3; Trainee

4.5K 319 6
                                    

Lee Hyora's pov

Tanggal 7 Juli. Hari dimana aku melakukan audisi di BigHit Entertainment.

Jujur, aku sangat gugup. Aku memang sudah berlatih selama beberapa hari ini, tapi bagaimana jika aku tidak lolos? Aku tidak ingin mengecewakan orangtuaku, apalagi sahabat karibku, Jieun.

Kalian tahu? Kata Jieun tempo hari, lolos atau tidaknya diumumkan di hari yang sama, akan dipilih 25 orang untuk dijadikan trainee selama jangka waktu yang ditentukan. Itu yang aku gugupkan sejak tadi.

"Tenang saja, aku yakin kau pasti lolos." Ucapan Jieun tempo hari setelah aku mengutarakan rasa gugupku kembali terputar. Membuat rasa gugupku sedikit menghilang.

"Yak, jangan melamun. Ini sudah hampir jam 11, gedung agensi BigHit lumayan jauh, belum nanti menunggu di stasiun. Cepat pakai pakaianmu!"

Aku tersadar jika sejak tadi masih memakai baju rumah. Aku yang saat ini berada di dalam dapur untuk meminum air dingin dari dalam lemari pendingin, segera menandaskan isi gelasku dan berjalan cepat menuju kamarku.

Dan pakaian yang akan kupakai sudah berada di atas kasur. Aku tahu ini perbuatan Jieun, ia menyiapkan crop sweater dan jeans 5cm di atas lutut untukku. Tanpa berpikir lagi, aku segera memakainya. Apapun yang dipilihkan oleh Jieun pasti selalu cocok dengan seleraku. Sepertinya hampir tiga tahun bersahabat membuatku dan Jieun memiliki ikatan batin.

Aku keluar dari kamar setelah mematut diri untuk yang terakhir kalinya. Tidak lupa aku meraih tas kecilku yang berisi barang-barang penting seperti ponsel, dompet, dan powerbank.

Begitu aku keluar dari kamar, Jieun sudah berdiri di depan pintu sambil melipat kedua tangannya di dada. Matanya memeriksa tubuhku dari ujung kepala sampai ujung kaki, memastikan tidak ada yang salah denganku. Ia mengembangkan senyumnya setelah itu dan menarik tanganku.

"Ayo pamit," ucapnya seraya membawaku ke taman belakang rumah. Terlihat eomma sedang menyirami tanamannya. Aku melepaskan tangan Jieun dari lenganku dan berjalan mendekati wanita yang berusia kepala tiga tersebut.

"Eomma, aku pamit dulu untuk audisi," ucapku begitu sudah berada di dekat eomma. Beliau mengalihkan pandangan dari tanamannya lalu menatapku. Senyumnya terkembang yang membuatku ikut tersenyum juga.

Tangannya terangkat untuk mengusap puncak kepalaku dengan lembut. "Anak eomma harus menampilkan yang terbaik nanti saat audisi. Buat bangga appa dan eomma, ya?"

Aku mengangguk lalu menyalimi tangan eomma, begitu pula Jieun. Setelah itu, kami berdua berangkat menuju stasiun terdekat untuk mencapai gedung agensi BigHit. Pemberhentian terakhir kami adalah Stasiun Hak-dong, baru setelah itu keluar dan mencari jalan dimana gedung agensi BigHit berada.

-----

Aku mematung begitu tiba di depan gedung agensi BigHit. Gedung agensi yang sekarang terlihat lebih baik dari yang lama. Tapi, gedung agensi yang lama adalah gedung yang paling banyak menyimpan kenangan, apalagi ditambah dengan ribuan tandatangan ARMY di dinding bagian luar gedung. Disana pula aku dan Jieun dulunya membubuhkan tandatangan kami dan menulis sedikit pesan yang mungkin tidak akan dibaca oleh BTS.

Jieun menepuk pundakku, membuat lamunanku buyar seketika. Aku menatapnya dengan pandangan bertanya. Tapi Jieun menggeleng pelan. "Fokus saja untuk audisimu nanti, jangan pikirkan gedung agensi BigHit yang lama."

Aku hendak bertanya darimana ia mengetahuinya, tapi Jieun terlanjur menarik lenganku untuk memasuki gedung agensi BigHit. Bertanya pada sekuriti di pintu masuk dimana ruang audisi berada, dan kembali menarikku ke tempat yang dimaksud.

Girlgroup | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang