Tok! Tok! Tok!
Beep
Berkali-kali Acha mengetuk dan menekan bel di pintu gerbang Iqbaal. Sudah hampir lima menit tidak ada jawaban dari sang empunya rumah. Kalau saja Acha tidak ingat bahwa ini adalah rumah calon mertuanya maka ia akan dengan senang hati mendobrak gerbangnya agar terbuka, tapi tidak. Acha ingat kalau ini rumah calon mertuanya dan ia harus sangat menjaga sopan santunnya dengan tidak murka menggedor pintunya
Acha memicingkan mata mencoba mengintip dari sela kecil pintu, ia bisa melihat bahwa mobil Bunda Rike tidak terparkir di garasi, bisa jadi bunda dan ayah Iqbaal tidak ada dirumah, lalu apakah Iqbaal juga?
Acha mendongak ke atas, ke lantai dua rumah Iqbaal, timbul ide di benaknya
Pletak!
Acha melempari jendela kamar Iqbaal dengan kerikil kecil. Ia hanya ingin memastikan apakah Iqbaal juga tidak ada dirumah atau dia sedang tidur pulas dikamarnya
Pletak! Pletak!
Pletak! Pletak! Pletak! Pletak!
Sepertinya di dalam sana tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tapi Acha tidak menyerah, ia terus mengumpulkan kerikil di sebrang jalan
Pletak! Pletak! Pletak!
Pletak!
Pletak!
Acha murka. Kenapa sedikit pun tidak ada tanda-tanda kehidupan disana? Apa Iqbaal memang sedang tidak ada dirumah? Lalu kemana dia? Kenapa tidak menghubunginya? Biasanya kalaupun Iqbaal sedang ada shooting atau kegiatan diluar Iqbaal selalu memberitahunya
Apa mungkin Acha harus mencari batu-bata dan melemparnya ke kamar Iqbaal? Sekalian saja biar tetangga sebelah rumah Iqbaal ikut keluar juga
Pletak! Pletak!
Acha terus mengumpulkan kerikil dan melemparnya ke jendela kamar Iqbaal
Pletak!
“Aw”
Acha mendongak saat mendengar ringisan seseorang
Dia Iqbaal, membuka jendela sambil mengusap-usap keningnya yang mungkin tadi terkena lemparan kerikil dari Acha. Rambutnya acak-acakan, matanya merah seperti orang kurang tidur
“Bukain woy” perintah Acha
Iqbaal menggerak-nggerakkan tangannya setelah itu ia melesat meninggalkan jendela kamarnya yang masih terbuka, menuruni anak tangga sekaligus dua-dua, dan membukakan pintu untuk Acha
***
“Sekarang jelasin ke gue!” tukas Acha. Tanpa dipersilahkan dirinya langsung masuk dan duduk di kursi ruang tamu rumah Iqbaal
“Lo kemana semaleman?” tanya Acha
Iqbaal hanya memperhatikan dengan raut wajah datar, sepertinya Iqbaal masih mengumpulkan nyawanya yang belum penuh itu
“Jawab dong Iqbaal”
“Gue telpon lo berkali-kali tapi hape lo mati” ujarnya
“Aku ada kok Nata” jawab Iqbaal lembut, sangat berbeda dengan Acha yang tak santai
“Iya dimana?”
“Latian band” jelas Iqbaal. Memang semalam dirinya sedang berlatih band bersama teman-temannya di The Second Breaktime dan ia lupa untuk memberi tahu Acha, sampai dirumah ponsel Iqbaal mati karena kehabisan daya malah ia tinggal tidur sampai siang begini dan membuat Acha mencarinya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BESTFRIENDNEMY [IDR]
Teen FictionSiapa yang tidak kenal Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan? Artis cilik mantan personil boyband yang baru berulang tahun ke 18 ini ternyata diam-diam sudah bertunangan dengan seseorang Apakah pertunangan itu keinginan Iqbaal atau ambisi kedua orang tuanya? ...