thought you said that you would always be in love

782 138 4
                                    

"It's nice to see you again, Sis."

Pandanganku sejak memasuki ruangan tertuju kepada Brian yang sudah babak belur, wajahnya sudah dibasahi oleh darahnya dan moncong pistol menempel pada pelipisnya. Tapi Brian masih memberikan senyum yang seakan mengatakan kita masih mempunyai harapan dan pada akhirnya kita akan berhasil. V dan Suga berada dalam kondisi yang sama namun kondisi mereka masih lebih baik ketimbang Brian. Sungjae tidak membangun pertahanan yang begitu berarti untuk dirinya, hanya ada beberapa anak buahnya dalam ruangan dan semuanya sudah disibukkan dengan tugas masing-masing. Lihatlah bagaimana adikku begitu ingin menunjukkan dirinya.

"Kau benar-benar payah, Sungjae. Aku tidak heran ayah bersikeras tidak mau memberikan takhtanya padamu, Adik Kecil."

"Bicaralah sesukamu, Tuan Putri. Sayangnya Ayah tidak pernah mengajarkan bahwa setiap perkataan yang keluar dari mulut kita begitu berarti padamu ya."

"Kau banyak omong."

"Apakah kau tidak rindu padaku? Terakhir kali kita bertemu saat umurku sembilan tahun kan?"

Dulu sebelum 'diasingkan', aku pernah merasa bahagia. Jika mengingat bagaimana bahagianya masa kecilku bersama Sungjae, aku tidak pernah berekspektasi adik kecil yang dulu sering kucium dan kupeluk ini sekarang berusaha mati-matian untuk merilis peluru menembus kepalaku.

"Ada cara lain, Sungjae. Kita bisa bicarakan ini. Kau tidak sadar sedang berada dalam permainan apa."

"Kabarku baik, Seungwan. Aku benar-benar rindu padamu. Sejak kau tidak ada, tidak ada lagi yang melindungiku. Tidak ada yang memiliki sifat keras kepala sepertimu. Aku rasa itulah kenapa Ayah benar-benar sayang padamu, tapi dia terlalu memanjakanmu. Kau terlalu lemah."

"Maafkan aku. Bukan kemauanku untuk meninggalkanmu."

"Kenapa minta maaf?"

Sungjae mengarahkan pistolnya tepat ke arah dada Brian. Tanpa peringatan apapun, Sungjae memberikan mimpi paling buruk yang paling kutakuti selama ini. Melihat tubuh Brian tergeletak dengan darah yang mengalir dari dalam tubuhnya sendiri, tubuh itu tidak lagi memiliki nyawa. Nyawaku sendiri seakan ditarik paksa.

"Sungjae, oh anakku, kau benar-benar menyakiti hati kakakmu. Kurasa aku mengajarkan kesetiaan dan kau tidak paham itu juga berlaku menghormati kakakmu."

Lihat siapa yang datang dengan kursi rodanya. Aku benar-benar muak dengan muka duanya. Pandanganku kembali terarah kepada tubuh Brian, naif rasanya karena aku berharap melihat pergerakan disana. Kemudian tatapanku bertemu dengan V, mulutnya melakukan pergerakan. Mengisyaratkan padaku untuk bersiap, tidak hanya itu mulutnya bergerak mengatakan: Untuk Brian, tetaplah hidup. Dadaku bergemuruh menahan gelombang emosi yang akan mengendalikan segalanya.

"Lihatlah putrimu, terlihat begitu menyedihkan. Kau masih kuat menahannya, Seungwan? Masih belum cukup? Apa aku perlu menggunakan salah satu dari mereka?"

"Bunuh aku sekarang, bodoh. Apa yang kau tunggu? Dasar keparat."

Sungjae memberikan perintah kepada anak buahnya untuk melepaskanku. "Kau mundur."

"Kau terlalu meremehkanku, Sungjae. Hati-hati dengan itu."

"Apakah sesuatu di dalam sana sudah terbangun?"

"Sepertinya kau lebih baik berharap tidak."

Sungjae melemparkan pistol yang ia pegang. "Ini yang kutunggu sejak tadi. Merendahkan harga diriku jika membunuh kakak tersayangku. Biarkan aku membunuh dirimu."

—————

"Bagaimana?" Jin bermaksud menggoda RM dan menyobongkan diri.

RM menggeleng tidak percaya, menyelipkan tawa kecil. "Tetap saja, aku perlu lihat bagaimana akhirnya. Ini bisa jadi bencana, Seokjin."

"Aku masih percaya diri. Disana ada V. Aku merasa sedikit bersalah menggunakan sobat kita yang satu itu, namun dia kartu as kita kali ini."

"Bagaimanapun aku tetap bersiap. Aku tidak mau kehilangan apapun."

"Kita tidak akan kehilangan apapun. Percayalah, klimaksnya sebentar lagi."


—————


Just want to say ini udah satu part sebelum ending hihihi. Akhirnya, astaga, dari awal sebenarnya gak tahu kalau sanggup nyelesain cerita ini apa gak hahaha. Makasih banyak ya yang udah baca sampai part ini! Maaf kalau cerita ini lack banget karena mulainya dadakan. I know mungkin some of you masih gak ngerti sama alurnya atau apa yang sebenarnya terjadi. Semoga di part selanjutnya bisa memberikan penjelasan, you can kindly ask me anything about the whole story.

Dan aku baru post chapter 1 dari story baruku yang judulnya h•e•r. Mungkin kalau gak keberatan boleh mampir sebentar hehehe. Thank you so much!

 Thank you so much!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- frea

GreenlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang