11 -Keinginan Arsyilla

9.1K 611 4
                                    

Klik bintang dibawah dulu yukkkk!

📖 — CYB

"Nikah?" Zahra pun mengulang ucapan Elvan, memastikan.

Sementara Elvan hanya mengangguk ragu, saat mendengar pertanyaan Zahra yang terdengar memastikan apa yang diucapkannya.

"Loh, aku kok gak tau. Bahkan dia gak ngasih tau aku kalau ada rencana Nikah lagi."

'Kok Zahra kayak kaget gitu? Apa maksudnya nikah lagi?' ucap Elvan membatin.

💘 Cinta Yang Beda 11 💘

"Al, kenapa sih lu gak pulang duluan ke rumah, kan jadi harus nunggu gue lama di rumah sakit. Tapi.. Lu gak lupakan rumah gue?" tanya Elvan membuka pembicaraan, memang sejak Elvan melajukan mobilnya meninggalkan area parkir rumah sakit, tidak ada obrolan apapun antara dirinya dan Al.

Setelah pertemuannya tadi di taman rumah sakit, Al menunggu Elvan di mobil sampai tugas jaga Elvan berakhir, setengah jam lalu. Entah apa yang membuat Al mau menunggu Elvan selama itu, dibandingkan ia pulang ke rumah keluarga Elvan.

'Apa yang Al rencanakan?'

Pertanyaan itu yang sempat terlintas dipikirannya tadi siang, saat setelah memberikan kunci mobilnya pada Al, agar sepupunya itu dapat beristirahat di mobilnya.

Selama itu, Al terlihat asik dengan lamunannya dengan Elvan ikut terdiam, sambil memfokuskan pandangannya pada laju mobilnya ditengah gelapnya malam. Sementara ucapan Zahra seolah-olah terus berputar dalam memori ingatanya.

"Gaklah, guekan di London juga cuma tiga tahun. Ya masa gue lupa jalan ke rumah lu," jawab Al tanpa mengalihkan pandangannya pada gemerlapnya jalan jakarta.

"Ya gue kira, oya. Ada angin apa lu bisa sampai pulang ke Indonesia? Apa cewe-cewe di London gak ada yang bisa gantiin Luna, sampai lu nyerah balik ke Indonesia?" ledek Elvan.

"Apa sih lu, lu kan tau sendiri gimana pernikahan gue sama Luna."

"Woy tobat! Gimana pun almarhumah tetep istri lu, lu sendirikan yang nikahin dia." ucap Elvan mengingatkan.

"Gara-gara pernikahan konyol itu, gue kehilangan cewe gue."

"Jadi sampai sekarang lu?" Elvan terlihat menggantungkan ucapannya.

"Yayalah, cuma dia yang gue cinta sampai sekarang."

"Yaallah, gue gak ngerti sama jalan pikiran lu, Al." Elvan terlihat menggaruk-garukkan kepalanya, kesal. "Kalau lu beneran cinta, kenapa lu bisa ngelakuin itu sama Luna? Kalau gue jadi cewe itu, gue akan sakit hati banget sama lu, Al."

"Ehmm, gue tau itu. Makanya gue balik, gue mau memperbaiki semuanya." ungkap Al penuh harapan.

"Balik ke cewe itu? Al, Al. Cewe kayak apa sih dia? Yakin mau balik ke lu?"
Al terlihat mengangkat kedua bahunya, tak ada ucapan apapun yang keluar dari mulut Al untuk menjawab semua pertanyaan Elvan padanya.

***

Malam terlihat mulai larut, jam pun telah menunjukkan pukul sepuluh lebih lima belas menit.

Seperti biasa sebelum tidur, Nabilla selalu mengecek ke kamar gadis kecilnya itu, untuk memastikan gadis kecilnya sudah terlelap. Tak jarang, ia malah ikut tertidur disana.

"Lohh, kok anak bunda belum bobo sihh?" tanya Nabilla saat setelah ia masuk kedalam kamar dan melihat Arsyilla masih terjaga, duduk diatas ranjang sambil memeluk boneka kelinci kesayangannya.

"Arsyilla.. Anak bunda kenapa? Dagunya masih sakit?" tambahnya dengan nada khawatir.

Arsyilla hanya menggeleng cepat.

"Terus?"

"Aku kangen Ayah, Nda. Kenapa sih Nda, Ayah pelgi." Arsyilla pun melipat kedua tangannya di dada.

Nabilla menarik napas perlahan, dirangkulnya malaikat kecil dihadapannya. "Sayang, Ayah kan pergi buat kerja. Nantikan uangnya buat sekolah Arsyilla, buat jajan Arsyilla, buat beli mainan Arsyilla. Semua buat kamu sayang,"

"Tapi Cilla kangen Ayah, Nda." pekik Arsyilla yang kemudian membaringkan tubuhnya di ranjang dan mengarahkannya ke arah yang berlawan.

'Arsyilla, andai bunda bisa bawa Ayah kamu kesini. Akan Bunda lakukan, asal kamu bahagia.' ucap Nabilla membatin sambil terus memandangi Arsyilla yang membelakanginya.

***

"Ayu, tolong hasil observasi ibu ini di catat, nanti laporkan hasilnya pada saya, soalnya saya mau ke parkiran dulu. Ada barang saya yang tertinggal." pinta Elvan pada salah satu perawat yang menemaninya selama ia melakukan visit dokter.

"Baik dokter."

"Terimakasih."

"Sama-sama dok," balas Ayu sambil memandang kepergian Elvan dari hadapannya.

"Coba semua dokter kayak dia, bisa ngehargai orang lain, baik lagi." gumamnya dalam hati.

"Hayoo, pasti lagi ngelamunin dokter Elvan ya?" tebak salah seorang perawat lain yang tiba-tiba datang.

"Apaan sihh De, lagian siapa juga yang gak tertarik sama cowo kayak dokter Elvan coba??" ungkap Ayu sambil membayangkan sosok Elvan.

"Hustt, kamu bisa aja. Tapi ngomong-ngomong, dokter Elvan udah ada yang punya belum ya?"

"Ah kamu Dean, mana aku tau. Udah ah, kok jadi ngomongin dokter muda itu sih." balas Ayu pada Dean, teman sejawatnya di IGD.

***

"Aduhh, aku kok bisa lupa sih kemarin buat ambil hasil pemeriksaan Arsyilla. Semoga dokumennya masih ada deh," gumam Nabilla sambil melangkahkan kakinya mengarah ke IGD, melalui lorong transit.

"Beruntung banget ya, perempuan yang nantinya bakal dapatin dokter Elvan. Udah pinter, baik, ramah, tajir lagi. Haha,"

Nabilla pun reflek langsung memperlambat langkah kakinya, tepat saat nama 'dokter Elvan' disebut dalam obrolan dua orang gadis berseragam putih-putih, tak jauh dari dimana ia saat ini.

"Hustt, gak enak ahh kalau ada yang denger." timpal salah seorang dari mereka, yang membuat Nabilla mempercepat langkah kakinya menuju ruang administrasi.

"Maaf dok, ada yang bisa dibantu?" sapa salah seorang petugas administrasi IGD, saat Nabilla menghampiri bagian administrasi.
Nabilla yang menyadari sapaan itu pun, langsung mengarahkan pandangannya pada jas yang dikenakannya. Ya, dia lupa melepas jas kebangaannya. Memang biasanya, Nabilla hanya menggunakannya saat jaga di ruangan. Tidak untuk menunjukkan bahwa ia adalah dokter disana.

"Saya mau ambil hasil pemeriksaan penunjang atas nama anak Arsyilla?" pinta Nabilla pada salah satu petugas administrasi di IGD.

"Maaf dok, semua dokumen dan status kesehatan pasien atas nama anak Arsyilla sudah dikembalikan ke bagian rekam medik. Jika dokter membutuhkannya, dokter bisa meminta kebagian rekam medik." ungkapnya pada Nabilla.

"Baiklah, terima kasih pak." ucap Nabilla yang kemudian beranjak pergi dari bagian administrasi.

"Nabilla," sapa seseorang yang berhasil menghentikan langkahnya, saat Nabilla baru saja keluar dari pintu utama IGD.

"Elvan."





To be continue!

Tasikmalaya, 8 Februari 2018

Gimana? Ada yang bisa nebak, siapa ayahnya Arsyilla? Hayooo.. Wkwkwk

Jangan lupa votenya! *jiahh tetep votenya wkwk..

Komennya juga boleh dibawah sini, makasihhh... 😆

Cinta Yang Beda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang