19 -Apa kamu yakin?

8.1K 493 1
                                    

Jangan lupa klik bintang dibawah dan kasih komentar kalian ya untuk cerita ini, jangan ada silentread diantara kita wkwkwk..

📖 — CYB

'Apa laki-laki itu suami Nabilla?' Pikiran Elvan terus menganalisa semuanya.

"Apa memang kamu bukan jodoh aku, Nabilla? Jangankan mamah yang tak setuju, bahkan semesta pun tak setuju."

Elvan sesaat memejamkan matanya, "Astagfirullah, kamu ngomong apa sih Van, lebih baik sekarang mandi terus siap-siap ke masjid. Sebentar lagi, masuk waktu magrib."

Elvan pun beranjan ke kamar mandinya yang berada di sudut kamarnya.

💘 Cinta Yang Beda 19 💘

Ada beberapa wasiat yang disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Abu Jurayy Jabir bin Sulaim. Di antara itu, janganlah menghina orang lain karena boleh jadi yang diremehkan lebih mulia dari kita di sisi Allah.

Setelah Rasul menyampaikan wasiat ini, Jabir bin Sulaim pun tidak pernah menghina seorang pun sekalipun pada seorang budak dan seekor hewan.

Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud)

Dalam surat Al Hujurat, Allah Ta’ala memberikan kita petunjuk dalam berakhlak yang baik,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al Hujurat: 11)

Jadi janganlah kita memiliki sifat melecehkan dan meremehkan, karena termasuk dalam kategori sombong sebagaimana sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim)

Yang dimaksud di sini adalah meremehkan dan menganggapnya kerdil. Meremehkan orang lain adalah suatu yang diharamkan karena bisa jadi yang diremehkan lebih mulia di sisi Allah seperti yang disebutkan dalam ayat di atas.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 713).

(Lebih lanjut, bisa baca langsung. Dikutip dari Sumber : https://rumaysho.com/7592-jangan-menghina-dan-meremehkan-orang-lain.html)

"...Nahh, semoga kita bisa memetik hikmah dari wasiat yang disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kita selalu istiqomah dijalan yang selalu di ridhoi Allah, sekian dari saya. Assalamualaikum Wr. Wb."

Elvan memainkan rambutnya frustasi, mengingat apa yang telah dilakukannya pada Al tadi.

Elvan merasa berdosa karena telah menghina Al dari apa yang Elvan ketahui, pada hal jelas-jelas itu perbuatan yang tidak baik dilalukan oleh seorang muslim.

"Astagfirullah,"

🌾🌾🌾

"Aku cariin juga, eh taunya disini." ucap seseorang pada seseorang lain yang berada beberapa langkah di depannya. Seseorang dihadapannya itu adalah Nabilla, seseorang yang sejak tadi menatap lurus kearah langit dari atas rooftop, bahkan sebelum kedatangannya —seseorang yang sejak beberapa menit lalu mengawasi Nabilla dari belakang, seseorang itu tak lain adalah Faris.

"Mas Faris?" Nabilla membalikkan badannya, mengarahkan pandangannya pada laki-laki itu.

"Aku gak nyangka, ternyata kalian sama-sama menyukai bintang."

Faris terlihat tersenyum pada Nabilla. Nabilla pun membalas senyuman itu, tapi tak lama ia langsung mengalihkan pandangannya kesembarang arah.

"Makasih ya, selama ini kamu udah mau menyayangi Arsyilla." Faris beranjak mendekat kearah Nabilla. Sementara Nabilla yang menyadari langkah Faris kian mendekat pun mundur sedikit demi sedikit.

"Eihh, awas jatuhh.." pekik Faris yang menyadari Nabilla sudah berada diujung rooftop. Nabilla pun dibuat kikuk oleh Farisn

"Dan, makasih juga, karena kamu.. Arsyilla bisa ngerasain kasih sayang seorang ibu." tambahnya, yang kini sedikit lebih dekat dari Nabilla.

"Mas gak perlu bilang makasih, karena itu emang udah kewajiban aku Mas," Nabilla terlihat menundukkan kepalanya, tak berani menatap Faris.

Faris mengigit bibir bawahnya dan sejenak memandang langit. "Nadilla bener. Aku mungkin bisa bilang, aku gak butuh lagi istri terbaik, tapi Arsyilla butuh seorang ibu terbaik buat dia."

"Maksud mas Faris?" Nabilla kali ini memberanikan diri menatap Faris cukup lama.

"Aku ingin mengabulkan harap Nadilla," Nabilla membulatkan matanya, mendengar pengakuan Faris.

"Mas Faris melakukan ini, bukan karena sekarang aku menyerupai Nadillakan?"

"Hahaha, bukankah sejak lahir pun rupa kalian sama?" Faris tertawa disela-sela ucapannya. "Aku.. Aku ngelakuin ini, karena aku bertanggung jawab penuh atas Arsyilla, cukup dua tahun ini kamu berjuang untuk Arsyilla. Dan aku juga pingin ikut andil untuk ini, jadi ijinkan aku untuk ikut membesarkan Arsyilla dalam satu keluarga yang sesungguhnya. Tanpa harus Arsyilla kehilangan kamu,"

'Apakah bisa, kita mengabulkan permintaan terakhir Nadilla, tanpa cinta diantara kita?' Nabilla membatin.

***

"Al, gue mau minta maaf soal—" Elvan membuka pembicaraan, saat menghampiri sepupunya itu di meja makan.

"Tenang aja kali, gue juga cuma bercanda." diteguknya segelas air didepannya, lalu ditatapnya Elvan yang berdiri disampingnya.

"Syukurlah," Elvan mengambil alih kursi disamping Al.

"Kalau gue boleh tau, gimana ceritanya kok bisa lu gagal nikah sama dia." tanya Elvan to the point pada Al.

Al tertawa nyaring mendengarnya. "Jadi lu penasaran nih?"

Elvan hanya mengangguk mengiyakan. Dengan sedikit keraguan, Al mulai menceritakan kejadian yang terjadi beberapa tahun lalu. Kejadian yang tidak Elvan tahu pasti, kejadian dimana Al kehilangan cintanya hanya dengan sebuah kesalahan. Kesalahan terbesar yang berhasil merusak rencana indahnya dengan wanita yang dicintainnya.

Selama ini yang Elvan tau, bahwa Al gagal menikah, hanya itu yang ia tau. Karena saat itu, Elvan masih tinggal di Bandung dan belum menetap di Jakarta.

To be continue!

Tasikmalaya, 02 Maret 2018

Cinta Yang Beda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang