Mungkin waktu lima detik menatapmu bisa langsung membuatku jatuh.
Bandung, 16 januari 2010
"Shenn, bentar jam 7 Aku jemput, jangan ngaret Shen!" ucap Siska dengan nada memperingati sambil menyetel jam tangan pingnya.
"Iye bawel, perasaan kamu tuh yang ngaret! janjian jam 7 eh datangnya jam 8," tepis Shenna sambil melangkah keluar dari mobil Siska.
Hari ini Shenna masuk pertama kali di Genie, setelah mengurus semuanya kemarin. Gadis itu sangat senang tak terkira. Malampun menghampiri dengan begitu cepat.
***
Shenna dan Siska langsung bergegas masuk ke Genie, kaki mungil itu melangkah dengan cepat karna Siska ngaret menjemput Shenna alhasil mereka berdua terlambat. Shenna hanya menatap sinis Siska yang mengingkari janjinya. Siska hanya tersenyum masam membalasnya, pokoknya hari ini kesan pertama masuk pasti terlambat.
"Assalamualaikum...," ucap gadis berambut panjang itu sambil membuka pintu Genie 4.
"Walaikum salam...," ucap mereka refleks. Semua orang yang ada di kelas itu pandangannya tertuju kepada Shenna. Shenna hanya malu-malu dengan kepala sedikit ditundukkan. Galang hanya terpaku dalam 5 detiknya menatap gadis itu, kebetulan hari ini mapel matematika, entah ini takdir atau tidak. Kelas itu yang tadinya ribut menjadi sunyi dalam 5 detik.
"Maaf kami terlambat," ucap Siska memecah suasana.
"nggak papa kok, silahkan duduk. oh ya kamu anak baru besok saja perkenalan dirinya, jam saya tinggal sedikit lagi," ucap Galang dengan sedikit tertegun.
Shenna dan Siska kembali pada zona nyamannya, duduk di bangku tengah ketiga dari lima.
15 menit kemudian jam kelas sudah berakhir. Galangpun pamit dan tak lupa menoleh ke arah Shenna sekilas. Mereka bertemu muka sekilas, seakan detik yang di ciptakan waktu itu milik mereka berdua.
Mata itu membuatku jatuh dalam lima detik? Apakah aku menyukai tentorku sendiri? Gila kamu Shen, ini baru pertama masuk, ya kali kesan pertama terlambat dan kesalahan yang fatal itu jatuh cinta sama tentor, gerutu Shenna dalam hatinya yang paling dalam, ingin memaki dirinya sendiri saat itu juga.
Setelah jam kedua berakhir mereka langsung kembali kerumah.
22.00
"Sis, jadi nama tentor matematika namanya Galang?" tanya Shenna sambil melamun. Shenna berhasil memecah suasana malam ini, kota Bandung sedang di landa hujan gerimis. Kata orang sih hujan rindu.
"Iya, kenapa emang?" tanya Siska penasaran melihat ekspresi temannya yang bolot ini sangat berbinar-binar.
"Nggak kok," lanjutnya
Setelah beberapa menit kemudian mereka sampai dirumah Shenna, tak lupa mengucapkan selamat tinggal, Shennapun mengambil buku ping mudanya untuk menjadikannya payung agar tubuh mungilnya tak basah, kaki mungil itu berhasil masuk ke rumah lalu mencapai lantai dua yang merupakan kamar Shenna. Shenna segera menaruh tasnya ke atas meja belajarnya dan mulai menjalani ritualnya sebelum tidur.
23.30 Kota Bandung dengan hujan yang terus-menerus jatuh tak bisa membuat Shenna tidur dengan nyenyak, tirai kingsize yang tembus cahaya malam milik gadis itu berhasil membuat Shenna tak menyentuh zona tidurnya. Shenna hanya asik memainkan handphonenya, seperti orang biasa yang baru jatuh cinta. Shenna menstalking kak Galang dari ujung ke ujung, mulai dari asal tentor ganteng itu, tanggal lahir dan kesukaannya. Akan tetapi, tak semua yang ingin Shenna tau dipenuhi oleh handphonenya. Shenna memutuskan untuk tidur karna besok ada mata pelajaran yang sangat melelahkan ditambah gurunya killer.
"Aku nggak boleh terlambat," ucap Shenna memastikan diri lalu ke alam mimpinya.
Vote and comment yah.
Thankyou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galang dan Shenna [COMPLETED]
Teen FictionBercerita tentang sebuah kepercayaan yang harus di buat. tentang sakitnya sebuah penghianatan. tentang indahnya mencintai lalu berujung ke pernikahan. ** Dia mungkin awalnya kutub utara, sekarang dia hangat seperti asia timur. Dia suamiku yang terla...