it's much harder now the police have come

820 145 9
                                        

Aku terbangun, sedikit tersentak karena merasakan tubuhku diguncang. Mataku terasa berat namun aku bisa melihat air wajah Brian yang khawatir.

"Ada apa?"

"Kau yang kenapa? Mimpi buruk?"

Aku mencoba memahami pertanyaan Brian sampai merasakan kedua pipiku terasa agak lengket. Aku mengusap wajahku pelan, mencoba menghapus air mata yang belum sepenuhnya kering.

"Mereka memberikanmu obat lagi?"

"Tidak. Aku baik-baik saja kok."

"Seharusnya aku membiarkanmu saja Seungwan."

"Apa yang kau bicarakan?"

"Kau tahu jelas apa yang sedang kubicarakan."

Ya, aku tahu. Dan juga sadar. "Mungkin jika aku tidak disini sekarang, aku akan menyesal sampai mati."

"Jangan gunakan diriku untuk mengelak dari perasaanmu."

"Tuhan," desisku agak sebal. "Hentikan! Jangan buat aku ingat soal apapun lagi." Setelahnya mengubah posisi tidurku membelakangi Brian.

Justru aku merasakan Brian berbaring disampingku. Tangannya terselip melewati tubuhku untuk meraih jemariku. "It's not just about him. Rasanya aku telah merampas apa yang kau inginkan selama ini."

"Pernahkah kau membenciku Bri?"

Brian tidak kunjung menjawab.

"Kau juga tidak pernah menjelaskan kenapa aku berada disini."

"Apakah aku harus?"

"Lebih tepatnya kenapa aku harus berada disini?" Aku mengubah posisiku menghadap Brian. "Apa yang sedang kau lakukan?"

Lihat, semuanya cukup bagiku.

"Kau tidak bisa menjawabnya kan?"

"Kau salah paham."

"Lantas jelaskan Bri!"

"Ayahmu sedang dalam kondisi kritis—"

"Oh sebentar lagi dia akan mati?"

Brian berdecak sebal namun terlihat ia berusaha menahan tawanya. "Bukan itu, maksudku takhtanya Sayang. Kau adalah anak pertamanya, namun saudara tirimu tidak menginginkannya."

"Jadi itu kenapa alasan aku dikurung disini?"

"Ayahmu dan kau sangat kritis. Banyak yang tidak setuju kau menjadi penerus, namun ayahmu tetap bersikeras. Kau tahu kan dia sangat tradisional. Dan kau tahu kan betapa gilanya saudara tirimu jika dia sudah berambisi?"

"Bri, bisakah kau kabulkan permintaanku yang ini?"

"Apa itu?"

"Pertemukan aku dengan Ayah. Secepatnya."

—————

Akhirnyaaa bisa update juga setelah sekian lama, hehe ini baru aja baru banget selesai UTS. Uhuhu maaf ya kalau ceritanya makin gak jelas. Makasih yang udah mau sempetin baca dan ninggalin comments! It means a lot to me. Kritik dan saran diterima loh, thank youu.

- frea

GreenlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang