she had a face straight outta magazine

5.3K 430 10
                                    

Kejadiannya terjadi sangat cepat, terlalu cepat sampai aku tidak mampu untuk bernapas. Dadaku disesaki oleh amarah yang setiap sekonnya menggrogotiku. Kuku jemariku menusuk dalam telapak tanganku, sampai aku bisa merasakan cairan hangat kental sedang mengalir disana. Ditambah kepalaku terasa akan pecah setelah menerima pukulan menggunakan balok kayu pada bagian belakang kepalaku. Mereka tahu bagaimana melumpuhkanku sementara, tapi aku lebih memilih untuk dilumpuhkan seutuhnya sekarang.

"Seungwan, tanganmu berdarah." Aku menghiraukan ucapan Brian, salah satu ajudan setia ayahku. Sebenarnya Brian seumuran denganku tapi karena urat yang timbul dari balik kulit wajahnya dan tubuh kekarnya membuatnya terlihat jauh lebih tua dan—sedikit—sangar. "Biar aku obati."

Aku menepis tangan Brian yang akan meraih tanganku. Sedetik kemudian aku menyesali perbuatan kasarku pada Brian. Pada dasarnya kita ini sama.

"Seungwan, jangan seperti ini." Saat Brian mencoba untuk meraih tanganku kembali, aku tidak memberontak. Kubiarkan Brian membersihkan tangan kananku dari darahku sendiri dengan sapu tangannya. "Lebih aman di rumah, Wan. Aku bisa menjagamu, apa yang kau harapkan dari tempat seperti itu? Apa kau sadar apa yang akan terjadi jika ayahmu mengetahui apa yang kau lakukan?"

Iya. Kemungkinan pertama jika ayahku tahu kalau aku kabur adalah mengerahkan seluruh pasukannya dan menghancurkan basecamp anak Bangtan. Iya bagus jika mereka hanya menghancurkan, bagaimana jika ayahku bertitah membunuh mereka semua?. Akalku memaki diriku sendiri. Lihatlah apa yang kukhawatirkan ketika seharusnya aku lebih mengkhawatirkan nasibku sendiri.

Berhentilah menangis! akal dalam pikiranku membentak. Aku telah melewati hal yang lebih dari ini. Tapi kenapa rasanya susah sekali untuk tegar?. Dan tatapan dinginnya saat menyaksikanku diseret paksa masuk ke dalam mobil rasanya akan menghiasi mimpiku dan menekan dadaku dengan kuat setiap malamnya. Aku sudah salah sejak awal.

"Dia yang memberitahu?"

Lagi, aku menyesali apa yang kulakukan. Tidak seharusnya aku bertanya. "Dia melakukan hal yang tepat. Dia tahu apa yang terbaik untukmu."

Lihat, air mataku meluncur semakin deras. "Tidak ada tempat yang lebih baik untukku di dunia ini, Brian."

"Setidaknya aku bisa menjagamu, aku janji."

"Omong kosong. Kau tidak bisa dan kau tahu itu."

Kedua bola mataku otomatis tertutup dan aku merasakan tangan besar Brian meraih badanku dan mendekapku dalam tubuh hangatnya. Sepertinya aku tahu apa yang membuat semuanya terasa sangat berat.

Bajingan kau, Min Yoongi.

GreenlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang