"Win. Di ruang tindakan ada anak kecil kayaknya pendarahan deh, Soalnya darahnya banyak banget. Lu belum ambil kasuskan? Bisa tuh diambil kasus," bisik seorang gadis berseragam putih kepada gadis lain yang juga menggunakan seragam yang sama saat setelah Elvan baru memasuki pintu IGD.
"Serius banyak banget? Aduhh, jujur gue masih agak pusing kalau harus liat banyak darah." balas seseorang dihadapannya.
"Sekarang pasiennya dimana?" Sergah Elvan dengan antusias kepada dua orang yang kini ada dihadapannya.
"Di ruang tindakan dok," jawab salah seseorang berseragam putih-putih yang dihampirinya.
"Baiklah, kalian mau ke sanakan? Sebentar saya mau ambil jas sama stetoskop saya." ucap Elvan yang langsung bergegas menuju meja dimana ia meletakkan jas dan stetoskopnya, sebelum akhirnya ia menuju ke ruang tindakan.
💘 Cinta Yang Beda 03 💘
"Ndaa, huaww.." jerit anak kecil itu, layaknya anak kecil lain yang mencari ibunya.
"Silla, diam dulu ya sayang. Tuh susternya mau ngobatin luka silla, nanti bunda ke sini." wanita paruh baya itu terlihat mengelus punggung anak kecil itu.
"Ndaa.. Heh, heh.. Nda.."
"Adek, suster obatin dulu ya lukanya." salah satu perawat terlihat tengah membujuk anak kecil itu sembari memegang kapas yang telah dibasahi betadine.
"Boleh saya coba bujuk?" tawar Elvan saat menghampiri beberapa perawat yang tengah menangani anak kecil itu, ia terlihat banyak darah keluar dari bagian dagunya.
"Silahkan dok," perawat itu langsung mundur beberapa langkah dari tempatnya.
"Hey, cantik. Dokter Obatin dulu ya," bujuk Elvan yang kini mengambil alih kapas yang telah diberi betadine itu.
"Nda, Nda mana? Huaa.., Nda.." teriak anak kecil itu diiringi tangis yang makin menjadi.
Elvan pun mengarahkan pandangannya pada wanita paruh baya itu, "Ibunya kemana?"
"Anak saya masih menuju kesini dok," jawab wanita paruh baya itu sambil terus berusaha menenangkan anak kecil itu "Silla, diam dong. Nenek jadi binggung harus ngapain, udah ya sayang.."
"Silla, om dokter boleh liat lukanya gak? Boleh ya?" tanya Elvan sambil mendekatkan pandangannya pada dagu anak kecil yang sejak tadi dipanggilnya Silla itu.
Brukk!
Tak sengaja kaki anak itu menyenggol kom instrumen yang berisi betadine dan kemudian mengenai jas putih Elvan saat anak itu berusaha memberontak.
'Astagfirullah,'
Gerutu Elvan dalam hati, ia terlihat menarik napas panjang saat melihat jas putihnya yang terdapat beberapa bercak betadine.
"Yaampun Silla, tuh liat tumpahkan." omel sang nenek saat menyadari tumpahan itu. Silla yang mengerti akan ucapan sang nenek pun langsung berhenti menangis.
"Saya minta maaf dok, gara-gara cucu saya jadi kotor jasnya."
"Gak apa-apa bu, namanya juga anak kecil." Elvan pun mengarahkan pandangannya pada Dean, Perawat yang menangani anak kecil itu sejak kedatangannya ke IGD, "Dean, boleh tuangkan lagi betadinenya kedalam kom?"
"Baik dok," Dean kembali menuangkan betadine kedalam kom.
"Silla, om dokter obatin dulu ya? Biar gak infeksi. Silla nya jangan takut, kan bunda Silla lagi mau kesini. Nanti kalau liat Silla luka-luka kayak gini, bunda sedih loh.. Silla gak maukan buat bunda sedih?"
"Nda sedih?" Tangis anak kecil itu mulai mereda bahkan sudah tak terdengar.
"Silla gak maukan buat bunda sedihkan? Makanya om dokter obatin dulu ya? Sillanya jangan nangis, ok?" ucap Elvan yang kemudian mulai melakukkan tindakannya dengan sangat hati-hati.
Sementara Silla hanya menganggukkan kepalanya, seolah mengerti dengan apa yang diucapkan Elvan.
"Selesai deh, tuhkan udah bersih lukanya." Elva membuka handscoon yang digunakannya.
"Silla pinter ya, gak nangis. Nah sekarang Silla bobo ya, ditemenin nenek. Om dokter keluar dulu." sambungnya.
"Bilang apa sama om dokternya?" bisik sang nenek.
"Macihh.." ucap Anak kecil itu dengan polosnya.
"Sama-sama cantik," Elvan membelai kepala anak kecil itu, ditatapnya mata anak kecil itu. Masih terlihat kedua matanya sembab, mungkin karena terlalu lama ia menangis.
"Saya permisi dulu bu, dadah anak cantik.." Elvan melangkah pergi dari hadapan mereka, meninggalkan ruang tindakan.
"Bilang ke keluarganya, kalau bisa lakukan Ct-Scan secepatnya. Saya takut traumanya mengenai bagian kepala," pinta Elvan pada Dean yang ikut pamit keluar dari ruang tindakan.
"Baik dok,"
"Terimakasih, kalau begitu saya mau ke toilet dulu. Berharap bekas betadinenya masih bisa hilang."
"Silahkan dok, saya akan kembali ke ruang tindakan untuk membicarakannya pada keluarga pasien. Assalamualaikum dok,"
"Walaikumsalam."
"Van, seharusnya lu bersyukur cuma kena jas doang. Namanya juga anak kecil,"
Gerutu Elvan pada dirinya sendiri saat memandangi noda betadine pada jasnya, yang membuat ia tak fokus pada apa yang ada dihadapannya. Sampai akhirnya ia tak sengaja bersenggolan dengan seseorang dan menjatuhkan sehelai kain putih dari tangan seseorang, yang ternyata seorang wanita.
"Sorry.. Sorry.." ucap Elvan sembari mengambil sehelai kain putih itu dan memberikan pada sang pemilik.
Seseorang itu pun langsung menerima dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya terlihat memegang ponsel ditelinganya, seperti tengah menghubungi seseorang.
"Nabilla?! Eh, ehm.. Dokter Nabilla." sapa Elvan pada gadis yang terlihat membiarkan rambut hitamnya tergerai bebas. "Saya minta maaf, tadi saya tidak fokus liat kedepan."
"Seharusnya saya yang minta maaf dokter Elvan, saking terburu-burunya saya. Saya tidak liat jalan." ucap gadis yang sempat dipanggil Nabilla oleh Elvan, sambil menurunkan ponselnya dari telinganya.
"Gak kok dok, dokter buru-burukan?" Elvan mengingatkannya
"Iy..a, iya dok. Saya duluan. Assalamualaikum,"
"Walaikumsalam. Wr. Wb"
"Nabilla ngomong sama gue? Gue gak mimpikan?" tanya Elvan pada dirinya sendiri, tak percaya.
"Astagfirullah, lu ngomong apa sih Van. Dia kan manusia, punya mulut. Ya pasti bisa ngomong dong." omel Elvan pada dirinya sendiri.
To be continue!
Tasikmalaya, 19 Januari 2018
Masih pendek ya? Gak apa apa yang penting Nabilla bisa ngomong. Tapi nah lohh Elvan seneng banget, baru disapa gitu aja. Wkwkwk.. Gimana mau lanjut gak nih? Votenya boleh dong, makasihhh.. 😘😘
Vote dan komennya ditunggu ya teman-teman, jangan jadi pembaca gelap ahhh 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Beda [END]
Spiritual'Love Story' -karena cinta memiliki jalan dan ceritanya masing-masing. Lalu bagaimana jika kalian dihadapi dengan kisah cinta yang berbeda. Ini bukan sekedar pasangan yang baik, hanya untuk pasangan yang baik. Seperi kata Allah dalam Al Quran sura...