Selamat membaca, semoga suka dan tertarik. Untuk semua umur, tetep jadi pembaca yang bijak. Jangan lupa kasih vote kalian dibawah, biar gak jadi silent readers! makasih.. 😘
Kritik & masukan membantu sekali🌾🌾🌾
Elvan POV"Van, itu Nabilla kan?" pekik Andra dengan tangan kanan yang mengarah pada seorang gadis ditengah keramaian lalu lalang pengunjung, di koridor rumah sakit.
"Sutt, kampungan lu. Ini rumah sakit, bisa gak jaga suara lu yang cempreng itu," omel gue dengan sedikit berbisik.
Entah kenapa, kenangan itu masih terus muncul saat gue ngeliat gadis itu. Kenangan yang masih tersimpan jelas dalam memori gue. Saat-saat dimana gue mulai menampakkan rasa suka gue pada Nabilla. Tepat saat gue berniat meminjam buku miliknya saat tahun-tahun pertama gue pindah ke fakultas kedokteran.
Hari itu. Jarum jam belum sampai di angka tujuh, saat gue melihat Nabilla berjalan menyelusuri koridor kampus yang nampak masih sepi. Entah memang jarang ada kuliah sepagi ini atau memang mahasiswa lebih suka melanjutkan mimpinya, dari pada harus datang kuliah sepagi ini.
Tapi terkecuali Nabilla. Karena itu juga yang membuat gue harus merelakan pagi gue, dengan harapan gue bisa mengobrol empat mata dengannya disuasana kampus sesepi ini.
Mungkin nampak tubuh gue menjulang tinggi, berdiri tepat di depan pintu kelas ketika Nabilla sampai didepan pintu hingga membuatnya langsung menghentikkan langkahnya.
Tanpa instruksi, Nabilla langsung merogoh tasnya dan mengeluarkan beberapa bukunya. Dengan antusias, gue mengambil buku itu seraya beberapa kali melempar senyum kearahnya. Jangankan sapaan yang gue harapkan, satu senyum pun nampaknya tak gue dapatkan darinya.
"Besok aku kembaliin deh, janji ngak pake lama."
Dua jari gue terangkat tanda perjanjian. Tapi lagi-lagi tak ada jawaban yang didapat gue, hanya anggukkan yang diberikan Nabilla kepada gue. Nabilla pun langsung melangkahkan kembali kakinya, memasuki ruang kelas yang masih sepi.
Ya begitulah gue dulu. Sekarang? Rasanya, gue yang dulu dan yang sekarang itu masih sama. Masih sama-sama menyimpan rasa penasaran gue pada si gadis es, Nabilla. Tapi bedanya, rasa itu kini kian bertambah dengan rasa kagum pada sosok gadis es itu.
Semua pertanyaan bahkan sanggahan yang diajukannya ke dosen pun selalu diterima baik. Pinter? Pinter banget, kalau gue? Ahh gak usah ditanya kali ya.
"Woi, kok lu jadi ikutan bisu sih kayak si cewe es itu. Orangnya juga udah lewat dari tadi," ledek Andra setelah ia menepuk bahu gue dan berhasil membuyarkan semua lamunan gue tentang Nabilla.
"Apaan sih lu Ndra," balas gue tak bersemangat.
"Yaelaahh lu El, lu kan lulusan kedokteran masa nakluki cewe kayak Nabilla aja gak bisa? Mau gue contohin? Tapi jangan salahin gue ya, kalau nantinya Nabilla lebih milih gue?" ledek Andra lagi yang kali ini diiringi tawaan kecil diakhir ledekkannya.
"Tapi Van, gue kok jadi curiga ya. Jangan-jangan dia itu punya masalalu yang buruk. Makanya dia nutup diri ke kita," Gue langsung menatapnya sinis, saat Andra selesai menyampaikan analisa-analisanya yang kadang jatohnya malah gosip.
"Apaan sih lu, jangan suudzon ah, gak baik. Mending kita sholat dzuhur berjamaah, keburu mulai sholatnya. Lagian gue harus balik lagi ke IGD, kasian yang disana pasti membutuhkan bantuan gue." ucap gue dengan pedenya dan kemudian langsung melanjutkan langkah gue mendahului Andra.
"Ihh, jiji banget dengernya gue. Pede sangattt kau ini!" balas Andra yang kemudian berlari kecil menyusul gue.
To be continue!
Tasikmalaya, 17 Januari 2018
Pendek ya? Tunggu besok insyaallah update, makin banyak yg baca makin semangat buat lanjutin.
Jangan lupa vote! Vote! Vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Beda [END]
Spiritual'Love Story' -karena cinta memiliki jalan dan ceritanya masing-masing. Lalu bagaimana jika kalian dihadapi dengan kisah cinta yang berbeda. Ini bukan sekedar pasangan yang baik, hanya untuk pasangan yang baik. Seperi kata Allah dalam Al Quran sura...