Acha memeluk Iqbaal erat-erat, seperti gadis kecil memeluk bonekanya yang akan disita oleh mamanya karena ia keseringan bermain. Terdapat kantung besar dibawah matanya, hasil dari kurang tidur semalaman dan menangis sepanjang perjalanan menuju bandara tadi
“Jangan nangis ih ngga malu dilihat bunda tuh”
Berkali-kali Iqbaal mengusap air mata Acha yang terus berlomba-lomba untuk turun. Sebenarnya Iqbaal sesak napas karena Acha tetap memeluknya dan tidak ada tanda-tanda gadis itu akan melepasnya dalam waktu dekat
Ody disebelahnya malah terkekeh sedari tadi, melihat tingkah lucu Acha yang seperti tidak mau ditinggal induknya pergi
“Peluk terus Cha sampe sesek napas tuh dia” ujar Ody menggoda
Iqbaal mendelik, bermaksud agar kakaknya itu sebaiknya tidak berkata seperti itu karena itu akan semakin membuat Acha memeluknya lebih erat
Acha melonggarkan pelukannya. Iqbaal bernapas lega, akhirnya ia bisa menghirup oksigen dengan tidak tertekan
“See you on May” bisik Iqbaal di telinga Acha, “Susulin ya pas graduation aku”
Perlahan senyum Acha mengembang. Mengingat kalau tahun ini adalah tahun terakhir Iqbaal bersekolah di Amerika, “Abis ini ngga balik Amerika lagi ya?” tanya Acha
“Insyaa Allah, doain” jawab Iqbaal
Acha berharap Iqbaal akan melanjutkan pendidikannya di Indonesia saja setelah ini. Universitas-universitas yang ada di Indonesia juga tak kalah bagus dan memiliki daya saing yang tinggi dengan Universitas di luar Negeri. Tapi sepenuhnya itu adalah keputusan Iqbaal, Acha akan mendukung apapun keputusan pria itu bahkan jika mereka harus LDR sekalipun
Iqbaal menguyel-uyel pipi Acha yang memang chubby itu sebagai ucapan selamat tinggal. Setelahnya ia menyalami, memeluk, dan mendapat wejangan panjang lebar dari bunda, ayah, dan tetehnya yang ikut mengantar
Beberapa menit setelahnya pengeras suara berbunyi nyaring diseluruh penjuru bandara, menginformasikan kepada seluruh penumpang agar bersiap untuk masuk ke dalam pesawat karena pesawat akan lepas landas lima belas menit lagi
Tanpa disadari air mata Acha menetes lagi melepas Iqbaal yang mulai menjauh, Ody yang seakan mengerti perasaan Acha langsung merangkulnya tanpa banyak bicara
Acha sangat benci bandara. Bandara adalah salah satu tempat dimana banyak air mata yang tumpah. Baik itu air mata kesedihan ataupun kebahagiaan. Air mata kesedihan karena melepas kepergian seseorang dengan jarak yang cukup jauh, ataupun air mata kebahagiaan karena mempertemukan dua orang yang sudah terpisah begitu jauh
Saat ini Acha membenci bandara, karena disini adalah tempat dirinya harus melepas Iqbaal untuk pergi jauh dan dalam jangka watu yang lama
***
“Bolos mulu lo ah” ujar Rahma diseberang sana
Acha menempelkan ponsel ditelinga dengan malas. Kepalanya masih ia sandarkan pada boneka doraemon jumbo pemberian Iqbaal waktu itu
Acha baru bangun tidur siang, lebih tepatnya terbangun dari tidur siang yang indah karena Rahma harus menganggunya dengan menelepon tiba-tiba dan menanyakan kenapa Acha tidak masuk dua hari ini
Acha mendengus sebal, ia kesal tidur siangnya diganggu oleh Rahma, “Iya besok gue sekolah” jawab Acha dengan malas
“Bener ya lo sekolah” Rahma mewanti-wanti
“Iya bawel”
“Kemaren lo ikut Iqbaal ke Bandung ya?”
Bukan rahasia lagi kalau Acha memang ikut Iqbaal ke Bandung kemarin. Semenjak Acha menjelaskan ke Iqbaal apa alasan yang sebenarnya dirinya tidak ingin mempublik hubungannya kini sedikit demi sedikit Acha mulai berani menunjukkan hubungannya dengan Iqbaal, contohnya seperti membuat Instastory bersama Iqbaal sewaktu dirinya kuliner malam kemarin
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BESTFRIENDNEMY [IDR]
किशोर उपन्यासSiapa yang tidak kenal Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan? Artis cilik mantan personil boyband yang baru berulang tahun ke 18 ini ternyata diam-diam sudah bertunangan dengan seseorang Apakah pertunangan itu keinginan Iqbaal atau ambisi kedua orang tuanya? ...