"Kau ini pengangguran ya?" Ucapku ketika melihat V memasuki ruang latihan dengan membawa sebotol minuman di tangannya. Sebenarnya sesi latihanku sudah selesai sejak tadi namun karena Mister Choi menyuruhku untuk rajin latihan agar tugasnya cepat selesai. Setelah sesi latihan berakhir aku tidak langsung membilas tubuhku, aku biasanya akan menambah latihan satu sampai dua jam.
Malam itu kami menghabiskan malam dengan membicarakan hal tidak penting. Sampai aku tertidur dan terbangun dengan posisi V yang berada dekat denganku. Tangan panjangnya menjadi alas kepalaku untuk tidur, dan jaketnya menghangatkan badanku semalaman.
Setelah malam itu aku sering melihat keberadaan V di markas Bangtan. Entah, mungkin dia sedang tidak memiliki tugas atau apa. Pokoknya aku sampai bosan mendengar ocehannya.
"Istirahat dulu, lihat itu ototmu." V menggodaku dengan memberikan tinjuan pelan pada lenganku.
"Serius nih, kau memang tidak punya pekerjaan? Tidak ada manusia untuk kau tembaki?"
"Aku juga senang berada di dekatmu." V membalas sambil mengedipkan sebelah matanya. "Minumlah."
"Thank's."
"Apa yang kau lakukan setelah ini?"
"Tidak ada, mungkin istirahat di kamarku."
V meraih tangan kiriku, dia melihat luka gores yang baru saja kudapatkan pada sesi latihan bersama Mister Choi. Aku buru-buru menarik tanganku ketika menyadari lukanya lebih parah dari apa yang kuduga. "Astaga, pergi ke klinik sekarang Wen." V tidak memberiku kesempatan untuk memberi tanggapan apa-apa.
Saat di klinik aku diobati dengan suster yang sedang berjaga. Aku tidak langsung ditangani karena keadaan klinik benar-benar ramai. Ranjang rumah sakit terus memasuki ruang pengobatan. Dari suster yang menanganiku, katanya baru saja terjadi penyerangan. Para Penjaga yang dibawa ke markas hanyalah mereka yang mengalami luka kecil hingga ringan. Mereka yang mengalami luka berat dilarikan ke rumah sakit 'sesungguhnya'.
Saat selesai dan aku tidak menemukan V. Aku bertanya kepada suster jaga dimana ruangan Jimin, kemungkinan besar V berada di sana.
Mungkin seharusnya aku memilih untuk pergi meninggalkan klinik tanpa mempedulikan V. Pintu ruangan Jimin sedikit terbuka, suara obrolan Jimin dan V bisa kudengar dengan jelas.
"Bagaimanapun akhirnya kau harus merelakannya, V. Sungjae sudah berani menyerang, berarti dia tahu keberadaan Seungwan. Aku tidak yakin RM akan seteguh itu pada akhirnya. Bagaimanapun Suga benar, harganya terlalu mahal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Greenlight
Fanfiction[Completed] Son Seungwan dikurung selama hidupnya. Pada hari ulang tahunnya yang ke-22, Seungwan sudah menyusun dan menyiapkan segalanya dengan matang. Namun, hal diluar dugaan terjadi. Seungwan justru masuk ke dalam 'penjara' lainnya.