Ada perubahan yang begitu signifikan terjadi pada ayah. Rambutnya sudah tidak selebat apa yang kuingat, mereka juga sudah berubah warna menjadi keabuan. Sorot matanya sudah menyurut, tidak sekuat seperti dulu. Baru kali aku merasa 'normal' ketika berhadapan dengan Ayah.
"Kau paham apa resikonya menemuiku?" Tidak akan ada pertanyaan basa-basi semacam menanyakan bagaimana kabarku setelah dikurung cukup lama dalam rumah sakit jiwa. Tentu saja. Dia ayahku.
"Prajuritmu masih banyak, Yah. Kenapa aku harus takut?"
Ayah tersenyum miring. "Sepertinya aku tidak perlu begitu khawatir. Selama berada di Bangtan pastinya kau belajar banyak hal kan? Termasuk bagaimana caranya membunuh seseorang? Tampaknya aku bisa pensiun dalam waktu dekat?"
"Ya, dan juga rasa dendam. Aku belajar ternyata dendam bisa sekuat itu mengendalikan diri seseorang. Bagaimana? Apakah aku benar?"
Ayah menuangkan teh ke dalam cangkir dan menyodorkannya ke arahku. "Minumlah dulu, teh lemon. Kesukaanmu kan?"
"Terima kasih."
"Bersiaplah, Nak. Kau harus tahu apa yang akan kita hadapi."
Ayah memutar tablet yang sejak tadi berada di sampingnya. Disana menampakkan tayangan cctv jalanan yang dilewati oleh mobil-mobil serupa. Tanpa dijelaskan lagi oleh Ayah, aku tahu apa yang akan kuhadapi. Aku akan bertemu dengan Sungjae, dan mungkin dia yang akan memberikan kebebasan yang seharusnya aku dapatkan.
----------
Hi guys! Mau ucapin makasih banyak buat kalian yang tetep baca fanfict ini, yang gakjelas gini dan tidak berbobot haha. Aku mau kasih tau kalau terjadi perubahan di part 'well, now that you've got your gun'. Sebelumnya di part itu ada tokoh Wendy ketemu sama Sandra namun karena satu dan lain hal. Aku memutuskan untuk hapus bagian itu dan masukin bagian Wendy dan Suga olahraga bareng aja. Begitu, oleh karena alurnya maju-mundur gini mungkin bisa diulang bacanya dari part itu. Takutnya merasa ada yang missing hehehe. Kritik dan saran kuterima loh! Comment aja:d. See ya on next chapter!
- frea
KAMU SEDANG MEMBACA
Greenlight
Fiksi Penggemar[Completed] Son Seungwan dikurung selama hidupnya. Pada hari ulang tahunnya yang ke-22, Seungwan sudah menyusun dan menyiapkan segalanya dengan matang. Namun, hal diluar dugaan terjadi. Seungwan justru masuk ke dalam 'penjara' lainnya.
