24- Ayah Arsyilla

9K 501 7
                                    

Wihhh, gak kerasa udah berapa lama gak up ya?? *ngitungin kalender* wkwkwk.. Maafin ya, akunya masih bertugas di luar yang gak selesai-selesai 😪

Nihh sebagai gantinya aku up lumayan sih yaaa wkwk.. Mangga di baca semoga suka 🙏

Jangan lupa tinggalkan jejak kaliannn, sebagai bukti kalau kalian itu ada bukan hanya ilusi aku semata *nah lohh

👣👣👣

"Gak mungkinlah mas, penilaian mas Faris mungkin salah." sanggaku, "Aku sama Elvan cuma teman,"

"Baiklah, kalau kamu yakin begitu." mas Faris mengambil ponselnya dari atas meja, "Tidurlah." ucapnya mengakhiri obrolan kami dan berlalu begitu saja melewatiku, tanpa menunjukkan ekspresi apapun kepadaku.

Setelah kepergiannya, aku mencoba mencerna kembali setiap kalimat yang ia tanyakan kepadaku. Setiap kalimat yang seolah meragukan keputusanku, setiap kalimatnya yang mampu membuat lidahku kelut ketika mendengarnya.

Beberapa kali aku mengatur napasku seraya mengucapkan istighfar, memohon ampun atas segala kesalahan yang mungkin pernah kulakukan, dengan harapan Allah akan memberiku solusi atas segala yang terjadi.

Sesungguhnya dalam surat An Nur ayat 10-13 dikatakan "Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah maha pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan kepadamu hujan yang lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?"

💘 Cinta Yang Beda 24 💘

Author POV

Keeseokan hari sesuai janji Faris kepada Arsyilla yang akan meluangkan waktunya untuk menemani princess kecilnya itu ke sekolah -mungkin lebih tepat sebuah playgroup- tempat dimana seluruh siswanya masih berusia dibawah lima tahun. Disana para batita tersebut hanya bermain serta berinteraksi dengan teman sebayanya, agar nantinya ketika dewasa si anak mudah untuk bersosialisasi.

Dengan menggendong Arsyilla, Faris ditemani Nabilla melewati lorong-lorong kecil yang mengarah ke ruang kelas Arsyilla. Gambar-gambar kartun terlihat menghiasi dinding lorong serta beberapa tanaman hias yang tersusun rapih di sisi-sisi koridor.

"Cilla seneng, akhirnya Cilla bisa ke sekolah sama ayah." ungkap Arsyilla dengan logat bicara layaknya seorang anak kecil.

Dalam gendongan Faris, Arsyilla mendekatkan tubuhnya kearah Faris. Melingkarkan salah satu tangannya di leher Faris.

"Ayah juga seneng bisa anterin Princess kecil ayah," Faris beberapa kali mencium pipi Arsyilla.

'Nad, seharusnya kamu yang disini bukan aku. Melihat bagaimana mas Faris begitu sayang dengan Arsyilla,' gumam Nabilla membatin. Langkahnya terhenti, ditatapnya punggung Faris yang berada beberapa langkah di hadapannya, meninggalkannya tak jauh dari bangku panjang di depan kelas.

"Haii Arsyilla, sini sama couth. Kita duduk bareng-bareng sama teman-teman yang lain yuk!" seorang wanita muda dihadapan Faris terlihat mengulurkan tangannya kearah Arsyilla yang masih dalam gendongan Faris.

"Yukk!" ajaknya lagi, berusaha membujuk Arsyilla.

"Ayahhh, Cilla mau tulunnn." pintanya. Faris pun menurunkan Arsyilla dalam gendongannya dan membiarkan princess kecilnya menikmati kelasnya.

"Cilla masuk dulu ya, ayahh. Dadah ayahhh," pamitnya yang kemudian berlari kecil memasuki kelasnya.

"Permisi pak," wanita muda itu ikut pamit setelah melihat Arsyilla memasuki kelasnya.

Cinta Yang Beda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang