40. Rindu

2.5K 259 51
                                    

Acha menggeliat setelah dirasa ada seseorang yang mengelus puncak kepalanya, memainkan poninya yang mulai panjang. Siapa sih dia? Berani-berani menganggu tidur siangnya. Apa dia tidak tahu kalau Acha paling tidak suka kalau tidur siangnya ada yang menganggu, Acha langsung merasa kepalanya pusing kalau tiba-tiba dibangunkan saat tidur

“Ishh siapa sih” dengus Acha seraya menggaruk tengkuknya, matanya masih setengah terpejam. Gadis itu juga langsung menyibakkan selimut yang menutupi setengah badannya, gerah

Acha mengerjap beberapa saat, tangan itu sudah tidak ia rasakan di puncak kepalanya lagi. Acha berusaha menormalkan penglihatannya. Masih buram, kepalanya pusing. Hal ini sering terjadi pada Acha kalau tidurnya dibangunkan secara tiba-tiba

Acha mengucek-ucek matanya, gadis itu berusaha duduk dan menyenderkan badannya pada ranjang saat dirasa memang ada seseorang yang menemani tidurnya sedari tadi. Orang itu duduk tepat diujung ranjang

“Astaghfirullah” pekik Acha langsung menutupi mukanya dengan telapak tangan. Dia terkejut, gadis itu benar-benar terkejut saat sadar siapa orang yang disampingnya itu

“Hey, kamu kenapa?”

Acha memejamkan matanya semakin erat. Dia juga menepuk-nepuk pipinya, “Sadar dong Cha sadar”

“Aw sakitt” Acha meringis saat ia mencubit pipinya sendiri. Acha merasa kesakitan. Apa jangan-jangan ini nyata

“Hey kamu ini kenapa sih?”

Suara itu berbicara lagi. Acha benar-benar mengenali suara itu. Tidak salah lagi itu suara Iqbaal. Acha mengendus perlahan. Dan memang tidak salah lagi, ini bau parfum Iqbaal

Acha langsung teringat pada omongan mamanya tadi pagi. Mamanya bilang kalau Iqbaal akan pulang hari ini. Tapi apa iya? Untuk apa Iqbaal pulang? Tidakkah pria itu akan menjalani ujian kelulusan bulan depan? Lalu kenapa Iqbaal malah membuang-buang waktunya untuk pulang ke Indonesia. Tidakkah belajar disana dan lebih mempersiapkan ujian dengan matang itu akan lebih baik

Acha menggeleng-geleng. Tidak. Tidak mungkin itu Iqbaal. Mungkin ini hanya imajinasinya saja seperti kemarin. Acha berdecak kesal, apa bayang-bayang Iqbaal dipikirannya sekuat itu sampai Acha bisa berhalusinasi seperti ini

“Natasha hey” seseorang pemilik suara itu menepuk pipi Acha perlahan, “Ini aku, kamu marah sama aku? Liat aku Cha”

Perlahan Acha membuka telapak tangannya yang menutupi mukanya. Acha harus melihat siapa orang itu kalau tidak memang dirinya sudah benar-benar gila. Acha melirik sedikit demi sedikit ke samping kanannya

“Acha heyy”

Brukk..

Acha langsung meyambar tubuh Iqbaal. Memeluknya tiba-tiba. Perawakan Iqbaal yang kurus dan pelukan dari Acha secara tiba-tiba membuat dirinya hampir terjungkal

“Iqbaal” Acha berkata pelan

Air mata Acha sudah turun bergerumul. Iqbaal bisa merasakannya karena kini pundaknya juga basah dikarenakan Acha menangis

“Aku rindu” ucapan Acha nyaris tak terdengar

“Aku juga”

Saat ini Acha hanya berharap kalau ini mimpi maka ia tidak ingin bangun sampai kapanpun. Rasa rindunya terhadap Iqbaal benar-benar telah mengalahkan segalanya. Acha rela harus tidur selamanya jika mimpinya akan seindah ini

Beberapa saat Iqbaal membiarkan Acha untuk menangis dipelukannya. Yang Iqbaal lakukan hanya mengelus rambut Acha yang tergerai dipunggungnya. Iqbaal juga bisa mencium wanginya, seperti wangi parfum Sofia di malam itu. Iqbaal hanya diam, membiarkan Acha menumpahkan segala macam rindu, kesal, jengkel, dan marah pada dirinya

MY BESTFRIENDNEMY [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang