Entah mengapa setiap menit yang di ciptakan untuk kita berdua membuatku luluh.
Shenna Alive.
Shenna melangkah keluar Genie, langkah kaki itu terhenti saat melihat tak seorangpun di depan. Pa Bedo mulai pikun, ia sudah ditugaskan untuk menjemput Shenna malam ini akan tetapi sampai saat ini dia tak kunjung datang ditambah handphonenya yang lobet. Shenna frustasi. Di pandangnya arloji toscanya dengan kekawatiran. Mampus gue, ucapnya cemas.
Galang dengan tas hitam yang dipikulnya melihat Shenna panik dan langsung menghampirinya, kebetulan Galang memang mau pulang, tak ada alasan untuk menghampiri Shenna dia memang keluar untuk bergegas kembali ke rumah.
"Belum pulang?" tanya Galang dingin.
"Belum, lagi tungguin supir," jawab Shenna sambil memegang erat handphonenya.
"Emang rumah kamu dimana?" tanya Galang.
"Di kompleks permai indah,"
Setelah hampir setengah jam menunggu, Galang tak tega meninggalkan gadis ini, mereka hanya terdiam berdua. Tak ada percakapan.
"Kenapa kak Galang nggak pulang?" tanya Shenna penasaran, ia berharap selamanya dalam situasi seperti ini bersama Galang dan langsung membuat Galang refleks.
"Yaudah aku pulang duluan," jawabnya sambil melangkah ke arah motornya lalu menghilang. Shenna hanya menatapnya sampai kejauhan, ada perasaan kecewa.
"Tega amat," ucapnya sedih.
***22.30 Shenna masih menunggu Pa Bedo, berharap ada keajaiban malam ini. Pada detik saat malam telah sunyi, angin bertiup menyapu sampah berceceran didepan Genie. Shenna memeluk tubuhnya yang kedinginan. Tiba-tiba ia merasa ada yang mengintainya lagi-lagi ia mengelabui dengan pura-pura menelpon.
"Tolong aku," harapan Shenna, tangannya sudah bergetar.
Tiba-tiba suara motor memecah suasana sunyi didepan Genie. Badan gagah tegak itu mengarah ke arah Shenna dengan menggunakan helm hitam. Shenna hanya menutup matanya takut.
"Sini aku antar pulang, dari pada kamu nunggu sampai berlumut disitu, bahaya tau," ucap Galang lalu membuka kaca helmnya, lagi-lagi suara khas Galang memukau Shenna untuk meraih tegaknya memastikan siapa yang datang. Shennapun membuka matanya perlahan seakan tak percaya Galang menjemputnya. Shenna bahagia malam ini. Ia bergegas naik lalu mereka menghilang.
Di perjalanan Shenna seperti ingin lompat dari jurang saking bahagianya sambil senyum-senyum sendiri. Galang melihat kelakuan Shenna melalui kaca spionnya, dia hanya tersenyum. Suasana indah kota Bandung, Shenna seperti mensugesti kehangatan malam ini, sorotan lampu jalan kekuningan itu menjadi saksi momen penantian yang selama ini menjadi harapan. Hari ini debit cinta Shenna semakin bertambah setiap detik bersama Galang, sampai lamunan Shenna terpecah saat Galang menghentikan laju motornya.
"Dimana rumah kamu?" tanya Galang dingin.
"Tinggal lurus terus mentok kiri," ucap Shenna terbata-bata.
Akhirnya motor itu terhenti didepan rumah mewah bernuansa putih dan keemasan.
"Jadi ini rumah kamu?" tanya Galang.
"Iya kak" jawab Shenna mengalihkan pandangan.
"Makasih Kak" ucap Shenna saat Galang membunyikan motornya. Galang hanya melambaikan tangan dari kejauhan.
"Kenapa Galang begitu dingin" gerutu Shenna yang masih didepan rumahnya, tak beranjak sedikitpun. Ia tak sungkan menyebut nama Galang tanpa kak kalau sendiri.
Shennapun segera masuk untuk meminta kejelasan kenapa Pak Bedo melalaikan tugasnya."Kalau tadi my price Galang nggak jemput, mungkin aku udah tidur disana" ucap Shenna bersyukur.
***
"Kenapa Pak Bedo nggak jemput aku?" tanya Shenna dengan serius ketika bertemu dengan Pak Bedo.
"Anu non, sebelum sampai di Genie, saya bertemu temen Mba Shenna dan dia bilang kalau Mba Shenna udah pulang bareng sama pacar Mba" jawab Pak Bedo gugup, ia tidak tahu apa yang ia lakukan adalah salah besar, karena mempercayai kata orang itu lalu kembali kerumah.
"Pacar? aku nggak punya pacar" tegas Shenna dan Pak Bedo hanya diam.
Shenna menyiritkan dahinya, nafasnya terhenti untuk beberapa detik, memastikan semua baik-baik saja dan berfikir keras siapa yang berniat jahat padanya sambil memegang dadanya. Takut.
please vote and comment.
thankyou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galang dan Shenna [COMPLETED]
Teen FictionBercerita tentang sebuah kepercayaan yang harus di buat. tentang sakitnya sebuah penghianatan. tentang indahnya mencintai lalu berujung ke pernikahan. ** Dia mungkin awalnya kutub utara, sekarang dia hangat seperti asia timur. Dia suamiku yang terla...