"Aku cuma tidak ingin merubah keadaan dan keluar dari zona nyaman, bagiku kamu bersamaku saja itu sudah buatku senang"
-Iqbaal Ramadhan
Acha berlari kesana-sini seperti anak SD yang kegirangan kalau dilepaskan sendiri diarena timezone, oh bukan ini bukan timezone, ini hanya tempat perbelanjaan dimana diskon besar-besaran menjelang akhir tahun sedang diadakan.Acha sibuk berburu diskon membuat Iqbaal kuwalahan harus mengikutinya.
Iqbaal sangat lelah saat ini, bukan hanya harus memantau Acha saja tapi disetiap Iqbaal bergerak untuk mengejar Acha selalu saja Iqbaal terhadang oleh satu-dua orang yang meminta berfoto dengan dirinya, jadilah Iqbaal harus berhenti untuk berfoto dengan mereka dan Iqbaal selalu kembali harus kehilangan jejak kemana Acha pergi
“Achaaa kenapa lu ngerepotin banget hari ini?” geram Iqbaal
Acha menimang dua dress ditangan kanan dan kirinya. Masing-masing berwarna Abu-abu dan merah muda, kesemuanya adalah warna kesukaan Acha.
“yang ini bagus ga?” Acha menunjukkan dress merah mudanya didepan Iqbaal, dress lengan panjang dengan hiasan pita kecil dan bawahan selutut. Sangat sederhana, tidak ada motif yang mencolok tapi tetap elegan
“bagus” jawab Iqbaal datar
“kalo yang ini?” kali ini dress abu-abunya, dress selutut, lengan panjang, berkerah, dan terdapat pita yang menjuntai dibagian lehernya
Simple
Tapi Iqbaal bisa membayangkan Acha akan cantik dengan kedua dress itu, bahkan Acha tetap cantik dengan pakaian apapun meski tanpa make up sekalipun. Sungguh Iqbaal berkata jujur, tidak ada unsur melebih lebihkan
“bagus juga”
“ini sama ini bagusan mana?” Acha bergantian menunjukkan dress pilihannya untuk meminta persetujuan Iqbaal dress mana yang lebih bagus menurutnya
“bagus semua udah ambil semua deh” jawab Iqbaal tak sabar
“daritadi lu muter-muter mulu cuma dapet ginian” Iqbaal menjinjing 1 kantong belanjaan Acha yang berisi kosmetiknya termasuk kutek yang sudah Iqbaal janjikan untuk membelikannya
“ga asik belanja sama cowo” dumel Acha tidak jelas seraya menuju kasir untuk membayar
Lebih tepatnya Iqbaal yang membayar, bukan Acha
Iqbaal memutar bola matanya “apasih maunya” dan berlari mengejar Acha
***
Iqbaal masih setia menemani Acha berkeliling mall hanya untuk berjalan-jalan saja. Setelah mampir dan makan di kedai kebab yang berada di dalam mall Iqbaal mengajak Acha untuk pulang tapi Acha ingin berkeliling mall sebentar hanya untuk melihat-lihat dan mencuci mata. Iqbaal menuruti saja karena menurutnya malam masih belum terlalu larut juga
Iqbaal diam-diam melirik Acha yang tampak santai-santai saja seperti tidak ada masalah atau apapun itu yang mengganggu pikirannya,
‘sebenernya dia tau ngga sih kalo dia itu mau ditunangin sama gua?’ batin Iqbaal menebak-nebak
Jujur Iqbaal saat ini was-was sebenarnya Iqbaal tidak menginginkan pertunangan yang dirasa sangat dini ini. Meskipun hanya menukar cincin tapi komitmen yang dipegang itu sangatlah berat, bagaimana Iqbaal bisa tahan berhubungan jarak jauh dengan Acha setelah sebelumnya Iqbaal gagal berhubungan jarak jauh dengan Zidny –Mantan Iqbaal–, bagaimana Iqbaal akan mengulang untuk kedua kalinya bersama orang yang berbeda? Cukuplah bagi Iqbaal seperti ini, cukuplah Acha menjadi bestfriendnemy bagi Iqbaal tanpa mengubah statusnya menjadi lebih serius lagi, karena Iqbaal menyayangi Acha sebagai apapun itu
Iqbaal melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, jarum pendek sudah berada di angka 9 dan jarum panjang di angka 3,
“balik yuk tadi gua bilang ke orang rumah cuma keluar sebentar, tapi ini kita udah hampir ……”
“Iqbaal boneka doraemon Iqbaal beliin” belum sempat Iqbaal melanjutkan perkatannya Acha sudah hampir menjerit saat mendapati boneka doraemon super jumbo dipajang didepan salah satu toko
Acha memang sangat suka dengan doraemon, ia memiliki koleksi boneka doraemon yang cukup banyak dirumahnya baik yang berukuran kecil sampai sedang, tapi yang berukuran sebesar itu Acha belum punya
“boneka segede kulkas gitu mau lu apain? nanti ribet juga bawanya ke mobil” alibi Iqbaal sebenarnya untuk membujuk Acha agar tidak perlu membelinya, bukan karena Iqbaal tidak ingin membelikannya tapi lebih karena Iqbaal tidak ingin susah-susah membawanya pulang, memasukkannya kemobil, dan mengeluarkannya lagi, itu membutuhkan banyak energi, dan Iqbaal rasa lebih berat bonekanya daripada Acha
“nanti kan di bawain sama mas-masnya ke mobil, atau ga kita paketin aja nyuruh orang ngirim kerumah” bujuk Acha pada Iqbaal.
Sebenarnya yang dimaksud ‘mas-mas’ adalah penjaga toko yang akan membawakan bonekanya masuk ke mobil, jadi Iqbaal tidak perlu repot-repot membawanya dan jadi pusat perhatian seisi mall“iya besok-besok gua beliin kalo mall sepi, yuk pulang” Iqbaal mengait tangan Acha untuk berjaga-berjaga kalau-kalau Acha berlari dan memeluk boneka doraemon itu, bisa repot Iqbaal nanti
“Acha ngga dibeliin bonekanya?” Acha memelas sengaja memasang wajah sedihnya
“iya besok besok gua beliin kalo mall lagi sepi, udah sekarang ayo pulang”
“doraemon jangan pergi dulu ya, besok-besok Iqbaal bakal ambil kok buat Acha” Acha berkata lirih menatap sendu boneka doraemon idamannya
***
Acha sudah duduk dikursi penumpang sambil mulai membuka snacknya yang tadi sempat mampir untuk membelinya. Acha baru ingat bahwa ia belum menyentuh snacknya sejak ia beli dengan Iqbaal tadi, tapi Iqbaal yang masih terlihat diluar mobil membuat Acha membuka jendela dan melongok ke Iqbaal “kenapa?” tanya Acha
“gua ketoilet dulu ya daripada ntar kebelet? lu tunggu disini aja” pamit Iqbaal dan langsung berlalu kembali masuk ke area mall
“eh Iqbaal tuh Iqbaal zid, ciye ciye kok bisa papasan ya”
Iqbaal mengenali suara itu. Tidak salah lagi itu suara teman-temannya Zidny sekaligus juga temannya Iqbaal waktu masih bersekolah di Global Islamic School
Iqbaal yang baru saja sampai beberapa langkah dari pintu masuk belakang mall langsung menolehkan pandangannya kebelakang
3 wanita yang sangat dikenali Iqbaal, Namira, Nanda, dan mantannya –Zidny– berjalan mendekatinya. Zidny agak ragu untuk mendekati Iqbaal, seperti ada perasaan canggung dan tidak enak untuk bertatap muka dengan pria itu. Tetapi Zidny berusaha bersikap biasa saja, dia menyembunyikan kegugupannya untuk bertemu Iqbaal
“eh hai” sapa Iqbaal
Bersambung~
Hayuluhh Iqbaal ketemu mantannya? 😂
Yayy gimana nih jalan ceritanya? Ngebosenin atau gimana sih?
Kritik dan saran sangat dibutuhkan yaa
Jangan lupa vote dan komennya juga biar nambah semangat buat nulis
Maafkan jika banyak typo maupun EYD dan tanda baca yang tidak benar, kritik dan saran sangat dibutuhkan-olvy indahsya-
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BESTFRIENDNEMY [IDR]
Teen FictionSiapa yang tidak kenal Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan? Artis cilik mantan personil boyband yang baru berulang tahun ke 18 ini ternyata diam-diam sudah bertunangan dengan seseorang Apakah pertunangan itu keinginan Iqbaal atau ambisi kedua orang tuanya? ...