Mendengar tawa keras Ayah justru menyulut emosiku. Aku beranjak dari kursi dan memberikan kode pada Brian untuk mencoba membawaku keluar dengan aman.
"Kenapa kau tidak percaya padaku, Seungwan?"
Aku mengikuti langkah lebar Brian yang menuntunku keluar dari ruangan dan keluar melewati sebuah pintu rahasia.
"Aku dan Sungjae, kami dipermainkan Bri. Aku harus bicara pada Sungjae."
"Bukan ide yang baik tapi kita bisa menjadikannya pilihan terakhir. Sekarang ikuti apa kataku, kau mengerti?"
"Kau akan membawaku kemana?"
"Ke tempat yang aman. Aku sudah menyiapkan segalanya. Apapun yang terjadi, kau harus tetap pergi baik denganku atau tidak."
"Bri, kau janji kita akan pergi bersama."
"Aku juga berjanji untuk menjagamu, Wan. Apapun itu."
"Persetan Bri! Jangan bersikap seperti itu tolong."
"Jangan bahas ini sekarang, Wan!"
Brian membawaku keluar pintu belakang. Sudah ada sebuah mobil menunggu, langkahku sedikit tertatih mengikuti Brian yang berlari dengan cepat. Brian membukakan pintu dan mendorongku masuk, gerakannya benar-benar cepat sampai aku tidak menyadari apa yang akan terjadi.
"Hei, Wen. Apa kau merindukanku?" Orang yang menyapaku dan duduk di kursi kemudi adalah Hobie. Sementara orang yang duduk di kursi penumpang depan adalah Jungkook.
"Ah Tuhan, apa yang sedang terjadi." Gumamku. "Kenapa Brian tidak ikut?"
"Tenang, Wen. Dia menyusul." Hobie menjawab pertanyaanku.
"Dan kenapa kalian ada disini?"
"Hyung," kata Jungkook. "Wen, gunakan sabuk pengaman atau pegangan pada sesuatu. Dan kau tidak mabuk darat kan? Perjalanan kita sepertinya tidak akan begitu mulus."
Aku melihat ke belakang dan menemukan tiga mobil dengan penanda biru pada kaca spion. Aku menghela napas panjang dan menundukkan badanku. Aku benci berada dalam situasi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greenlight
Fiksi Penggemar[Completed] Son Seungwan dikurung selama hidupnya. Pada hari ulang tahunnya yang ke-22, Seungwan sudah menyusun dan menyiapkan segalanya dengan matang. Namun, hal diluar dugaan terjadi. Seungwan justru masuk ke dalam 'penjara' lainnya.