28; "Nado"

2.2K 147 9
                                        

happy reading, jangan lupa vomment!<3

-----

Manajer Sejin menyodorkan segelas teh panas yang dibuatkan oleh petugas kepolisian pada Hyora. Setelah itu ia kembali menghadap salah satu petugas yang menangani Ji Hwan.

Hyora hanya menatap kosong teh itu, memperhatikan uapnya yang mengepul. Sampai akhirnya ia mengerjap karena merasakan sebuah mantel menyelimuti dirinya. Menoleh dan tersenyum samar ketika melihat artis seniornya tersenyum padanya.

"Tanganmu dingin," ucap Taehyung seraya menyusupkan tangannya di sela-sela jari Hyora, menyalurkan rasa hangat. Menggenggamnya lembut, namun tidak mendapat balasan.

"Masih takut, hm?"

Hyora mengangguk pelan, setelah itu terdiam. Membuat Taehyung juga terdiam. Namun ketika tangan Taehyung mengusap kepalanya lembut, membuatnya menoleh.

"Jangan takut, ada aku disini." Perkataannya itu membuat Hyora kembali tersenyum, meski masih samar. Taehyung menghela napas, setidaknya ia sudah berusaha menenangkan gadisnya tersebut bukan?

Hyora mengalihkan pandangannya ketika menyadari kehadiran Manajer Sejin yang kembali dari menghadap petugas. Ia berdiri dari duduk, menghampirinya.

Samar-samar Taehyung dapat mendengar Hyora menanyakan kabar Ji Hwan, membuat tangannya terkepal. Ia masih tidak terima jika laki-laki itu memagut bibir gadisnya beberapa jam yang lalu. Dan tubuhnya sontak berdiri ketika mendengar gadisnya itu ingin bertemu dengannya.

"Hyo," panggilnya seraya menghampiri Hyora lalu menggenggam tangannya, meremasnya pelan. Menatap matanya dalam, berusaha berkomunikasi melalui tatapan.

Hyora awalnya mengernyit, namun ia segera terkekeh lalu melepas genggaman tangan Taehyung. "Tidak apa, Ji Hwan bukan orang jahat. Percaya padaku."

Taehyung kembali menggenggam tangan Hyora. "Biar kutemani." Matanya menatap manajer Sejin, mencoba meminta izin. Dan ia tersenyum ketika laki-laki itu mengangguk.

Seorang petugas kepolisian menunjukkan arah, menuju ke ruangan yang digunakan tamu untuk membesuk tahanan. Di sana, di sebuah kursi, duduk Ji Hwan dengan kepala tertunduk. Ia baru mendongak ketika mendengar suara pintu tertutup.

"Noona," panggilnya ketika Hyora sudah duduk di hadapannya bersama Taehyung. Ia menunduk ketika bertemu tatap dengan mata dingin Taehyung, seakan-akan matanya itu ingin membunuhnya.

Namun ia kembali mendongak ketika merasakan tangan Hyora menggenggam tangannya. Dan ia dapat merasakan matanya memanas ketika mendengar kata maaf keluar dari bibir Hyora.

"Maafkan aku. Karena aku, kau jadi seperti ini. Padahal sebentar lagi kau akan ujian 'kan? Apa aku harus-" Ucapan Hyora terhenti ketika melihat juniornya itu menundukkan kepala dengan bahu bergetar. "Hei, jangan menangis ya? Jadi laki-laki itu harus kuat, tidak boleh menangis."

Tangan Ji Hwan yang bebas satu, terangkat untuk mengusap air matanya. "Ba-bagaimana bisa noona masih sebaik ini setelah apa yang kulakukan padamu?"

Hyora tersenyum, ibu jarinya mengusap punggung tangan Ji Hwan lembut. "Karena aku tidak ingin menjadi pribadi pendendam. Jika kau bertanya dalam hati apa aku sudah memaafkanmu, jawabannya sudah. Aku sudah memaafkanmu."

Girlgroup | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang