12. Vanesha dan Natasha

3.8K 264 1
                                    

Pagi ini keluarga Iqbaal sedang berkumpul dimeja makan untuk sarapan bersama. Momen berkumpul seperti ini termasuk momen langka di keluarga ini. Sarapan bersama dengan anggota keluarga yang lengkap. Hari ini hari Minggu, semalam Ody –Kakak Iqbaal– baru pulang kerumah ini setelah seminggu ia sibuk praktek dan bekerja sebagai dokter. Sebelum siang nanti Iqbaal ada meet and greet dengan pemain Dilan lainnya di kawasan Jakarta Utara maka dari itu pagi ini  keluarganya menyempatkan diri untuk makan bersama dimeja makan sambil ngobrol-ngobrol santai. Bagaimanapun keluarga adalah segalanya, menyempatkan waktu berkumpul dan saling bertukar pikiran adalah hal yang menambah keharmonisannya

“Semalem pulang jam berapa baal?” tanya Heri

Iqbaal yang menerima uluran nasi dari bundanya menjawab, “Sekitar jam sebelas yah”

Heri hanya manggut-manggut, melanjutkan suapannya

“Sama Acha ya le? Kencan terus ni yee” Ody yang duduk disebelah Iqbaal menyenggol bahu adiknya bermaksud menggoda

Ody memanggil Iqbaal dengan sebutan ‘le’, maksudnya ‘Ale’, seperti panggilan kesayangan untuk adiknya. Menurut Ody, Ale adalah singkatan dari ‘Adik Lelakiku’. Ody sendiri adalah panggilan dari Iqbaal, nama lengkapnya adalah Fildza Hasnamudhia tapi Iqbaal suka saja memanggilnya dengan sebutan ‘Teh Ody’

“Sekali-kali nyenengin Acha, kemaren abis marah dia ama gua” jawab Iqbaal

Rike mengernyit, “Marah kenapa?”

“Ha ha ha enggak bun, cemburu dia ngeliat aku sama Sasha yang bareng-bareng terus” Iqbaal terkekeh

“Ya kamu juga jangan nebar harapan juga dong le sama Sasha” Protes Ody

“Iya baal bener kata kakakmu, jangan terlalu jauh kalau kamu tidak berniat lebih jauh” tegur ayahnya juga

Iqbaal hanya manggut-manggut saja. Dalam hati ia membenarkan perkataan ayah dan kakaknya itu, tapi bagaimana? Ia dituntut harus selalu tampil romantis dengan Sasha ditiap kesempatan. Iqbaal juga tidak keberatan jika harus melakukannya. Maksud Iqbaal, ia tidak hanya menganggap Sasha sebagai partner kerjanya saja, tapi Iqbaal juga nyaman bertukar pikiran dengan Sasha tentang apapun itu. Tidak ada maksud lebih, dirinya juga tau menempatkan Vanesha dan Natasha di tempat yang berbeda

Ah, kedua wanita yang namanya sama-sama berakhiran ‘Sha’ itu membuatnya pusing

“Jadi gimana hubunganmu sama Acha?,” tanya Heri, “Gimana pertunanganmu?,” Sambungnya lagi

“Iya yah Iqbaal siap, ayah atur saja acara pertunangannya” jawab Iqbaal setelah menarik napas dalam-dalam

“Beneran nak? Alhamdulillah akhirnya bunda sama mamanya Acha jadi besan” Rike menangkup kedua tangannya, ada binar bahagia dimatanya

“Asiiikk punya adek ipar nih bentar lagi” Ody ikut terkekeh

“Kita cuma mau tunangan teh, kalo nikahnya ya teteh duluan lah. Iqbaal gamau ngeduluin teteh, pamali” jawab Iqbaal mengompori kakaknya untuk segera menikah

“Emang pacar udah ada kak?” tanya Heri semakin menggoda

Ody semakin menciut saat ditanyai pasangan dan kapan menikah. Itu salah satu pertanyaan horror setelah ‘kapan wisuda?’

“Jangan pacaran teh, dosanya berat. Teteh gaakan kuat. Iqbaal juga” Iqbaal mengelus bahu kakaknya bermaksud membuat kakaknya untuk bersabar karena sudah diledek tidak ada pacar

“Ha ha ha” Ody mengucek-ngucek rambut Iqbaal gemas

***

Salah satu mall di kawasan Jakarta Utara ini tiba-tiba dipadati pengunjung. Bukan karena berburu diskon natal dan akhir tahun, tapi lebih karena pengunjung yang kebanyakan remaja ini ingin menyaksikan Meet and Greet para pemain Dilan 1990 yang filmnya akan tayang perdana sekitar sebulan lagi. Dilan memang salah satu cerita novel yang diangkat ke layar lebar. Novel karangan Pidi Baiq ini termasuk jejeran novel best seller yang tokoh utamanya yaitu ‘Dilan’ banyak digilai remaja-remaja masa kini. Kisah cinta romantis Dilan dan Milea yang berlatar belakang tahun 1990 ini menjadi daya tarik tersendiri

“Coba deh kalo film ini nembus sejuta penonton atau lebih kalian bakal ngelakuin apa nih?” pembawa acara diatas panggung mengajukan pertanyaan untuk para pemain Dilan. Yang datang hari ini ada Iqbaal, Vanesha, Debo, Gusti, Yoriko, dan Zulfa

“Masa cuma sejuta sih?” Iqbaal yang optimis film ini akan meraih jumlah penonton diatas satu juta ini protes

“Berapa dong berapa?” tanya pembawa acara lagi

“Diatas tiga juta dong” Debo menjawab dengan pasti

“Kalo menurut gue sih diatas lima juta penonton ya” Iqbaal menjawab dengan optimis

“Aaminn ya nembus lima juta penonton. Aamiin ngga nih temen-temen?” pembawa acara menanyai penonton yang hadir disini

Orang-orang yang menghadiri meet and greet bersorak mengamini

“Kalo nembus sejuta dulu deh. Kalo nembus sejuta Dilan dan Milea mau ngelakuin apa nih?” tanyanya lagi

“Kalo aku sih terserah mereka aja ya” Vanesha menjawab, menyerahkan permintaan pada penonton

“Kalo nembus sejuta kamu mau Dilan dan Milea ngapain nih?” tanya pembawa acara menyodorkan mikropon ke salah satu penonton yang berada di barisan paling depan

“Kalo nembus sejuta aku maunya Kak Iqbaal dan Kak Sasha jadian beneran” jawab penonton wanita yang kira-kira adalah murid SMP itu dengan lugunya

Sasha hanya senyum-senyum salah tingkah. Sedangkan Iqbaal ada ke khawatiran tersendiri dihatinya

“Mereka kan udah jadian, iya ngga sih?” tanya pembawa acara, kali ini ditujukan kembali untuk Iqbaal dan Vanesha

Vanesha terkekeh sebelum akhirnya menjawab malu-malu, “Ya gitu deh. Menurut aku sih itu ngga penting, yang penting adalah kita udah tau perasaan masing-masing aja”

“Iya ngga sih baal?” Vanesha menepuk bahu Iqbaal pelan

Iqbaal tersentak. Ia hanya bisa tersenyum hambar dan mengangguk. Sebenarnya Iqbaal sedang melamun, memikirkan Acha dan rentetan kejadian bersama gadis itu kemarin, menghubungkannya dengan hari ini dan permintaan jadian dengan Sasha, jadilah Iqbaal sangat kaget sewaktu Sasha tiba-tiba menepuk bahunya

Are you okay?” Vanesha bertanya setengah berbisik agar tidak terdengar oleh orang-orang dan pembawa acara yang mulai sibuk menanyai pemain yang lain

Iqbaal hanya menaik turunkan alisnya dan tersenyum sekilas pada Vanesha. Menandakan ia baik-baik saja

***

Beberapa kali Acha melihat pantulan dirinya di cermin. Sesekali ia tersenyum puas

Hari ini ia pergi ke salon bersama mamanya. Acha ingin memotong rambut, ia sudah merasa rambutnya cukup panjang dan Acha kurang suka dengan rambut yang terlalu panjang, jadilah ia dengan potongan rambut barunya sepanjang bahu ini. Acha semakin terlihat menggemaskan ditambah pipinya yang chubby

Acha mengambil mirror selfie beberapa kali, setelah ia menemukan foto yang pas ia langsung mengirimnya ke Iqbaal lewat chat whatsapp

To : Iqbaale

How chubby I am?

Beberapa detik Acha masih memandangi foto yang dikirimnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa detik Acha masih memandangi foto yang dikirimnya. Tidak ada tanda-tanda Iqbaal akan membalas dalam waktu dekat, yang tertera di infonya juga Iqbaal terakhir melihatnya sekitar dua jam yang lalu. Mungkin Iqbaal sedang sibuk dengan Meet and Greetnya. Acha memasukkan ponselnya ke dalam tas dan berjalan mendekati mamanya yang sedang membayar di kasir. Rencananya setelah dari salon ini mereka memutuskan untuk makan siang di kafe yang berada tepat di seberang jalan

***

MY BESTFRIENDNEMY [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang