Satu kata yang begitu terdengar tulus

1.4K 30 0
                                    





Luka semestinya diciptakan sebelum membuat seseorang begitu istimewa. Buatlah ia benci lalu pergi.

Shenna Alive.






Shenna meminjam kaca mata riben Siska yang sempat di ambilnya di mobil, untuk menutupi matanya yang sembab. Shenna berjalan sendiri menuju parkiran dengan hati-hati. Lagi-lagi ia harus pulang sendiri karna Siska pulang bersama Marco.

"Shen, bawa mobil aku, ntar aku ke rumahmu ambil," pesan Siska sebelum pulang bersama Marco. Shenna hanya mengendus sendiri sebelum meraih pintu mobil.

Tiba-tiba pandangan Shenna teralih di salah satu motor yang berada di parkiran, David sedang duduk manis sambil memainkan ponselnya.

"Ngapain kamu?" tanya Shenna.

"Mau pulang," jawab David.

"Kenapa pakai riben, ini kan nggak terlalu terik," tanya David lagi.

"Mata aku silau lihat kamu,"

Shenna langsung masuk ke dalam mobil tanpa memperdulikan David. David melihat aksi Shenna yang acuh langsung bergerak cepat masuk ke kursi penumpang sebelah Shenna. Shenna terkejut melihat aksi David.

"Ngapain kamu?" tanya Shenna sinis.

"Pulanglah,"

"Kenapa naik disini?" tanya Shenna.

"Kamu lupa yah, papa dan mama kamu nitip kamu ke aku," Shenna tak habis fikir apa yang ada di fikiran cowok pede di sampingnya itu.

"Jangan berlebihan kek," ucap Shenna.

"Berlebihan apanya?" tanya David bingung.

"Yah berlebihan, kemana-mana kamu buntutin aku, risih tau. Pacar aja bukan," tepis Shenna lalu mengalihkan pandangannya kedepan.

"Yaudah kalo gitu, kita pacaran hari ini," penjelasan David hanya membuat Shenna dengan ekspresi O nya. Shenna berfikir orang yang disampingnya ini tidak menganggap Shenna sebagai perempuan. Nembak seenak udelnya saja, tak ada romantisnya sama sekali.

"Gila," ucap Shenna lalu menancapkan gasnya.

Di perjalanan David hanya memainkan game yang ada di ponselnya. Shenna melirik sekilas, tak ada percakapan antara mereka.

"Jadi kamu mau kemana?" tanya Shenna ragu-ragu.

"Kerumah kamu lah," Shenna lagi-lagi memasang ekspresi O nya.

**

Sesampainya dirumah Shenna langsung bergegas ke kamarnya untuk menyelesaikan ritualnya hari ini yaitu tidur. Dia tidak peduli David mau berbuat apa dirumahnya asalkan jangan menganggu jam tidurnya.

"Mo kemana?" tanya David lalu Shenna berbalik sekilas.

"Mau tidur,"

"Oh, yaudah, aku pulang dulu," ucap David. Shenna terdiam sedetik untuk mencerna kata-kata David barusan, apa? pulang? bukannya dia bilang mau kesini? pertanyaan itu melintasi otak Shenna.

"Terus ngapain kesini?" tanya Shenna.

"Cuma mau pastiin kalau kamu pulangnya selamat," entah apa yang membuat Shenna dengan ekspresi teduhnya, merasakan setiap ucapan David itu adalah sebuah ketulusan.

"Oh ya, jangan nangis lagi. Air mata cewek itu mahal tau apalagi kamu," ucap David lagi lalu keluar. Shenna hanya terdiam mendengar perkataan David. Ekspresi Shenna mulai berubah yang tadinya sendu berubah menjadi senyuman.

***

Suara deringan handphone Shenna. Shenna menggeliat diatas tempat tidurnya karna mendengar sesuatu yang sangat mengganggu tidurnya. Iapun berhasil mendapatkan benda yang menghasilkan suara itu. Shennapun membuka paksa matanya untuk melihat slide hpnya.

Ternyata Shenna memasang alarm untuk ke Genie. Ini hari terakhir les disana, Shennapun bergegas untuk menyelesaikan ritual mandinya. Ia berharap malam ini bertemu Galang untuk memastikan hubungan mereka.

***

Waktu menunjukkan jam sembilan malam, Shenna hanya memandang kosong penjelasan kak Mercy yang sedang menjelaskan materi matematika malam ini, berhubung Galang yang sedang berhalangan untuk masuk. Shenna mengendus kesal atas perbuatan Galang. Shenna berfikir dalam-dalam, mungkin Galang memcoba menghindarinya. Mata Shenna menyayup sedih, ia berfikir bahwa ini hari terakhir dia ke Genie, tak ada alasan setelah itu. Ujian Nasional kini mulai di depan mata. Shenna berusaha tergar menerima semuanya. Ia lalu menegakkan kepalanya, fokus.








Vote and comment.
Thankyou.

Galang dan Shenna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang