Jungkook memberikanku sebuah pistol dan memasangkan sebuah earphone interkom pada telingaku sebelum kami melanjutkan perjalanan menuju titik akhir. Ketika kupikir perjalanan kami akan sedikit tenang, namun Jungkook masih harus mengurusi beberapa gangguan yang menerjang kami.
"Wen tekan interkommu!"
Aku melakukan apa yang Jimin perintahkan. Suara Brian dengan nada tinggi segera memenuhi telingaku. "Wan? Bagaimana kondisimu?"
"Masih bernapas. Bagaimana denganmu? Kau ada dimana?"
"Masih mencoba menghalang beberapa anjing gila untukmu." Aku bisa mendengar suara tembakan saling menyaut dari sana. "Aku perlu mengatakan ini padamu, Wan. Maaf tidak pernah mengatakan ini padamu sejak dulu. Hidup memang pantas untuk diperjuangkan. Cobalah untuk memperjuangkan hidupmu oke?"
"Terima kasih Bri namun usahamu ini sebenarnya sia-sia. Kau yang harus baik-baik menjaga nyawamu, oke? Ingat kita akan bebas bersama. Kita tidak pernah mengingkari janji satu sama lain."
"Aku ak—"
Sambungan terputus ketika sebuah ledakan terlepas, diikuti dengan rasa sakit yang menyerang kepalaku karena terbentur kaca mobil cukup kencang. Mobil kehilangan keseimbangannya, sepertinya mereka melemparkan peledak kecil.
"Wen, kau bisa bergerak?" Jungkook bertanya.
Aku melihat Jimin yang tampak setengah sadar. "Tolong Jimin, Jung."
"Aku telah meminta bantuan untuk Jimin. Kau masih memegang pistol yang kuberikan bukan?"
Aku mengajukan pistol ketika seseorang membuka pintu mobil dengan menodongkan pistol pula kemudian muncul sosok Gerry, kaki tangan Sungjae.
"Nona Seungwan, lebih baik Anda ikut dengan kami."
Aku melirik kondisi Jungkook dan Jimin yang sudah dikepung. Jungkook menggeleng pelan padaku, namun kondisi Jimin lebih memberikan pengaruh padaku.
"Tuan Sungjae ingin bicara sebentar."
Gerry menunjukkan tabletnya yang menampakkan Sungjae yang sedang menodongkan pistol tepat ke pelipis Brian. "Hei Sissy, aku bisa memberikan apa yang kalian mau. Kalian ingin bebas bersama bukan? Kemarilah. Biarkan aku berikan apa yang kalian inginkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Greenlight
Fiksi Penggemar[Completed] Son Seungwan dikurung selama hidupnya. Pada hari ulang tahunnya yang ke-22, Seungwan sudah menyusun dan menyiapkan segalanya dengan matang. Namun, hal diluar dugaan terjadi. Seungwan justru masuk ke dalam 'penjara' lainnya.