to find out that everything's gone wrong

783 153 6
                                    

V mengejutkanku yang sedang serius mencoba untuk meretas sebuah situs web kacangan. Melakukannya adalah hal mudah sebenarnya namun aku bersikap seolah tidak tahu apa-apa saja.

"Apa kabar? Lama tidak berjumpa!"

Semenjak hari pengucapan sumpah, aku tidak pernah bertemu lagi dengan V. Aku juga tidak melihat batang hidungnya berkeliaran di markas. V kembali dengan rambutnya yang tidak lagi merah menyala, melainkan warna hitam legam dengan rambut bagian belakang dibiarkan panjang.

"Kau kemana saja?" Aku langsung mentup mulutku karena nada suara yang kukeluarkan begitu tinggi. Jujur, kehidupanku disini sedikit membosankan.

V terkekeh melihat tingkahku lalu tangannya mengacak-acak rambutku yang langsung coba kutepis. "Kau benar-benar rindu padaku ya?"

Aku memberikannya tatapan sengit kemudian kembali fokus untun memasukkan kode-kode. "Tidak, hanya sedikit bosan saja."

V bergumam kemudian dengan gerakan mendadak badannya mendekat kearahku. Aku sedikit terkejut karena pergerakannya yang tiba-tiba. "Cepat selesaikan apa yang kau kerjakan. Aku menunggumu di luar."

V mengajakku memandangi langit malam kota Turmo. Dugaan yang akhir-akhir ini selalu berputar dalam pikiranku ternyata benar. Meskipun kemarin Suga mengajakku keluar melewati sebuah lorong panjang yang berujung pada tanah kosong, aku memiliki keyakinan bahwa markas Bangtan terhubung dengan salah satu gedung-gedung tinggi di kota Turmo. V menjelaskan gedung yang sedang kami masuki adalah gedung kantor bursa efek kota Turmo.

Malam ini langit tidak dihiasi apapun, namun hiruk pikuk jalan raya cukup untuk menjadi pengganti ekspektasiku. Mendengarnya akhirnya membuatku merasa normal setelah jarang sekali mendengar suara klakson-klakson mobil.

"Sayangnya bintang-bintang malam ini tidak menampakkan dirinya. Di luar ekspektasiku, aku minta maaf."

"Kau tidak perlu minta maaf atas hal-hal yang tidak bisa kau kendalikan." Balasku. "Kemudian apa kau memang seromantis itu?"

"Bagaimana menurutmu? Aku romantis tidak?"

"Tidak, ini cheesy tapi terima kasih telah mengajakku ke atas sini."

"Kau senang?"

Aku menggumam dan mengangguk sebagai jawaban 'ya'. "Bosan juga memandangi tembok beton lama-lama."

"Apa kau senang dengan kondisimu sekarang?"

Sudah dua petinggi yang menanyakan pertanyaan yang berbunyi senada. Mungkin dengan V aku bisa sedikit lebih jujur. Perasaanku mengatakan aku bisa mempercayainya dan dia orang pertama yang memperlakukanku dengan wajar. Seolah apa yang mengalir dalam tubuhku bukanlah hal besar.

"Tidak. Benar apa kata Jin, aku hanya memasuki penjara lain. Mungkin Bangtan sedikit lebih baik. Terkadang aku berpikir mungkin seharusnya aku memilih opsi lainnya."

"Astaga, aku baru tahu kalau kau ternyata semenyedihkan ini."

"Excuse me?"

"Tuhan masih memberimu kehidupan, kenapa kau malah menginginkan sebaliknya?"

"Kau masih bisa membawa-bawa Tuhan?"

"Kenapa memangnya?"

"Tidak." Untuk meredam keributan yang kemungkinan besar akan timbul jika aku membalasnya. Aku memilih mengalah. "Kau akan mengerti jika menjadi diriku, V."

"Lalu buatlah aku mengerti, Wen."


—————

Daayum, frea malah baper sama V muehehehe.

GreenlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang