05 -Jadi Arsyilla Ini?

11.8K 796 10
                                    

"Arsyilla gimana Umi? Gimana ceritanya Umi, bisa kayak gini? Kok Umi baru ngehubungi Nabilla?" tanyaku penasaran.

"Kamu tenang aja, Silla udah baik-baik aja. Kalau kejadiannya Umi juga kurang tau, tiba-tiba aja udah berdarah. Kalau masalah Umi baru ngehubungin kamu, Umi minta maaf ya. Umi tau kamu itu orangnya gak tenangan apalagi kalau udah menyangkut Silla. Umi gak mau menganggu tugas jaga kamu," ungkap Umi yang terdengar menyesal.

"Arsyilla jangan lagi-lagi ya sayang, bikin hati bunda ketar-ketir denger kamu kayak gini." ucapku sambil membelai kepala Arsyilla yang tengah tertidur.

💘 Cinta Yang Beda 05 💘

"Hmm, gak kerasa juga udah jam segini aja. Kira-kita anak kecil tadi masih ada di dalam gak ya?" gerutu Elvan sambil melirik jam tangannya. Ya, tanpa terasa empat jam sudah Elvan meninggalkan ruang gadis kecil itu. Gadis kecil yang sempat ditolongnya beberapa jam lalu.

"Kok gue jadi mikirin anak itu sih? Lebih baik, gue liat sendiri kesana.." Elvan pun langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang tindakan, yang kebetulan saat itu melewati ruang tindakan.

"Yahh, udah pulang kayaknya.." ucap Elvan saat pandangannya menyapu setiap sudut ruangan, sambil menggaruk-garukkan dagunya yang tak gatal.

"Dean, tunggu!" panggil Elvan saat seorang perawat muda melintas di depan ruang tindakan.

"Ya, dok?!"

"Silla, anak kecil yang tadi disini kok gak ada?"

"Silla baru aja pulang tadi,"

"Ooo pulang? Yaudah, makasih ya."

"Saya permisi dok,"

Elvan pun hanya mengangguk, berbarengan dengan kepergian Dean dari hadapannya.

"Bentar deh, itu apaan?" ucap Elvan saat pandangannya tertuju pada sebuah pita kecil berwarna pink di atas blankar yang tadi sempat ditiduri gadis kecil itu.

"Pasti ini punya anak kecil itu, gue harus kejar anak itu." sambungnya yang langsung bergegas keluar dari ruang tindakan, mencoba mengejar gadis kecil pemilik pita itu.

"Silla tunggu.." teriak Elvan saat pandangannya tertuju pada seorang gadis kecil yang tengah digendong wanita paruh baya, yang tadi sempat diliatnya di ruang tindakan.

"Nak ini, dokter yang tadi ya? Maaf ada perlu apa dokter mencari Silla, cucu saya?"

"Maaf bu, saya menemukan ini di ruangan. Saya takut kalau nanti Silla mencarinya." jawab Elvan sambil memberikan pita yang tadi sempat ditemukannya di ruangan.

"Ita Cilla nek,"

"Iya anak manis, ini pita kamu kok. Ambil nihh," ucap Elvan sambil memberikan pita itu dalam genganggaman Arsyilla.

"Macihhh om.." ucapnya, mengucapkan terimakasih dengan logat khas anak kecil pada umumnya.

"Terimakasih kembali." balas Elvan sambil membelai rambut pendek Arsyilla.

"Ndaa, Ndaa.." teriak gadis kecil yang selalu dipanggil Silla itu, yang seketika membuat pandangan Elvan tertuju pada seseorang yang dipanggil 'Bunda' olehnya. Seorang wanita muda yang terlihat anggun dengan rambut yang dibiarkan tergerai dan tertiup angin saat itu.

Jleb,

"Nabilla?" Elvan pun mencoba memastikan pandangannya. Beberapa kali, Elvan terlihat mengedipkan matanya. Seseorang itu terlihat mulai mendekat ke arahnya.

"Elvan?" ucap seseorang itu pelan, yang nampaknya juga mengenali Elvan. Seseorang itu benar Nabilla.

"Nda, Cilla au ama Nda!" ucap Arsyilla yang terlihat menunjuk-nunjuk Nabilla.

"Iya sayang, sini sama bunda." balas Nabilla yang langsung mengambil alih Arsyilla dari gendongan sang nenek.

"Bil, kamu kenal sama dokter ini?" tanya wanita paruh baya itu saat setelah Nabilla mengambil alih Arsyilla dari gendongannya.

"Iya Umi, dia teman Nabilla. Namanya Elvan," jawab Nabilla dengan nada yang terdengar ragu-ragu.

"Elvan, tante.."

"Maryam,"

"Nda," celoteh gadis kecil itu dalam gendongan Nabilla.

"Bunda? Jadi Silla ini?" ucap Elvan penuh tanda tanya.

"Iya El, Namanya Arsyilla, Umi yang selalu manggil dia Silla. Dia ini anakku," balas Nabilla masih dengan nada yang terdengar ragu-ragu, sambil membelai Arsyilla dalam dekapannya.

"Anak?" gumam Elvan pelan. Ia pun terlihat menarik napas dalam sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya.

"Ooo anak kamu, kamu kok gak pernah cerita?"

"Memangnya aku siapa? Semua harus tau tentang kehidupan aku?" jawab Nabilla yang diselingi senyum tipis disudut bibirnya.

'Nabilla senyum? Yaampun senyumnya, astagfirullah! Ampuni aku ya Allah.' ucap Elvan membatin, reflek ia langsung menutup matanya sejenak.

"Hehe, iya sih. Kamu mau pulang?"

"Iya, bukannya jam jaga IGD juga udah selesai dari sejam lalu?"

"Iya, ini juga mau pulang. Tadi IGD rame, jadi gak enak kalau pamit pulang duluan." ungkap Elvan yang terdengar gugup. "Silla, anak manis. Cepet pulih ya, jangan bandel-bandel. Jangan lari-larian terus, nanti jatuh lagi. Hehe.."

"Iya, om dokter." balas Nabilla mewakili Arsyilla yang terlihat manja dipelukkannya.

"Aku duluan ya El, assalamualaikum."

"Walaikumsalam. Dadah Silla.." balas Elvan sambil melambaikan tangannya pada Arsyilla yang kini telah dibawa masuk ke dalam sebuah mobil putih tak jauh darinya.

"Jadi Arsyilla jawaban atas semua pertanyaan gue selama ini? Gue sekarang paham Nabilla," gumam Elvan yang menatap kepergian mobil yang membawa Nabilla.

***

Di dalam mobil, terasa hening. Tak ada obrolan apapun yang terdengar diantara mereka. Nabilla dan Maryam. Mereka terlihat asik dengam kegiatan mereka masing-masing. Nabilla dengan Arsyilla yang mulai terlelap dalam pangkuannya, sementara Maryam hanya diam. Menatap sang anak yang duduk di sampingnya.

"Nabilla.." panggil Maryam sambil menatap Nabilla yang tengah membelai lembut Arsyilla dalam pangkuannya.

"Iya Umi?" sahut Nabilla saat mendengar panggilan sang umi kepadanya.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu pada nak Elvan?" tanya Maryam.

"Berbicara apa Umi? Emangnya Nabilla salah berbicara apa sama Elvan, Umi?"

"Soal Silla."

"Soal Arsyilla? Nabilla rasa, Nabilla gak salah ngomong Umi. Nabilla cuma ngomong apa yang sebenernya Umi, selama ini emang Nabilla gak pernah ceritain soal Arsyilla sama siapapun Umi. Dan Nabilla mau semua orang menerima Arsyilla sebagai anak Nabilla Umi, tanpa harus mengungkit semuanya." ungkap Nabilla dengan nada lirih.

"Iya sayang, maafkan Umi nak." balas Maryam sambil mencoba mendekap Nabilla dari arah samping.

'Sampai kapan kamu mau menutup diri kamu nak? cuma kamu anak umi sekarang, harapan Umi.' ucap Maryam membatin.

To be continue!

Tasikmalaya, 22 Januari 2018


Hayo! Maksudnya apa ya? Ada yang bisa tebak??!! Wkwkwk, kayak ada yang baca aja sihh 😂😂😂

Ayoo yang baca bisa tebak gak maksud ucapan ibu Maryam? Wkwkwk..

Jangan lupa vote, vote, vote!! Karena cuma vote para author bisa semangat buat ngelanjutinnya.

Punya masukkan? Silahkan tulis dibawah! Sebaik-baiknya manusia bisa memanfaatkan apa yang sudah ada, makasihh.. Peluk cium untuk para penggemar watty 😘 -(khusus ukhti)

Cinta Yang Beda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang