Salah satu ajudan ayah menghampirinya dan membisikkan sesuatu. Ayah hanya mengangguk, tampak tenang. Padahal jika kutebak pasti ia baru saja mendapat informasi soal Sungjae yang sedang mencoba untuk menembus pertahanan. Aku tidak bisa meremehkan adik tiriku yang satu itu. Ambisinya yang memggelora tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Ayah pun tahu jelas. Entah apa yang telah beliau lakukan sampai membentuk adik tiriku menjadi sesuatu yang mengerikan. Karena ajaran tentang hormat dan loyal yang tinggi pada beliau, rasanya itu yang membuat Sungjae tidak menebas kepala ayah kami sejak dulu. Namun, sayangnya, Ayah tidak mengajarkan adik tiriku itu untuk menghormati kakaknya.
"Kau siap?"
"Kau bisa menghentikan semua ini, berikan apa yang Sungjae inginkan. Kenapa kau membuatnya begitu rumit?"
Terdengar suara pintu terbuka. Aku menoleh untuk melihat siapa yang masuk. Ternyata Brian dan ia berdiri di dekat pintu dengan ekspresi mukanya yang keras. Ayah membiarkannya, tampak tidak peduli.
"Aku tidak akan memberikan apa yang ia inginkan semudah itu. Jika dia menginginkan posisiku, adikmu tahu apa yang harus ia lakukan."
Aku mendidih mendengarnya. "Lantas kenapa kau sibuk menyembunyikanku selama ini? Kenapa tidak bunuh aku saja sejak dulu?"
"Kau putriku, satu-satunya pula. Bagaimana bisa aku tega membunuhmu?"
Ayah tahu jelas apa yang ia lakukan. Ayah tahu aku haus akan kebebasan, tidak mau melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang putri mafia. Dia memang tidak akan pernah membunuh anak-anaknya, tapi dia memiliki cara untuk membuat mereka mati tanpa harus mengotori tangannya. Kelakukanku memang pantas diberi hukuman berat, tapi aku adalah darah dagingnya. Mungkin perlakuan yang kuterima selama ini adalah caranya untuk menuntunku menuju gerbang kebebasan yang ia anggap pantas kudapatkan. Ya, pikiran kalian benar. Memang, seperti itulah ayahku. Begitu keji, darahnya dingin.
"Kau terlalu bertele-tele, Fred."
Ayahku menyeruput minumannya. "Tapi aku serius, kau tetap putriku. Sudah kewajibanku untuk melindungimu."
Dasar gila. Aku tahu dia memiliki rencana lain, entah apapun itu. Logikanya adalah ketika Sungjae berhasil membunuhku, permainan tidak akan berhenti sampai disitu. Sungjae harus mempertahankan dirinya karena Ayah tidak mungkin membiarkanku mati begitu saja. Setidaknya harus ada yang mati salah satu diantara mereka.
"Ada yang salah dengan dirimu, Yah. Kau mencoba untuk membunuh kami berdua kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Greenlight
Fanfic[Completed] Son Seungwan dikurung selama hidupnya. Pada hari ulang tahunnya yang ke-22, Seungwan sudah menyusun dan menyiapkan segalanya dengan matang. Namun, hal diluar dugaan terjadi. Seungwan justru masuk ke dalam 'penjara' lainnya.