"Kenapa sih kau selalu memaksaku?" Aku mencoba untuk menghardik namun nyatanya aku tidak mampu. Bahkan untuk berjalan aku membutuhkan Brian untuk merangkulku. Aku tidak bisa menjaga keseimbanganku sendiri.
Brian memaksaku untuk keluar dari kamar. Dia bilang aku sudah terlalu lama terbaring di tempat tidur. Dia juga bersikeras kalau aku perlu melihat dunia luar. Aku menjawabnya dengan percuma, karena nyatanya aku tetap berada di dalam sebuah kurungan.
"Lihat lah dirimu Seungwan. Berjalan saja kau perlu bantuanku. Kau sudah lama tidak memijakkan kaki di bumi."
"Aku lelah."
Namun Brian tidak mengindahkan, ia tetap menuntunku berjalan entah kemana. "Aku akan menyuruh mereka berhenti memberimu obat."
"Tidak perlu, hanya menyulitkan dirimu. Biarkan saja jika dia bermaksud membunuhku."
"Tolong jangan bicara seperti itu lagi. Kita sudah membuat kesepakatan kan?"
"Aku tidak pernah mengiyakan."
Brian berhenti kemudian matanya memperhatikan sekitar. Dengan kekuatan yang dimiliki Brian dan lemahnya kondisiku, memudahkan Brian untuk menggerakkan tubuhku untuk menghadapnya. Kini jarak kami sangat dekat, lantas ia membisikkan sesuatu.
"Kali ini mari bebas bersama-sama."
"Jangan gila." balasku. "Pikirkan ibu dan adikmu."
"Bagaimana jika kini hanya kau yang menjadi alasanku untuk bertahan?"
Mendengarnya justru seperti mendapatkan pukulan keras di dada. Aku menatap Brian, mencoba untuk mencari tahu segalanya.
"Sejak kapan?"
Tapi Brian tidak memberikan jawaban, namun tanpa mendengar Brian mengatakannya aku tahu apa yang terjadi. Dengan kekuatan seadanya, aku menjauhkan diri dari Brian. Tiba-tiba untuk bernapas saja rasanya begitu sulit. Brian memandangku dengan pelupuk matanya yang sudah berair.
"Kenapa Bri? Bagaimana bisa kau bersikap seperti ini ketika aku menghancurkan harapanmu? Lihat kan, aku tidak bisa mempercayaimu lagi."
Aku melangkah mundur ketika Brian mencoba untuk meraihku. "Bukan salahmu Seungwan. Jangan seperti ini kau menyakiti hatiku."
"Bukan salahku? Aku telah membunuh ibu dan adikmu!"
Pertahananku runtuh, mengucapkannya keras-keras adalah hal yang paling menyakitkan bagiku. Sebelum benar-benar terjatuh, Brian meraihku. Merangkulku seperti apa yang ia lakukan selama ini. Tidak pernah mau melihatku jatuh, dia selalu ada untuk menangkapku.
"Kau kehilangan segalanya karena kebodohanku, Bri. Maafkan aku. Seharusnya aku tahu ayah ak—"
"Cukup Seungwan." Brian memotongku. "Apapun yang terjadi, cobalah bertahan ya? Aku hanya minta itu."
"Kenapa?"
"Karena kau keluargaku Seungwan. Don't make me lose another one."
Aku membenamkan kepalaku kemudian memeluknya. Disinilah tempatku berada, ia adalah rumahku yang sesungguhnya. "Kau yang pantas mendapatkan lebih dari ini, Brian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Greenlight
Фанфик[Completed] Son Seungwan dikurung selama hidupnya. Pada hari ulang tahunnya yang ke-22, Seungwan sudah menyusun dan menyiapkan segalanya dengan matang. Namun, hal diluar dugaan terjadi. Seungwan justru masuk ke dalam 'penjara' lainnya.