1; Sent

7.3K 398 16
                                    

Lee Hyora's pov

Pagi ini sungguh menyegarkan. Musim semi sudah tiba dan wangi bunga sakura memenuhi rongga penciumanku. Aku mendongakkan kepalaku untuk melihat pohon-pohon sakura yang bermekaran. Warna merah mudanya mengingatkanku pada cotton candy.

Sebuah bunga sakura jatuh dan mendarat tepat diatas telapak tanganku yang memang sengaja kubuka. Dengan hati-hati aku mengambil dan menghirupnya. Wanginya manis, apalagi ditambah dengan beberapa tetesan embun di kelopaknya.

Aku mengalihkan pandanganku ketika mendengar suara bus mendekat ke arah halte. Aku membaca tempat-tempat yang akan dituju bus tersebut. Setelah melihat nama sekolahku tertera disana, aku segera naik ke dalam bus dan duduk di dekat jendela.

Tanganku meraih buku diari yang memang selalu kubawa kemana saja dari dalam tas punggungku. Membuka halaman tengah dari buku dan meletakkan bunga sakura tadi disana. Aku akan mengeringkannya dan menempelkannya nanti di dalam kamar.

Aku memasukkan kembali buku diari ku ke dalam tas ketika bus mulai mendekati halte dekat sekolahku. Tanganku terangkat dan menekan bel yang terletak di samping jendela bus. Membuat bus menurunkan kecepatannya dan berhenti tepat di depan halte. Aku berdiri dan berjalan ke bagian depan bus untuk menempelkan bus card ku di tempatnya untuk membayar tarif.

Setelah terdengar bunyi beep, aku melepaskan bus card ku dari tempatnya dan segera turun. Berjalan ke arah gerbang sekolahku, School of Performing Arts. Aku menyapa sekuriti yang berjaga di depan pos ketika aku mulai memasuki area sekolah.

Di koridor, aku bisa melihat sekumpulan murid tengah mengerumuni papan mading. Sepertinya ada berita yang ditempel disana. Aku yang penasaran mempercepat langkahku dan ikut berdesakan bersama murid lain.

Belum sempat aku melihat apa yang ditempel disana, seseorang memanggilku. "Hyora!"

Aku menoleh dan mendapati sahabat karibku, Lee Jieun, melambai ke arahku. Mau tidak mau aku keluar dari kerumunan dan menghampirinya. "Ada apa, Jieun-ah?"

"Kau harus melihat ini," ucapnya seraya memperlihatkanku sebuah foto. "Ini berita yang ada di mading, aku mati-matian berdesakan hanya untuk memotretnya, ayo dibaca."

Aku mengambil alih ponsel Jieun dan membacanya dengan serius. Setelah membacanya sampai selesai, aku menatap sahabat karibku itu tidak percaya.

"BigHit Entertainment membuka audisi untuk girlgroup?"

Jieun mengangguk dengan semangat. "Dan kau harus mendaftar."

"Baiklah, denganmu ya?" tanyaku dengan antusias. Jieun menggelengkan kepalanya, "Aku tidak berani."

"Eh? Mengapa? Kau berbakat, Jieun-ah."

Jieun menghela napasnya. "Aku tidak ingin jadi terkenal, tidak bisa bebas."

Aku mengerucutkan bibirku. "Kalau begitu aku juga tidak mau."

"Hei, ayolah. Jika aku tidak mau, setidaknya orang terdekatku bisa mengabulkan keinginanku. Lihat dirimu." Jieun menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Kau memiliki badan yang ideal, bakatmu juga. Suaramu merdu saat bernyanyi, badanmu lentur saat menari, jadi apa yang kurang dari seorang Lee Hyora?"

Aku mendengus pelan. "Apa sekarang kau sedang merayuku untuk mengikuti audisinya?"

Jieun tertawa. "Benar sekali, bahkan kau tahu tujuanku merayumu, gadis pintar. Jadi, daftarkan dirimu ya?"

Aku berpikir sebentar lalu menghela napas. "Demi Jieun apa yang tidak kulakukan."

Senyum Jieun mengembang ketika aku menjawab seperti itu. Dengan spontan, tangan Jieun merengkuh tubuhku erat. "Jika nanti kau lolos dan debut menjadi artis, jangan lupakan sahabat karibmu ini ya?"

Girlgroup | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang