Shen, maaf.
Galang Aditya.
Shenna beranjak dari tempat tidurnya, tempat yang membuatnya agak merasa tenang. Matanya yang sembab tidak bisa hilang dengan cepat, ia mengucek-ngucek matanya di depan cermin berdekorasi warna ping miliknya lalu bejalan menuju lantai bawah.
Waktu menunjukkan jam sembilan malam. Shenna menuruti hasrat laparnya karena dari tadi ia belum makan sama sekali, yang bodohnya ia hampir terkena maag karena menangisi David yang brengsek.
Shenna hanya memainkan sendoknya lalu menyuap lauk ke mulutnya. Tiba-tiba suara motor berbising memarkir tepat di halaman rumahnya. Shenna mencerna suara bising itu dengan cermat, suara motor yang ia pernah hapal. Shenna menghentikan aktivitas makannya lalu membawa segelas air putih untuk diminumnya.
Ia berjalan hati-hati, kiranya penyusup yang ada di depan. Mengintai dari jendela, Shenna melihat badan yang sangat ia kenal dari belakang, ia menelpon seseorang. Shennapun memberanikan diri untuk keluar memastikan.
"Galang?" ucap Shenna, orang itupun berbalik dengan senyuman.
Shenna hanya memasang ekspresi marahnya. Lalu membalikkan badannya pergi. Belum sempat berbalik Galang sudah memegang tangannya untuk menahannya.
"Hei, kenapa?" tanya Galang bingung.
"Apa kamu bilang?" tanya Shenna serius, matanya mulai berkaca-kaca, bibirnya gemetar menahan tangisnya.
"Kenapa mau pergi?" tanya Galang lagi.
"Kenapa lo kembali?" tanya Shenna lantang, ia memakai bahasa yang kasar sekarang. Tak terasa air matanya jatuh begitu saja membasahi pipi yang sudah memerah milik gadis itu. Bagaimana tidak, orang yang menghilang tanpa kabar tiba-tiba muncul tanpa bersalah sedikitpun.
"Shen, dua hari lagi aku wisuda," ucap Galang teduh.
"Terus, itu alasan lo menghilang? alasan kerja skrip sampai lupa kalo ada yang nungguin lo. Dasar egois!" tepis Shenna sambil melap air matanya.
"Nggak Shen, aku nggak menghilang, cuman super sibuk aja kemaren," jelas Galang, ekspresi wajahnya berubah menjadi sedih.
"Aku udah terbiasa tanpa kamu," ucap Shenna lagi. Ia terpaksa berbohong kali ini. Menahan perasaan yang luka itu memang nggak enak. Galang langsung membawa Shenna dalam pelukan hangatnya, melepas rindunya yang begitu dalam. Ia tau sekarang dia yang salah. Kesalahan totalnya hampir membuat gadis yang ia cintai membencinya.
"Shen, maafin aku," ucap Galang memeluk Shenna erat. Shenna tak berkutik sama sekali, merasakan kehangatan sosok yang ia rindu, sosok yang ia sukai dan sosok yang mungkin takkan menyakitinya lagi.
Tangis Shenna pecah saat membalas pelukan Galang yang erat.
"Kamu brengsek!" maki Shenna. Galang hanya mempererat pelukannya.
"Maaf," ucap Galang lagi.
Shenna mempererat pelukannya, air matanya masih jatuh hingga membasahi pundak Galang.
**
Pagi hari tiba, mengusir malam yang sendu. Shenna kembali dengan senyumannya karena besok ia harus menghadiri wisuda Galang. Pertama kalinya ia bergabung di acara seperti itu, membuat Shenna senang tak karuan.
"Shen, ada angin apa senyum-senyum?" tanya Siska penasaran.
"Aku mau ke wisuda Galang besok," ucap Shenna sombong.
"Loh bukannya Galang ngilang yah?" tanya Siska.
"Dia udah kembali, dan nggak bakal pergi lagi," penjelasan Shenna membuat Siska menganggukkan kepalanya, mengerti.
"Katanya kemarin David kerumah kamu? ketemu nggak?" tanya Siska yang membuat Shenna merubah ekspresinya menjadi sinis.
"Ngapain dia?" tanya Shenna.
"Nggak tau, Marco bilang dia kesana tadi malam," ucap Siska.
"Biar juga dia datang, aku nggak bakal mau lagi sama dia," tepis Shenna.
Flashback.
Malam ini David sudah siap dengan membawa bunga mawar putih untuk permohonan maafnya buat Shenna. Dia ragu-ragu untuk menghampiri rumah Shenna, saat ini David hanya menunggu waktu yang pas dengan berdiri sambil menyandarkan bokongnya di mobil agar menopang tubuhnya, merapikan setiap inci bunga mawar putihnya. Tiba-tiba ia melihat sosok yang ia kenal, sosok yang pernah menghajarnya habis-habisan di depan rumah Shenna.
Galang.
"Ngapain dia kesini?" tanya David dalam hati, ekspresi wajahnya berubah menjadi dendam. Tiba-tiba Shenna keluar, mereka sempat bertengkar lalu berpelukan. David yang hanya menatap kosong adegan yang ia nonton secara langsung. David ikut sedih.
"Maaf," itu yang sempat di dengar oleh David saat mulai membalikkan badannya ke mobil untuk pulang. Tidak ada lagi perasaan Shenna, tidak ada lagi dirinya di mata Shenna karna sebuah pengkhianatan yang ia buat langsung membuat dunianya runtuh seketika.
Vote and comment.
Thankyou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galang dan Shenna [COMPLETED]
Fiksi RemajaBercerita tentang sebuah kepercayaan yang harus di buat. tentang sakitnya sebuah penghianatan. tentang indahnya mencintai lalu berujung ke pernikahan. ** Dia mungkin awalnya kutub utara, sekarang dia hangat seperti asia timur. Dia suamiku yang terla...