23. Berantem sama Gavin

3K 232 5
                                    

Acha memasukkan bekal makanan yang dibuat mamanya ke dalam tas. Dirinya sudah rapi dengan seragam putih abu-abu dengan rok yang sedikit dibawah lutut, tas punggung yang berwarna biru muda, sepatu kets berwarna putih lengkap dengan kaos kaki biru mudanya yang bermotif, rambutnya yang sebahu sengaja ia gerai. Hari ini tepat dua januari dimana masa liburannya telah usai dan harus kembali ke sekolah. Acha senang karena dirinya akan bertemu dengan teman-temannya termasuk Rahma tentunya tapi ia merasa malas jika harus bertemu dengan Gavin yang pastinya semakin gencar untuk mendekatinya lagi

Kemarin Iqbaal sudah janji untuk mengantar Acha ke sekolah. Awalnya Acha tidak mau diantar Iqbaal karena ia tidak tidak mau membuat Iqbaal repot, tetapi karena Iqbaal memaksa akhirnya Acha menyetujuinya

Acha mencium punggung tangan David dan Sindy untuk pamit karena sudah dari lima menit yang lalu Iqbaal sudah menunggu diluar. Ia buru-buru berangkat agar Iqbaal tidak menunggunya terlalu lama

“Selamat pagi princess” sapa Iqbaal saat Acha membuka pintu mobil dan masuk

Acha tersenyum, sepagi ini dirinya sudah mendapat perlakuan istimewa dari Iqbaal, “Pagi juga Ibay” balasnya

Setelah Acha selesai memasang seat belt, Iqbaal bersiap menginjak gas dan melajukan mobil dengan kecepatan normal

“Udah Baal berhenti sini aja” Acha menghentikan Iqbaal secara tiba-tiba. Padahal jarak mereka dengan gerbang SMA Negeri 51 Jakarta masih sejauh 500 meter lagi

Perlahan Iqbaal menginjak rem untuk memperlambat laju mobilnya, “Masih jauh Cha”

“Udah Iqbaal sini aja aku bisa jalan kaki” Acha memukul-mukul lengan Iqbaal membuat Iqbaal lebih meminggirkan mobilnya dan benar-benar berhenti

“Ada apa Cha?” tanya Iqbaal heran karena Acha tidak mau Iqbaal mengantarnya lebih dekat ke gerbang sekolah

“Gapapa Iqbaal, kan banyak temen-temen aku nanti mereka curiga lagi kita ada apa-apa”

“Lah terus kenapa? Kan emang temen-temen kamu udah tau kita deket dari dulu”

“Udah deh aku pengen jalan kaki aja” Acha melepas sabuk pengamannya, setelah itu ia mengait tangan kanan Iqbaal dan menciumnya

Iqbaal terheran-heran dibuatnya, “Lah?” Iqbaal memekik

Ada raut wajah bersalah tergurat di wajah cantik Acha, ‘Maafin aku Iqbaal, mungkin waktunya saja yang belum tepat untuk mereka tau tentang kita’ batin Acha berkata. Mencium tangan Iqbaal seakan refleks dilakukannya karena ia merasa bersalah ke Iqbaal

“Kayak Milea aja kamu” Iqbaal terkekeh

“Jangan samain aku sama Mileamu” Acha cemberut

“Hahaha”

“Nanti sore aku ngga bisa jemput, kamu gapapa?” ada raut menyesal karena Iqbaal tidak bisa menjemput gadisnya itu dikarenakan Iqbaal sudah ada jadwal meet and greet nanti sore

“Gapapa kok, lagian aku biasanya juga pulang sendiri”

“Kamu pulang naik apa?”

“Gojek”

“Jangan gojek, naik go car aja”

“Iya gampang Iqbaal, yaudah aku masuk dulu ya” pamit Acha

“Semangat belajarnya ya biar cepet naik kelas terus lulus dan kita nikah” gurau Iqbaal, ia masih tidak menyangka bahwa gadis didepannya ini adalah tunangannya

Padahal Acha saja masih kelas dua SMA, meskipun dirinya sudah kelas tiga dan akan lulus tapi tetap saja pertunangan di usianya yang masih sekolah ia tidak pernah membayangkannya

MY BESTFRIENDNEMY [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang