Sebelum lanjut membacanya, tekan bintang dibawah jangan lupa. Makasih.. Selamat membaca😎
🌾🌾🌾
"Sekali lagi makasih ya, kamu udah banyak banget bantu aku, bantu Arsyilla." ungkap Nabilla.
"Sama-sama Nabilla, aku juga seneng bisa bantu kamu. Oya, aku pamit ya, salam buat suami kamu. Ayahnya Arsyilla. Assalamuaikum," ucap Elvan yang kemudian pamit pulang dari rumah Nabilla, saat setelah mengantar Nabilla dan Arsyilla pulang.
"Walaikumsalam." balas Nabilla sambil memperhatikan Elvan masuk ke dalam mobil yang terparkir di halaman rumahnya.
Sebuah klakson mobil berbunyi, mengisyaratkan bahwa Elvan pamit. Sementara Nabilla hanya tersenyum tipis mengiringi kepergian Elvan.
"Mungkin lebih baik seperti ini, Van." gumam Nabilla dalam hati.
💘 Cinta Yang Beda 08 💘
"Bro!" pekik Andra sambil memukul pelan pundak kiri Elvan, saat sahabatnya itu baru keluar dari dalam mobilnya yang terparkir di halaman rumah sakit.
"Astagfirullah, biasa banget sih lu." gerutu Elvan kesal.
"Assalamualaikum," ucapnya lagi yang kali ini terdengar seperti meledek Andra.
"Walaikumsalam, hehehe.." balas Andra dengan tawa di akhir ucapannya. "Hehe, gue kira lu jaga pagi bro."
"Oowh, kebetulan kebagian siang gue hari ini."
"Oya Van, lu kemarin jaga sore di IGD kan?" tanya Andra sambil menatap Elvan serius.
"Iya, kenapa?" tanya balik Elvan ragu.
"Berarti lu tau dong soal.. Soal salah satu pasien kemarin itu,.."
"Anaknya Nabilla?" sambung Elvan to the point.
"Lu kok tau?" tanya Andra heran.
"Hmm, gue tau.." balas Elvan datar, dan kemudian pergi meninggalkan Andra yang masih diam ditempat. "Lagian lu tau darimana sih?"
"Yaelahhh Van! Semua juga tau kali, kan dokter magang dari kampus kita yang IGD bukan cuma lu." ungkap Andra yang langsung menyusul Elvan, "Trus gimana?"
"Gimana apanya?"
"Soal perasaan lu?"
Elvan pun menghentikan langkahnya dan mengalihkan pandangannya pada Andra yang berada beberapa langkah di belakangnya.
"Terus menurut lu, gue harus jadi plakor diantara Nabilla sama suaminya gitu?"
"Haha, gila lu mau jadi plakor jaman now!"
"Ya kali ahh, gue jadi plakor. Merelakan orang yang kita cintai memang menyakitkan, tapi tidak semua yang dicintai harus memiliki bukan?" ujar Elvan yang kembali melangkahkan kakinya mendahului Andra.
"Lu lupa kata Pak Ustad? Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. (QS. An Najm, ayat 45). Jadi tenang aja, semua pasti udah ada jodohnya." sambung Elvan yang kemudian melirik kearah Andra yang terlihat menyamakan langkah kakinya.
"Iya sih, lu bener." balas Andra datar, "Tapi Van, gimana kalau hubungan Nabilla sama suaminya itu emang udah gak baik?"
"Tuhkan mulai sok taunya," tegur Elvan tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Andra.
"Bukannya sok tau, cuma gue ngomong sesuai analisa dari fakta-fakta yang ada. Kalau ema.."
"Udah ya Ndra, lu tuh lama-lama kayak ibu-ibu yang suka gosip sambil belanja sayur di komplek gue." potong Elvan meledek sahabatnya itu.
"Tapi Van, gue kan cuma mencoba menganalisa. Bukannya kalau emang hubungan Nabilla sama suaminya udah gak baik, berarti ada kesempatan dong buat lu dapatin Nabilla?" ujar Andra yang langsung dapat tatapan tajam dari Elvan.
"Hehhe.. Ampun Van! Gue diem deh, gue diem." tambahnya dengan nada gugup.
Elvan pun tak berkomentar apapun setelah itu, ia hanya memfokuskan pandangannya pada langkah kakinya yang mulai memasuki pintu utama rumah sakit.
"Van, Elvan kok tumben lu masuk lewat pintu utama? Biasanyakan lu masuk langsung lewat pintu IGD?" tanya Andra yang terlihat gugup, melontarkan kembali pertanyaan pada Elvan, saat setelah sahabatnya itu memintanya untuk diam.
"Gue mau ketemu Al, sepupu gue dari London. Lu juga ngapain ngikutin gue, kayak lu gak ada kerjaan aja." balas Elvan yang sesekali menatap pada Andra yang terlihat menyamakan langkahnya.
"Yee, lu lupa? Apa gak punya jam? Jaga pagi kan udah selesai dari setengah jam lalu, lah lu bukannya ke IGD malah nemuin si Al, Al itu." ledek Andra.
"Iya iya, gue lupa. Lagian cuma bentaran doang kok gue ketemu sepupu gue, Al. Ndra, itu si Al sama siapa?" tanya Elvan yang langsung mengalihkan pembicaraannya pada Andra, saat memandang samar sepupunya itu tengah bersama seseorang tak jauh dari tempatnya saat ini.
"Ya mana gue tau, kenal sepupu lu juga engga." jawab Andra sekenanya.
"Tapi kok cewe itu malah pergi?" gumam Elvan saat memandangi kepergian seseorang yang dimaksud.
"Kenapa gak lu tanya langsung?" usul Andra yang langsung dilaksanakan Elvan, ia terlihat mendekat kearah sepupunya itu.
"Al," panggil Elvan pada sepupunya itu.
"Hey, Elvan. How are you? Akhirnya, gue bisa ketemu lu juga."
Sapa seseorang yang dipanggil Al itu. Ia terlihat langsung merubah cara bicaranya saat sekilas pandangannya tertuju pada Andra, seseorang yang mungkin baru diliatnya.
"Tadi siapa?" tanya Elvan penasaran.
"Ehmm, bukan siapa-siapa tenang aja. Tadi itu, tadi gue cuma.. Tanya apa kenal lu apa gak. Cuma itu," jawab Al yang terdengar kesulitan merangkai ucapannya.
"Yakin?"
"You do not believe? Oh no!" Al terdengar menggumam kesal dengan logat bahasa asingnya.
"Sorry, bukan gak percaya. Cuma gue gak mau, lu cari masalah lagi disini. Apalagi sama cewe,"
"Iya, gue udah berubah kok. Lu tenang aja,"
"Ehmm, lupa ya kalau ada gue disini." ledek Andra yang merasa tak terima diabaikan. "Gue pergi nihh!"
"Oya gue sampe lupa, gitu aja ngambek lu. Al kenalin ini.."
"Nama gue Alvino Bayu Pratama, tapi cukup kok lu panggil gue Al," potong Al sambil menjulurkan tangannya pada Andra, sebagai tanda perkenalan. "Al, El. Cocokkan kita?" sambungnya.
"Gue Andra, teman terbaiknya Elvan."
"Teman tukang nguntil," ledek Elvan."Bukan Andra kalau gak suka nguntil." balas Andra dengan tawaan kecil diakhir ucapannya.
To Be Continue!
Tasikmalaya, 30 Januari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Beda [END]
Spiritualité'Love Story' -karena cinta memiliki jalan dan ceritanya masing-masing. Lalu bagaimana jika kalian dihadapi dengan kisah cinta yang berbeda. Ini bukan sekedar pasangan yang baik, hanya untuk pasangan yang baik. Seperi kata Allah dalam Al Quran sura...