"Bunda," ucap Arsyilla lirih, pandangannya sayu menatap Nabilla yang baru saja memasuki ruang tindakan. Ruangan dimana Arsyilla terbaring lemah dengan selang infus yang berada di tangan kirinya.
"Arsyilla sayang, bilang sama bunda, apa yang Arsyilla rasain sekarang? Ada yang sakit?" Nabilla membelai anak rambut malaikat kecilnya itu, ditatapnya nanar kedua mata kecil itu.
"Nda Bunda,"
"Iya, anak bunda kan kuat."
"Cilla nda mau buat bunda sedih lagi," Nabilla yang mendengarnya langsung mengembangkan senyum di kedua bibirnya, berusaha tegar yang teriris mendengarnya.
"Kata om dokter.." Nabilla mengernyitkan dahinya saat Arsyilla mulai menyebut 'om dokternya' —sebutan Arsyilla untuk Elvan— dalam ceritanya.
***
"Berapa suhunya?" tanya Elvan seraya memeriksa bagian dada serta perut Arsyilla dengan stetoskop di kedua telinganya.
"Suhunya 39.6 derajat dok,"
"Cepat ganti cairan infusnya dan ganti dengan parasetamol,"
"Baik dok," seseorang berseragam putih itu langsung beranjak ke salah satu lemari disudut ruangan.
"Beri 200 ml saja," ujar Elvan sekembalinya seseorang itu ke hadapan Elvan.
"Baik dok,"
"Om dokter," Elvan langsung mengalihkan pandangannya saat sebuah suara memanggilnya.
"Cilla bobo ya, Cilla istirahat dulu."
"Nda, Bunda.." rengek Arsyilla.
"Cilla, Cilla sayang kan sama bunda?"
"Iya, om."
"Dengerin om, kalau kita sayang sama orang. Kita gak boleh sampe buat orang yang kita sayang itu sedih, Cilla gak mau kan buat Bunda sedih?" Elvan melihat Arsyilla menggeleng lemah.
"Anak pintar, sekarang Cilla bobo ya." Elvan merapihkan anak rambut Arsyilla yang mulai memanjang.
"Om, om juga sayangkan sama Bunda?" Elvan membulatkan matanya saat mendengar kata terakhir yang gadis kecil itu ucapkan.
"Om sayang sama Bunda Cilla dan om juga sayang sama Cilla." Elvan berusaha setenang mungkin menjawab pertanyaan gadis kecil itu, agar tak menimbulkan pertanyaan berikutnya khas anak kecil.
***
"Kata om dokter, kalau kita sayang sama orang, kita gak boleh buat orang itu sedih." ujar Arsyilla dengan logat khas anak kecil.
"Om dokter juga bilang, kalau om dokter itu sayang sama Bunda. Jadi om dokter gak akan buat Bunda sedihkan? Karena Cilla gak mau Bunda sedih,"
Jleb,
'Bagaimana bisa Arsyilla mengatakan seperti itu didepan mas Faris. Bahkan orang pertama yang dicarinya itu aku, bukan mas Faris. Dan yang buat aku gak nyangka, Arsyilla membicarakan orang lain sampao mengabaikan mas Faris' gumam Nabilla dalam hatinya. Pandangannya sekilas mengarah kepada Faris yang saat itu tengah bersender di salah satu tembok pembatas, dengan kedua tangan yang terlipat di dada.
"Arsyilla dengerin Bunda, Arsyilla sekarang bobo ya. Arsyilla gak liat tuh ayah khawatir sama Arsyilla, Bunda juga khawatir kalau liat Arsyilla sakit kayak gini. Sekarang Arsyilla bobo ya," Nabilla mengenggam tangan mungil malaikat kecilnya itu yang tidak terpasang infus.
"Iya, Bunda."
***
"Lebih baik, kita gak usah ngelanjutin semuanya." Faris mulai membuka pembicaraan setelah mereka keluar dari ruang rawat Arsyilla.
![](https://img.wattpad.com/cover/135415225-288-k112650.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Beda [END]
Spiritual'Love Story' -karena cinta memiliki jalan dan ceritanya masing-masing. Lalu bagaimana jika kalian dihadapi dengan kisah cinta yang berbeda. Ini bukan sekedar pasangan yang baik, hanya untuk pasangan yang baik. Seperi kata Allah dalam Al Quran sura...