15. Besok bertemu yang aku mau

3.1K 245 0
                                    

“Cha gue minta maaf”

“Udah gue maafin kok”

“Gue pengen balikan sama lo”

Acha menelan makanannya yang belum ia kunyah sempurna. Buru-buru ia menyeruput minumannya

“Balikan gimana? Jadian aja kagak pernah” Acha sewot

“Gue pengen kita balik lagi kayak dulu dan gue bakal ngasih kepastian kali ini. Gue masih sayang sama lo cha” Gavin menatap Acha memelas. Kalau diibaratkan ini film kartun pasti mata Gavin akan berubah menjadi lebih besar dan berkaca-kaca

Gavin meraih tangan kiri Acha untuk digenggam, “Kasih gue kesempatan sekali lagi ya?”

Acha tidak tega melihat Gavin yang memohon seperti itu. Tapi Acha juga harus bisa bersikap tegas. Gavin sudah meninggalkannya tanpa kepastian dan ia tidak akan membiarkannya kembali meskipun Gavin sudah memberi kejelasan. Gavin pikir apakah Acha tidak memerlukan usaha lebih untuk benar-benar lepas dari bayang-bayang dia? Kenapa Gavin baru kembali saat Acha bahkan sama sekali tidak mengharapkan dia untuk kembali? Sungguh Acha sudah tidak ada perasaan apa-apa lagi terhadap Gavin

Acha menarik pelan tangannya pada genggaman Gavin. Gavin yang merasakan penarikan Acha semakin mempererat genggamannya, tidak membiarkan Acha lepas

“Padahal gue udah nyaman banget temenan sama lo vin” jelas Acha. Ia langsung menarik dengan cepat tangannya untuk bebas dari genggaman Gavin

“Kita kan dari dulu emang temenan jadi yaudah kita tetep temen sampe sekarang” ucap Acha. Ia melirik berkali-kali ponsel disebelahnya, berharap tiba-tiba ada panggilan masuk dari seseorang untuk menyuruhnya segera pulang. Acha sudah tidak nyaman disini dirinya ingin pulang

“Kasih gue kesempatan sekali lagi ya Cha? Gue yakin lo dulu pasti juga anggep gue lebih dari temen meskipun kita ngga pernah bener-bener jadian kan?” Gavin tak hentinya memohon pada Acha

“Tapi gue udah gaada perasaan apa-apa lagi sama lo. Gue udah jatuh cinta sama orang lain” jelas Acha

Mimik muka Gavin berubah menjadi semakin lesu. Ia menunduk menatap piring makannya yang belum ia sentuh sama sekali. Selera makannya mendadak hilang tiba-tiba

Sama halnya dengan Acha, ia menjauhkan piring makanannya yang masih tersisa setengah. Ia sudah selesai dengan makanannya, dirinya merasa tiba-tiba kenyang saat ini

“Maafin gue” Gavin berucap pelan

Acha menautkan alisnya seolah bertanya, ‘Maaf buat apa?’

“Gue udah gagal ngebuat lo seneng. Semoga dia yang udah berhasil ngebuat lo jatuh cinta itu lebih banyak ngebuat lo seneng ya” Gavin berucap lesu sambil meraih cappuccino yang sudah ia pesan tadi, ia mulai menyeruputnya dan berusaha bersikap sebiasa mungkin

“Gue makan dulu ya, kok makanannya ga lo abisin?” Gavin tersenyum, berusaha menutupi kesedihan hatinya. Meskipun ia gagal untuk menjadi pacar Acha kembali tapi setidaknya ia berusaha untuk menjadi teman yang baik untuk Acha

“Udah kenyang”

“Diet ya? Gausah diet diet lah, lo lebih lucu gini” Gavin mengecak puncak kepala Acha dan mencubit pipinya sekilas

Acha merengut langsung membetulkan rambutnya yang berantakan karena ulah Gavin, “Heh berantakan nih”

***

“Iya yaampun gue kasian sebenernya”

“Trus kalo lo kasian lo mau nerima gitu ajakan dia buat balikan? Lo ga kasian sama hati lo yang tiba-tiba ditinggalin gitu aja sama dia dulu?”

“Ya tapi gimana gue orangnya ga tegaan” Acha berguling-guling di kasur kamarnya. Sehabis makan malam di meja makan bersama mama dan papanya tadi Acha langsung masuk kamar dan memutuskan menelepon Rahma untuk menceritakan kejadian hari ini saat Gavin meminta Acha untuk menjadi pacarnya kembali

“Terus kalo gitu lo mau nerima semua cowo untuk kembali sama lo lagi setelah nyakitin lo gitu?”

“Hello Natasha Sheryl Arnelita denger yaa– ada saatnya juga lo harus peduli sama diri lo sendiri, inget gimana dulu waktu lo nangis-nangis ke gue pas ditinggalin gitu aja sama Gavin, seenaknya aja sekarang dia bilang ‘gue nyesel cha, gue nyesel ninggalin lo dulu, plis balikan sama gue cha’ basi tau nggak!”

Acha terkekeh mendengar celotehan Rahma diseberang sana. Rahma nampaknya sangat kesal dengan Gavin karena Rahma tau bagaimana sakit hatinya Acha ketika dulu Gavin tiba-tiba memutuskan hubungan, Rahma lah yang dijadikan Acha tempat curhat

“Eh tapi tadi katanya lo bilang juga ke Gavin kalo lo udah jatuh cinta sama orang lain? Siapa?” tanya Rahma

“Ha ha ha iya gue jatuh cinta sama Iq–“ perkataan Acha tertahan. Ia langsung membekap mulutnya rapat-rapat

“Siapa cha?”

“IYA MA? IYA ACHA TURUN” Acha sedikit menjauhkan teleponnya dan berteriak keras-keras padahal tidak ada yang meneriaki Acha sama sekali

“Udah dulu ya ma, gue dipanggil mama nih suruh turun. Dahh”

Tanpa menunggu jawaban dari Rahma dirinya langsung menutup sambungan telepon. Acha mengelus dadanya lega, ia hampir saja kelepasan menyebutkan bahwa dirinya sedang jatuh cinta pada Iqbaal. Bahkan kepada Rahma pun Acha tidak mau bercerita tentang Iqbaal. Acha benar-benar tidak ingin orang lain tau tentang hubungannya dengan Iqbaal

Berbicara tentang Iqbaal Acha jadi teringat bahwa pria itu sama sekali tidak menghubunginya dua hari ini. Kemana Iqbaal? Ah pasti dia sedang senang dengan Vanesha. Tapi bagaimana dengan dirinya? Apakah Acha senang? Tidak. Acha sedang merindukan Iqbaal dengan sangat
Acha menelungkupkan badannya, kepalanya ia senderkan ke tumpukan bantal. Ia membuka instagram, mengambil gambar dengan menutupi kamera dan menuliskan sesuatu disana

 Ia membuka instagram, mengambil gambar dengan menutupi kamera dan menuliskan sesuatu disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah ia membuat snapgram Acha langsung menonaktifkan ponselnya dan beranjak tidur. Jam dinding masih menunjukkan pukul 9 malam tapi Acha memutuskan untuk tidur saja daripada ia memikirkan Iqbaal melulu yang membuatnya semakin rindu

***

Di follow instagramnya Acha yaa jangan lupa tambahkan juga cerita MY BESTFRIENDNEMY ke perpustakaan kalian 😊

Vote comment juga yuk 🙌

MY BESTFRIENDNEMY [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang