Karena kabar itu penting.Shenna Alive.
SEMINGGU KEMUDIAN...
Shenna berubah, mulai dari dirinya yang selalu mengagumi Galangnya, menjadi orang yang paling dingin, seperti habis berlibur ke kutub utara, yang tadinya heboh penuh antusias menceritakan semua hal tentang Galang, kini menyebut namanya sekalipun tidak. Siska yang hanya melihat Shenna yang dari tadi hanya fokus dengan mata pelajaran yang diberikan oleh Bu Reva yang sedang menjelaskan materi kimiapun membuka mulutnya untuk menanyakan pertanyaan disela materi berlangsung.
"Gimana kabar kamu dengan Galang, baik?" tanya Siska bisik-bisik.
"Enggak baik," ucap Shenna yang hanya melontarkan satu kata.
"Kenapa?" tanya Siska yang mulai kepo lalu melipat kedua tangannya ke meja.
"Galang sudah menghilang," Siska tersendak mendengar pernyataan Shenna barusan.
"Emang hilang kemana?" tanya Siska, melanjutkan rasa penasarannya. Suara bisik-bisik yang diciptakan Siska membuat Bu Reva menyadarinya.
"Kamu Siska, keluar aja. Ceritanya diluar saja," pinta Bu Reva dengan nada sedikit menyeramkan. Siska hanya terdiam mengunci mulutnya dalam-dalam.
Pelajaran berlangsung dua jam akhirnya selesai juga. Semua murid kelas Biologi empat menghembuskan nafasnya. Mereka bersiap untuk mengisi perutnya yang kosong.
"Yuk ke kantin," ajak Siska.
"Nggak ah, aku udah makan tadi dirumah," sayangnya Shenna menolak, akhirnya Siska terpaksa ke kantin sendiri.
Shenna kembali mengecek ponselnya berharap Galang menghubunginya, tapi hasilnya nihil. Shenna merasa Galang bukan lagi yang dulu, bukan lagi Galangnya yang romantis dengan kata manis yang sulit dilupakan. Galang mungkin tak sempurna, karna lupa suatu yang terpenting dalam hubungan itu Kabar.
***
Shenna melangkahkan kaki memasuki Genie, tak terasa ujian nasional begitu cepat menghampiri. Sekitar satu bulan lagi.
"Assalamualaikum," ucap Shenna.
"Walaikum salam," jawab kak Sari lalu tersenyum, Shenna hanya membalas senyum kak Sari lalu ke kelas.
Shenna sempat mencari-cari keberadaan Galang di setiap sudut ruangan, tapi ia tidak datang. Shenna akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada kak Reza yang baru masuk untuk memberikan materi di kelas Shenna.
"Kak, apa Galang datang hari ini?" tanya Shenna.
"Iya tadi datang, tapi dia dapat kelas sore, jadi jam segini dia sudah pulang," jawab kak Reza, Shenna hanya memasang muka mengerti.
***
Shenna kini berada di depan Genie untuk menunggu jemputan, tapi semenjak jam setengah sepuluh malam ia menunggu Pak Bedo tak kunjung datang. Shenna memutuskan untuk menghubungi Galang.
"Semoga aktif," harapan kecil Shenna lalu menekan tombol Call.
Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif.
Shennapun cemas, ada perasaan kecewa di dalam dirinya. Ketika membutuhkan Galang, malah Galang tidak ada sama sekali. Tak terasa air mata Shenna jatuh begitu saja. Dia tidak tahu mengapa dibenaknya mengatakan untuk menghubungi David. Mungkin ini hal gila yang pernah dilakukan Shenna. Shenna memberanikan diri untuk itu, dengan ragu-ragu ia menekan tombol Call.
"Halo," tanya Shenna.
"Iya Shen, ada apa?"
"David, bisa tidak kamu jemput aku di Genie. Aku nggak tau mau hubungin siapa lagi selain kamu" ucap Shenna berhati-hati.
"Tunggu, sepuluh menit lagi aku disana,"
tut tut tut...
Ada perasaan lega di hati Shenna, ternyata masih ada cowok yang peduli walau cintanya tak terbalaskan. Camkan, langka dapat cowok seperti ini di dunia nyata.
Tak cukup lima belas menit Davidpun sampai di depan Genie. Shenna hanya tersenyum lega melihatnya.
"Ayo naik," ajak David.
Shennapun menurutinya.
Don't forget to vote and comment.
See you next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galang dan Shenna [COMPLETED]
Подростковая литератураBercerita tentang sebuah kepercayaan yang harus di buat. tentang sakitnya sebuah penghianatan. tentang indahnya mencintai lalu berujung ke pernikahan. ** Dia mungkin awalnya kutub utara, sekarang dia hangat seperti asia timur. Dia suamiku yang terla...