4; Tomorrow

4.1K 285 4
                                        

Lee Hyora's pov

Sudah dua hari berlalu sejak hari audisi dan penerimaanku menjadi trainee BigHit. Hari ini waktunya aku mengemasi sebagian barangku untuk kubawa ke BigHit selama dalam masa trainee.

Aku dengar selama dalam masa trainee, para trainee akan tinggal di dorm yang sudah disediakan oleh BigHit. Sepertinya itu menyenangkan karena aku dapat berbagi kamar dengan teman-teman baruku nanti.

Sekarang aku sedang sarapan bersama kedua orangtuaku. Untungnya ini akhir pekan, appa ada bersamaku dan eomma. Appa juga dapat mengantarku ke BigHit nanti.

"Appa senang sekali mendengar kau diterima menjadi trainee, nak," ucap appa setelah beliau selesai menelan makanannya.

Aku tersenyum pada beliau, "Ini berkat Jieun yang memaksaku untuk mendaftar."

"Benarkah? Saat Jieun sudah sampai disini nanti, appa akan berterimakasih padanya."

"Appa berlebihan sekali, ini kemauan Hyora juga."

Appa tertawa, "Baiklah, baiklah. Jadi di BigHit nanti kau akan bertemu dengan BTS?"

Kedua orangtuaku sudah lama mengerti secinta apa aku dengan BTS. Jadi aku mengangguk dengan antusias, "Mungkin aku dapat bertemu mereka setiap hari nanti."

"Tapi kau harus tetap fokus pada jadwal trainee, eoh? Kau tentu masih ingat impianmu untuk menjadi seorang artis terkenal, bukan?"

Aku mengangguk mendengar perkataan appa. Ketika kecil, aku memang bercita-cita ingin menjadi artis terkenal yang biasa kulihat di televisi saat itu, dan sepertinya cita-cita itu akan kugenggam sebentar lagi, meski dalam waktu yang cukup lama.

Appa berdiri dari duduknya lalu meletakkan piring bekas sarapannya di bak cuci piring. "Barang-barangmu ada di kamar, 'kan? Appa akan memasukkannya ke dalam mobil."

-----

Aku lagi-lagi berada di depan BigHit Entertainment. Kali ini tidak lagi berdua dengan Jieun, tapi bersama kedua orangtuaku juga. Kami semua berkumpul di tepi jalan untuk berpamitan karena sepertinya orang luar tidak boleh memasuki gedung agensi tanpa izin.

"Baik-baik selama masa trainee, jangan lupa beri kami kabar jika ada waktu luang," ucap eomma seraya mengusap kepalaku dengan lembut.

"Baiklah, eomma. Untuk appa, jangan suka lembur lagi, tidak ada yang menemani eomma selama Hyora masa trainee," ucapku.

Appa mengangguk mengiyakan, lalu menatap Jieun yang berdiri di sebelahnya. "Jieun, tidak ingin mengatakan sesuatu?"

Jieun memang tidak mengatakan apa-apa, tapi ia justru maju merengkuh tubuhku seraya terisak. Aku jadi ingin ikut menangis melihat sahabatku yang seperti ini.

"Aku pasti akan merindukanmu di sekolah," ucapnya.

Aku tertawa lalu mengusap punggungnya, "Jika aku ada waktu luang, akan kusempatkan bertemu denganmu, Jieun-ah."

Jieun melepaskan rengkuhannya, "Tidak apa jika kau tidak ada waktu luang, asalkan kau mengirimiku foto Jungkook oppa secara close-up, bukan dari Naver atau manapun."

"Jika close-up mungkin butuh waktu lama untuk mengambilnya, Jieun-ah."

"Aku tidak peduli, meski aku harus menunggu lebih dari seribu tahun pun, kau harus tetap mengirimiku foto close-up Jungkook oppa," ucap Jieun final.

"Baiklah, baiklah. Sudah? Sebentar lagi jam sepuluh, aku sudah harus berada di dalam."

Appa memberiku tasku yang berukuran cukup besar berisi pakaian-pakaianku yang dibutuhkan selama masa trainee. "Baik-baik, eoh? Jangan lupa beri appa atau eomma kabar."

Girlgroup | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang