sepatu olahraganya.

Rumah masih sepi. Rekan-rekannya masih belum ada satu pun yang terbangun.

Seketika pandangannya tertuju pada ruang tengah. Tempat dimana semalam ia melihat Min Yoongi bercumbu mesra dengan mantan kekasihnya, Jennie Kim.

Wendy tahu Jennie adalah mantan terlama yang pernah berpacaran dengan Yoongi. Bahkan kabarnya kedua orang tua mereka juga berhubungan baik.

Namun, Wendy tidak habis pikir. Tentu saja apa yang mereka lakukan bukan hal wajar diantara mantan kekasih. Bagaimana jika Seulgi tahu?

Ia ingin sekali memberitahu Seulgi kelakuan kekasihnya itu. Bagaimanapun juga Seulgi adalah sahabatnya. Ia tidak suka sahabatnya dikhianati oleh laki-laki.

Tapi di sisi lain, ia tidak tega jika nanti Seulgi kecewa.

Wendy ingat sekali malam itu Yoongi menyadari kehadirannya dan menatapnya tajam. Apa laki-laki itu takut ia memberitahu Seulgi?

Tanpa Wendy sadari, Yoongi keluar dari kamar. Sorot matanya lantas menangkap sosok Wendy yang berdiri memperhatikan ruang tengah dengan pandangan kosong.
Sekelebat ingatan kejadian semalam dimana Wendy melihat apa yang ia dan Jennie lakukan, terlintas dibenaknya.

Seharusnya ia mencegah Jennie. Bodohnya ia malah mengiyakan permintaan perempuan itu, sampai akhirnya perbuatannya terpergok orang lain.

Wendy memakai sepatu olahraganya. Ketika berbalik hendak keluar rumah, betapa terkejutnya Wendy melihat Yoongi sedang berdiri menatapnya, dengan tubuh bersandar pada dinding pintu dan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana.

Sudah berapa lama dia berdiri disana? Pikir Wendy.

Wendy berjalan cepat menuju pintu utama. Ia menunduk berusaha menghindari tatapan intimidasi dari Yoongi.

“Mau kemana?” tanya Yoongi, menghentikan langkahnya.

Wendy menjawab tanpa menatap Yoongi, “Jogging.”

“Tunggu disitu.” Ucap Yoongi menuntut. Ia lalu berbalik memasuki kamarnya untuk berganti pakaian. Meninggalkan Wendy yang termangu, bingung.

***

Sorry yang semalem.” Ucap Yoongi.
Mereka tengah berjalan menikmati udara pagi hari pedesaan yang sejuk.

Sedari tadi melangkah keduanya sama-sama terdiam. Tidak ada yang memulai percakapan. Sampai akhirnya, Yoongi memecah keheningan.

Wendy menghentikan langkahnya. “Semalem? Yang mana?”

Sorry kamu harus liat adegan nggak senonoh.” Ucap Yoongi dengan wajah menyesal.

“Hm. Mata gue terkontaminasi.” Ucap Wendy dengan nada bercanda. Ia kembali melangkahkan kakinya, diikuti oleh Yoongi. “Lain kali cari tempat sepi. Jangan tempat umum kaya kemarin. Ya, walaupun di rumah, tapi kan ada orang lain. Gue bukannya mau sok ceramahin lo. Gue juga bukan siapa-siapa lo. Tapi ya perbuatan kalian nggak baik dilihat orang. Kalau ada orang lain yang lihat selain gue dan Hoseok, emangnya kalian mau dilaporin ke warga sekitar terus diarak keliling desa karena berbuat asusila?”

Wendy terkekeh melirik ke arah Yoongi di sebelahnya. Yoongi tidak tahu bahwa sebenarnya hatinya tercabik saat mengingat kejadian semalam yang tidak hanya menodai matanya tapi juga hatinya.

“Sebenernya hubungan kalian apa sih? Ya gue bukannya mau ikut campur, tapi Seulgi itu sahabat gue. Gue nggak mau dia kecewa dan sakit hati liat pacarnya sama cewek lain.”

Wendy harus mengetahui kejelasan hubungan Yoongi dan Jennie. Sia-sia dong Wendy mengubur perasaannya pada Yoongi demi menjaga perasaan Seulgi kalau ternyata Yoongi malah mengkhianati sahabatnya.

Yoongi terlihat terdiam seperti memikirkan sesuatu. Ia menarik pelan lengan kanan Wendy untuk menghentikan langkahnya. Bukannya menjawab Wendy, ia malah mengajukan pertanyaan yang tak terduga pada gadis itu.

“Kamu suka nggak sama aku?”

Wendy mengangkat sebelah alisnya, bingung dengan pertanyaan cowok di depannya. Lalu sedetik kemudian ia tertawa.

Wendy mendengus geli. Ia melanjutkan langkahnya. Mengabaikan pertanyaan Yoongi yang sebenarnya membuat jantungnya berdetak cepat.

“Menurut kamu, aku gimana?” tanya Yoongi yang kini sudah kembali berdiri di sebelah Wendy, menyejajarkan langkahnya dengan gadis itu.

Wendy sedikit melirik Yoongi. “Lo? Baik.”

“Itu aja?”

Wendy menggumam mengiyakan.

Keheningan kembali tercipta di antara mereka. Udara dingin membuat Wendy mengeratkan jaketnya. Yoongi pun terlihat memasukkan kedua tangannya pada saku jaket yang ia pakai. Jalanan masih sepi. Belum terlihat banyak orang yang berlalu-lalang. Mungkin mereka masih bergelung di bawah selimut akibat udara dingin yang menyapa.

Yoongi melirik Wendy. “Kamu suka tipe cowok kayak gimana?”

“Mm..laki-laki yang bertanggung jawab dan bisa bikin gue nyaman.”

Yoongi mengangguk sekilas. “Aku termasuk tipe kamu bukan?”

Wendy sedikit terkejut dengan pertanyaan Yoongi. Namun, ia segera menormalkan ekspresinya agar tidak disadari oleh cowok itu. “Lo kenapa sih? Dari tadi omongannya aneh.”

Mengabaikan ucapan Wendy, Yoongi kembali bertanya, “Kamu udah punya pacar?”

Wendy mengerutkan dahinya.

Ia hanya menggeleng sekilas.

“Aku nggak masalah kamu ceramahin aku kayak tadi. Jadi siapa-siapanya kamu juga aku nggak masalah.”

Wendy terkesiap. Ia tidak mengerti apa maksud ucapan cowok di sampingnya ini.

Sambil melirik tepat ke manik mata Wendy, Yoongi lalu berjalan lebih dulu dengan senyum lebarnya. Meninggalkan Wendy yang terkejut di belakang.

Dan Wendy juga baru menyadari kalau sedari tadi Yoongi berkata aku-kamu padanya.

Tbc.

Terimakasih sudah masukin cerita aku ke reading list💕

Secret Admirer [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang