Yoongi berlari sekuat tenaga menyusuri jalanan komplek sore itu yang lumayan ramai. Jarak dari lapangan basket menuju taman komplek tidak begitu jauh. Namun, ia memutuskan berlari mengejar cintanya. Tidak ingin membiarkan Wendy menunggu. Hoseok sudah menyerahkan Wendy untuknya. Dia tidak boleh lagi menyia-nyiakan kesempatan yang ada.Khawatir Wendy meninggalkan tempatnya, Yoongi memutuskan menghubungi gadis itu lebih dulu.
“Halo.”
“Wen, kamu dimana?”
“Aku di taman deket komplek.”
“Tunggu aku disitu. Jangan pergi sebelum aku sampai sana.”
Tanpa menunggu balasan Wendy, Yoongi memutus sambungan telepon. Ia kembali berlari menuju taman tempat Wendy berada. Menghampiri bidadari hatinya.
***
Wendy menatap layar ponselnya datar. Ia sudah berada di taman sejak lima belas menit yang lalu atas permintaan Hoseok yang ingin mempertemukannya dengan Yoongi. Baru saja Yoongi meneleponnya dan memutus sambungan telepon secara sepihak. Lelaki itu meminta Wendy menunggunya di taman. Wendy menebak, pasti Hoseok sudah mengatakan semuanya pada Yoongi.
Tangan Wendy yang digunakan untuk menggenggam ponselnya bergetar hebat. Jantungnya saat ini berdebar untuk menemui Yoongi. Ia bingung apa yang harus ia katakan nanti pada cowok itu? Apa dirinya yang harus lebih dulu menyatakan perasaannya?
Berkali-kali ia menghembuskan napasnya pelan, mencoba untuk tenang.
Tak lama kemudian, Yoongi datang. Ia berdiri tidak jauh dari tempat Wendy duduk dengan napas terengah-engah karena habis berlari.
Menyadari kedatangan Yoongi, Wendy menolehkan kepalanya ke arah laki-laki itu. Ia beranjak dari duduknya. Tatapan mereka saling bertubrukan satu sama lain. Bak adegan di drama Korea, mereka saling menatap dalam beberapa jarak sebelum akhirnya saling berlari menghampiri.
Saat sudah saling berdekatan dan saling berhadapan, mereka tersenyum satu sama lain. Lama mereka melakukan itu. Waktu seakan berhenti berdetak.
“Halo, secret admirer.” Yoongi memecah keheningan di antara mereka.
Wendy tersenyum malu-malu. Ia menundukkan kepalanya tidak berani menatap langsung mata Yoongi.
Yoongi mengangkat dagu Wendy, bermaksud mendongakkan kepalanya agar pandangannya hanya tertuju pada Yoongi. “Aku mau buat pengakuan sama kamu. Aku belum sempat bilang ini secara langsung sama kamu, kan?”
“Aku cukup tau kamu udah punya perasaan sama aku sejak kita sama-sama masih SMA. Tapi, sebenernya bukan kamu aja yang selama ini mengagumi dari jauh. Aku pun juga begitu. Tanpa kamu tau, aku sering sengaja lewat depan kelas kamu cuma mau liat muka kamu yang lagi serius baca buku di kursi kamu di pojok depan kelas, padahal anak-anak lain lagi ribut karena nggak ada guru.”
Wendy terkejut Yoongi sampai tahu sedetail itu mengenai dirinya.
“Kamu inget kan, kamu sekelas sama Jennie di tahun terakhir sekolah? Aku juga sengaja bolak-balik ke kelas kamu. Alasannya untuk nyamperin Jennie. Padahal, lagi-lagi aku cuma pengen liat muka kamu. Dan waktu itu pertama kalinya aku liat kamu ketawa-tawa sama teman-teman kamu. Jujur, senyuman kamu mengalihkan duniaku. Aku jadi pengen terus liat senyuman itu.”
“Intinya, aku udah dari dulu suka sama kamu. Suka perhatiin kamu dari jauh. Suka senyuman kamu. Suka dengan segala macam ekspresi kamu. Oh ya, aku mau kasih ini ke kamu. Aku sempet ambil tadi di rumah sebelum kesini. Dan mau nunjukin ke kamu. Untung aku nggak lupa.”
Yoongi memberikan notes yang pernah Wendy tulis berisi puisi untuk laki-laki itu dan menempelkannya di mading sekolah. Ternyata, diam-diam Yoongi mengambilnya dan disimpan hingga saat ini.
To MYG
Apakah semesta akan menyatukan kita?
Saat ini aku hanya bisa menatapmu dari jauh
Menjagamu dengan menyebut namamu dalam setiap doaku
Aku, yang mencintaimu dalam kebisuan
Shon
“Astaga. Kamu nyimpen ini?” Wendy mengambilnya. Ia tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Ternyata, banyak rahasia Yoongi mengenai dirinya yang tidak ia tahu.
Yoongi mengangguk. “Aku tau itu dari kamu.”
“Ternyata selama ini kita sama-sama pengagum rahasia. Kamu pengagum rahasia aku. Aku juga pengagum rahasia kamu.” lanjut Yoongi.
“Iya. Pengagum rahasia yang bodoh. Ngapain pake pura-pura pacaran sama Seulgi.” ujar Wendy mencebik.
“Kamu juga bodoh. Kenapa kamu nggak cemburu waktu denger aku sama Seulgi pacaran? Padahal kamu cinta sama aku.”
“Karena aku nggak mau nyakitin sahabat aku. Sahabatku lebih berharga dari apapun.”
Yoongi mengulurkan tangannya. Ia menyelipkan helaian rambut Wendy ke telinga gadis itu. Lalu mengelus pipi gadis itu lembut. “Aku nggak ngerti lagi sama kamu, Wen. Kamu bagai malaikat. Hati kamu murni. Aku beruntung memiliki kamu.”
Setelahnya, Yoongi mendekatkan wajahnya, mencium kening gadis itu lama.
Wendy memejamkan matanya. Menerima kehangatan yang Yoongi salurkan.
“I love you, Son Wendy.” Ungkap Yoongi saat sudah melepas ciumannya. Menatap tepat pada manik mata Wendy.
“I love you, too, Min Yoongi.”
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer [COMPLETED]
Fanfiction[Republish] Tentang Son Wendy yang memilih Min Yoongi sebagai cinta pertamanya. Lalu bagaimana dengan Min Yoongi? . . . [Cerita ringan, ngga bikin bosen] Januari 2018 - Mei 2018 #1 on Wenga (11/09/2019)