Sebagai dokter yang haus akan pengalaman baru di tempat-tempat yang bisa mengasah kemampuannya, Soraru tentu akan menerima semua tawaran untuk menjadi relawan. Salah satu yang terlalu riskan adalah menjadi relawan untuk memberantas penyakit ebola di pedalaman Timur Tengah. Dan katanya akhir-akhir ini penyakit mereka semakin parah karena jarangnya dokter yang mampu menangani penyakit itu.
Maka dari sana Soraru ikut turun tangan, bersama dengan 2 rekannya dari rumah sakit yang berbeda -Shima dan Senra. Ya meski mereka sebenarnya sudah mengenal sejak jaman kuliah kedokteran dulu.
Tentu saja mereka bertiga datang kesana dibekali oleh vaksin ebola dari WHO.
Selama seminggu berada di sana terasa begitu cepat. Kedekatan Soraru, Shima dan Senra pun semakin erat -sesekali bernostalgia tentang masa-masa kuliah dulu. Sampai tak terasa pula sudah hampir semua pasien ebola yang mereka tangani mulai membaik kondisinya. Padahal vaksin yang mereka miliki masih banyak yang tersisa. Apa boleh buat kan?Dan hari itu, hari dimana seharusnya mereka bertiga dijemput pulang oleh pihak pemerintah yang sudah memberi tugas tersebut, kerusuhan terjadi. Pasukan bersenjata entah dari mana mulai menembaki satu persatu warga yang sudah pulih dari ebola. Tak tinggal diam tentu saja, Soraru dan 2 rekannya itu langsung mengevakuasi warga sebelum berjatuhan lebih banyak korban. Mengenyampingkan dulu rasa penasaran mereka akan apa yang terjadi.
Tapi ternyata pasukan bersenjata lengkap itu membidik tak pandang buluh, Senra menjadi bidikan pertama yang jatuh dari pihak relawan Jepang. Ah mimpi buruk. Ini tidak seharusnya terjadi kan? Relawan tidak seharusnya terlibat menjadi sasaran dalam perang bersenjata kan?
Tapi-
Kenapa?
"Awas Shima!!!" Teriakan Soraru melayang di udara, beriringan dengan jatuhnya pemuda itu -dengan darah yang membanjiri dadanya.
Lagi-
Apa selanjutnya Soraru yang akan jadi target mereka?
Tidak -sebelum itu terjadi Soraru harus mencari tahu dulu apa yang sebenarnya terjadi. Di balik penyerangan mendadak yang membabi buta itu.
Tapi tidak, Soraru hanya bisa menghindar sedikit saja dari peluru yang melesat ke arahnya. Persetan dengan luka yang ada di lengan atas kirinya. Kesadarannya yang mulai menipis hanya bisa membantunya untuk membawa dirinya ke tempat yang tak terlihat musuh, bersembunyi dari kenyataan.***
Mimpi itu lagi. Soraru jatuh ke dalam mimpi itu yang sama. Mimpi yang berakar dari ingatannya setahun lalu. Soraru yang tadinya tertidur dalam posisi duduk di ruang kerjanya perlahan menghembuskan napas gusar. Ia lelah dengan mimpi buruknya yang terus berulang.
Diliriknya layar komputer yang ternyata masih menyala. Dokumen-dokumen rahasia terpampang disana -tentang fakta dibalik perang bersenjata di pedalaman Timur Tengah oleh pasukan misterius. Hal yang Soraru cari tahu selama ini. Dan sudah mendapatkan jawabannya.
Lagi-lagi politik ーyang bermain dibalik nyawa manusia. Dan dalang dari semua rencana keji itu, petinggi terdahulu rumah sakit ini. Ya, direktur sebelum Itou adalah dalang dibalik penembakan warga dan 2 rekan relawannya. Biadab memang, jika benar alasan dibalik penembakan gila itu adalah untuk memusnahkan dokter-dokter saingan rumah sakit ini.
Semua orang menutup mata tentang kebenaran. Media sudah memanipulasi fakta dan hanya mengatakan bahwa insiden berdarah itu dilatarbelakangi pemusnahan virus ebola yang sudah menyebar disana. Diakhiri dengan penembakan masal yang disengaja. Berita itu cepat surut, cepat untuk tidak dibicarakan lagi di masyarakat. Dan Soraru ーsebagai satu-satunya orang yang selamat disana, dan berhasil menyimpan 1 vaksin terakhir persediaan WHO, mulai menyusun rencana untuk memutarbalikkan fakta palsu itu. Persetan dengan Itou yang memiliki gaya kepempimpinan beda dari direktur sebelumnya, ia akan tetap menjalankan rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scalpel
Fanfiction[ UTAITE FANFICTION COMPELETED ] Dokter bedah arogan yang jenius itu, Soraru. Dan dokter anestesi andalan rumah sakit tersebut, Aikawa Mafuyu. Sayangnya mereka berdua berada di tim yang berlawanan, untuk mempertahankan reputasi dan eksistensinya di...