Kring.. Kring..
"Yeobseyo?"
"Maaf tuan mengganggu waktu anda. Saya dapat titipan dari Asisten anda hari ini ada jadwal rapat dengan tuan Kim, Asisten anda hari ini izin karena adiknya masuk rumah sakit dan baru saja dia pergi. Sementara akan didampingi oleh Pak Yugyeom"
"Baiklah, Yugyeom sudah tau bagaimana prosedurnya?"
"Sudah, kebetulan dia sudah memberikan proposal dan lainnya kepadanya. Katanya Pak Yugyeom juga yang akan mempersiapkan penyambutannya"
"Baguslah kalo begitu. Terimakasih telah menginformasikannya padaku, jika tidak ada yang diinformasikan kembali bekerja"
"Oh iya tuan tadi Nyonya telepon ke kantor, katanya Nyonya telepon anda tapi tidak diangkat"
"Ah aku lupa ponselku dalam keadaan diam. Dia berpesan apa?"
"Katanya nanti siang beliau akan mengunjungi tuan"
"Oh begitu, nanti saya telepon balik aja. Terimakasih"
"Sama-sama tuan, maaf mengganggu"
Pria tampan itu menyimpan kembali gagang teleponnya ke tempatnya. Lalu ia mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Nyonyanya. Setelah itu ia menyelesaikan aktivitasnya yang tertunda yaitu mendengarkan sesuatu di ipodnya.
Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia melepas earphonenya lalu meraih ponselnya. Ia menghela napas begitu melihat siapa yang meneleponnya lalu mengangkatnya.
"OPPA! KENAPA OPPA GAK JEMPUT AKU?!"
Pria itu menjauhkan telinganya dari ponselnya. Ia mengendus kasar lalu memijit pelipisnya. Suara cemprengnya itu langsung mengenai syaraf otaknya.
"JEON JUNGKOOK OPPA!"
"DIAMLAH KAU, JEON SOMI! Jangan berteriak terus kepalaku mau meledak rasanya"
"Dengar ya, tadi siapa yang pagi-pagi bilang gak usah jemput? Katanya kan mau main sama Minjae, emang gak jadi apa? Sebentar lagi Oppa mau meeting, jadi jika Oppa menjemputmu sekarang Oppa akan melewatkannya. Pesen online aja, ribet banget""Kalem bro, santai gak usah ngomong kek kereta api. Iya deh iya, sana pergi, semoga sukses!"
"Hm. Hati-hati dijalan, langsung ke rumah ya awas kalo gak sampai rumah tak pites-pites!"
"Hehe, iya gak bakalan kemana-mana kok paling ke supermarket aja beli makanan doang soalnya lagi mager"
"Yaudah sekalian beliin eskrim ya, yang biasa"
"Biar Somi tebak. Oppa.. lagi nostalgia kan? Tepatnya lagi dengerin rekaman suara Eonnie kan?"
Jungkook tersenyum tipis mendengar tebakan Somi benar.
"Tau aja anak kecil. Posisi lagi dimana?"
"Di depan gerbang sekolah ditemenin satpam ganteng. Oppa jangan kebanyakan nostalgia lagi, bentar lagi kan mau meeting. Gak lucu kalo meeting mata sembab, muka kusut, entar nyangkanya kan bukan meeting, tapi mau minta sumbangan haha"
Jungkook mendecak. Perlu diketahui, Somi sering menyempatkan waktunya untuk menelepon Oppanya, bahkan teman-temannya iri melihat kedekatan antara kakak-beradik yang terlihat seperti orang baru-baru pacaran.
Jungkook tidak mempermasalahkannya jika Somi meneleponnya. Jungkook tau maksud Somi selalu meneleponnya. Dia tidak mau Jungkook terlalu larut dalam kenangannya bersama Umji, dia takut Jungkook kembali ke masa kelamnya.
"Udah beres ceramahnya, mamah dedeh?"
"Udah ah, nanti pulsa Somi habis. Pulang cepet ya Oppa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PIKACHU | kyw. jjk.✔
Hayran Kurgu"Tolong jangan tinggalkan aku! Aku membutuhkan dirimu" "Maafkan aku. Ini sudah di gariskan dalam takdir kita" "Aku tidak akan biarkan kau dengannya! Dia adalah jodohku!"