10. Senja, Bianglala, dan Iqbaal

3.4K 273 3
                                    

Hari sudah mulai sore. Seharian tadi mereka menghabiskan waktu dengan menikmati wahana yang ada. Naik ontang-anting. Masuk ke istana boneka karena rengekan Acha. Naik hysteria tapi Acha hanya lihat dari bawah. Naik gajah bledug yang terkesan seperti Iqbaal ngemong adiknya. Naik kicir-kicir karena dipaksa Iqbaal dan akhirnya Acha muntah. Keduanya benar-benar bersenang-senang hari ini

Dan disinilah Iqbaal dan Acha sekarang. Di atas bianglala yang membawanya terus ke atas melihat keindahan langit sore dan senja. Bersantai sejenak setelah menghabiskan hari dengan canda dan tawa

Acha berdecak kagum, ia tidak begitu menyukai senja, ia juga tidak begitu bisa menikmati kedatangannya tapi kali ini Acha sadar, senja yang dikagumi oleh banyak orang memang benar-benar indah. Entah perasaannya saja atau memang senja kali ini berbeda

“Cantik banget ngga sih baru sadar gua senja itu bagus ya?” Acha tak hentinya terkagum

Iqbaal disampingnya hanya diam-diam memperhatikan dan tersenyum, “Iya senja cantik, tapi hadirnya senja juga berarti salam perpisahan. Gue ngga begitu suka sama senja”

“Lu tau ngga apa yang lebih indah dari senja dan ngga akan pernah hilang?” tanya Iqbaal, tatapannya menerawang ke langit sore

Acha menggeleng

“Kamu!” tegas Iqbaal menatap dalam mata Acha yang juga sedang menatap Iqbaal

Acha tergagap dibuatnya. Tatapan Iqbaal yang tiba-tiba menusuk retinanya, memaksa masuk kedalamnya, “Apaan sih lu” Acha membuang muka

Bianglala yang mereka naiki berhenti di posisi teratasnya. Pemandangan Ancol terlihat sangat jelas dari sini. Pemandangan di pinggir pantai dengan kawasan hijau taman Ancol, dari kejauhan terlihat laut dan Kota Jakarta. Perpaduan yang sangat sempurna untuk hari ini

Meskipun Acha memalingkan wajah beberapa kali tapi tatapan Iqbaal seakan mengejarnya, membuatnya jadi semakin salah tingkah

Iqbaal menarik nafas dalam-dalam sebelum membicarakan ini dengan Acha. Waktu dan suasana yang mendukung membuat Iqbaal yakin untuk membicarakan hal ini bersama-sama dengan Acha sekarang

“Gue mau ngomong penting sama lu” Iqbaal membuka pembicaraan

‘deg’

Seperti ada sesuatu yang menghantam dada Acha, ia was-was. Ia tau Iqbaal tidak akan minta izin dulu jika ingin bicara kecuali memang itu benar-benar hal yang serius

“Ngomong apa? Kayaknya penting banget?”

Iqbaal menarik napas dan menghembuskannya pelan sekali lagi, ia berusaha mengumpulkan secuil keberaniannya, “Soal pertunangan gue sama lo itu lo udah tau?” Iqbaal mengatakannya sangat hati-hati

Acha mengedarkan pandangannya ke berbagai tempat beberapa saat, “Gue tau kok” jawabnya singkat

“Jadi?”

“Apa?”

“Apa keputusan lo?” tanya Iqbaal, masih sangat hati-hati

Acha menggigit bibir bawahnya, ia bingung harus menjawab apa. Ia melirik ke arah bawah, posisi bianglala yang mereka naiki berada di puncak paling atas, ia ingin segera turun sehingga ia tidak perlu menjawab pertanyaan Iqbaal

“Maksud lo?” Acha balik bertanya

“Lo terima pertunangan itu?”

“Gue belum bisa jawab, gue bingung” jawab Acha lirih dan terus menghindari kontak mata dengan Iqbaal

“Gue pikir sih ya apa salahnya kita nyoba jalanin hubungan yang lebih dari ini? Lebih dari gini-gini aja gitu? Gue sayang sama lo cha dan itu pasti” ucap Iqbaal mantap

Ia terus berbicara sambil memandangi Acha, memandangi Acha yang salah tingkah karena dilihat seperti itu oleh Iqbaal. Acha terlihat lucu kalau salah tingkah seperti saat ini

Acha membelalakkan mata, ia refleks menoleh pada Iqbaal, “LO GILA?” ucapnya dengan pekikan tertahan

“Kita ditunangin gitu aja dan lo terima? Gila lo ya! Apa kata temen-temen gue baal? Apa kata fans lo nanti? Lo ga mikir kedepannya ya?” Acha mencak-mencak di depan Iqbaal, yang di marah hanya senyum-senyum saja, menurutnya Acha terlihat 2 kali lebih menggemaskan saat marah

Iqbaal meraih tangan Acha berusaha menenangkan, menaruhnya di pahanya dan berhasil membuat Acha terdiam seketika

“Gue sayang lo dan itu pasti, gue bisa jamin kalo lo juga ngerasain itu ke gua? Jadi ngapain kita harus denger kata orang kalau itu ngebuat kita jadi ngga bebas buat nentuin pilihan?” Iqbaal berkata sangat lembut sambil terus menggenggam tangan Acha

Acha hanya berdoa dalam hati semoga Iqbaal tidak merasakan tangannya yang berubah menjadi dingin karena gugup tapi hatinya seketika menghangat mendengar ucapan Iqbaal yang seaakan menghipnotis dirinya untuk menurutinya

“Ya?” Iqbaal menatap Acha sangat dalam

Acha mengangguk. Ia menyetujui ajakan Iqbaal untuk menjalani hubungan yang lebih dari ‘gini-gini aja’ menurutnya. Yang artinya Acha dan Iqbaal menerima pertunangan yang sudah dirancang oleh keluarganya

“Tapi gue minta satu hal”

“Apa?”

“Kita backstreet aja. Tolong sembunyiin gua dari media dan fans-fans lo, biar mereka taunya kalo gua ini cuman temen lo doang dan ga lebih” pinta Acha

“Kenapa?”

“Gue cuma ngga pengen mereka tau aja”

Senyum Iqbaal perlahan memudar, alisnya bertaut dan raut wajahnya menjadi khawatir, “Kalo kita backstreet apa lo siap nahan cemburu pas gue dijodoh-jodohin dan digosipin sama Sasha”

Acha tersenyum dan mengangguk, "Seenggaknya gue udah tau kan hati lo buat siapa?"

Meskipun dalam hatinya ia tidak ingin seperti itu, tapi biarlah. Biar ia merahasiakan pada dunia

Iqbaal menyambar tubuh Acha, menaruhnya pada pelukannya. Biar gadisnya merasakan bahwa rasa yang ia miliki sudah ada sejak lama hanya saja ia tidak pandai mengartikan rasa itu karena dirinya dengan Acha sudah terbiasa tidak ada batasan dari kecil, sudah terbiasa bersama sedari dulu

Iqbaal menempelkan bibirnya pada telinga Acha dan membisikkan sesuatu, “Aku mencintaimu udah dari dulu, tapi aku ngga sadar”

“Hi hi hi,” Acha terkikik geli, bisikan Iqbaal yang teramat lembut membuat bulu kuduknya meremang

“Aku juga, ngga tau sejak kapan” balas Acha juga dengan membisikkan di telinga Iqbaal

Iqbaal melepas pelukannya, menatap wajah Acha begitu lama seakan ia tidak akan bisa menatapnya lagi besok. Perlahan Iqbaal menutup matanya dan semakin mendekatkan wajahnya. Acha gelagapan, dalam posisi sedekat ini ia sudah bisa merasakan napas Iqbaal yang memburu

***

MY BESTFRIENDNEMY [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang