2; Smooth

4.5K 318 0
                                    

Lee Hyora's pov

Sepulang dari sekolah aku kembali ditarik oleh Jieun untuk pulang ke rumahku. Sejak pagi tadi ia harap-harap cemas apa aku diterima untuk melakukan audisi, dikarenakan kuota pendaftaran audisi BigHit Entertainment kemarin hanya 100 orang. Dalam pendaftaran saja sudah ada kompetisi, ucapan Jieun terngiang di kepalaku.

Jika pendaftaran saja sudah seperti itu, bagaimana dengan audisinya? Aku tidak bisa membayangkannya.

"Jika kau sampai tidak diterima untuk audisi, aku akan datang ke BigHit dan menghadap Bang PD-nim langsung," ucap Jieun seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Saat ini aku dan Jieun sudah berada di dalam bus menuju halte dekat komplek perumahanku.

"Yak, tidak perlu, kau berlebihan, Jieun-ah. Masih ada kesempatan lain untuk aku mengikuti audisi."

"Tapi ini kesempatan langka BigHit membuka audisi untuk membuat girlgroup. Jika kau debut, kau akan satu agensi dengan BTS, omo!"

Aku lupa jika sahabat karibku ini sangat tergila-gila dengan BTS, pantas saja ia bersikeras menyuruhku ikut audisi disana. Aku tidak akan memungkiri jika aku juga tergila-gila dengan BTS, tapi Jieun ini gilanya sudah kuadrat.

Aku tidak membalas ucapan Jieun, sebaliknya menekan bel di samping jendela tanda ada yang akan turun di halte terdekat. Jieun terlalu sibuk berfangirl ria sampai aku harus menarik tangannya untuk turun dari dalam bus.

Begitu turun dari bus, Jieun kembali menarik tanganku. Sepertinya tanganku akan putus sebentar lagi. "Cepatlah, Hyora-ya! Jalanmu lambat sekali seperti siput," sungutnya setelah melihatku yang berjalan dengan santai.

Aku mendelik ke arahnya, sudah membuat tanganku sakit karena ditarik olehnya, sekarang ia mengataiku siput. Sahabat macam apa Lee Jieun ini?

"Aku yang daftar audisi mengapa kau yang repot, Jieun-ah?"

Jieun mendecak. "Tentu saja aku repot karena aku yang mendaftarkanmu, jadi aku harus jadi orang pertama yang melihat balasan email dari BigHit Entertainment."

"Terserah kau saja."

-----

Setelah menyapa eommaku yang sedang berada di dapur, Jieun segera berlari ke lantai dua dimana kamarku berada. Aku yang masih berada di dapur untuk mengambil minum, hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuannya.

"Jieun bersemangat sekali. Pendaftarannya sudah selesai ya?" Eomma mengalihkan pandangannya dari masakan yang dibuatnya lalu menatapku.

Aku mengangguk. "Sejak kemarin, hari ini pengumuman penerimaan untuk audisi melalui email."

"Jika kau diterima, eomma dan appa akan bangga sekali padamu."

Aku menghela napas. "Tapi jika aku jadi trainee untuk waktu yang lama, tidak akan ada yang menemani eomma ketika appa lembur di kantor."

Bisa kudengar eomma tertawa. Beliau meletakkan alat-alat masaknya dan menghampiriku lalu mengusap pucuk kepalaku. "Tidak apa-apa, sayang. Kesuksesanmu lebih penting, bukan begitu?"

Belum sempat aku mengangguk, suara pekikan dari lantai dua terdengar. Jangan tanya siapa, sudah pasti suara melengking ini milik Lee Jieun. Setelah pekikan itu, kini derap langkah Jieun terdengar tengah menuruni tangga dengan cepat.

Aku dan eomma keluar dari dapur dan melihat Jieun dengan senyum lebarnya tengah menatapku bahagia.

"Yak, apa-apaan pekikan tadi?"

Jieun tidak menjawab pertanyaanku. Tangannya memegang kedua lenganku dan menggoyangkannya dengan histeris. "Kau diterima untuk audisi, Hyora-ya!"

Girlgroup | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang