10 -Ruang Bedah

9.1K 617 12
                                    

Elvan POV

....

"Dimana keluarganya?" tanyaku to the point sambil mengambil handscoon steril dari box emergency dan memakaikannya di kedua tanganku.

"Belum datang dok,"

"Segera hubungi ruang bedah sentral, dan minta mereka menghubungi dokter Farhan, dokter spesial bedah." pintaku sambil terus memeriksa kondisi pasien secara menyeluruh, mencoba mencari bagian lain yang mungkin bisa dilakukan tindakan di sini, tanpa harus menunggu ruang bedah.

"Baik dok!"

"Tolong kassanya, saya mau melakukan balut tekan untuk menghentikan pendarahan." ungkapku yang langsung melakukkan balut tekan pada salah satu luka pasien.

💘 Cinta Yang Beda 10 💘

"Dok, ruang bedah sudah siap dok. Cuma.. dokter Farhan sedang dalam perjalanan ke sini dan dia, dia meminta dokter membantunya," ungkap salah satu perawat yang baru kembali ke ruang tindakan.

"Saya?" tanyaku tak percaya.

'Elvan, mau tidak mau kamu harus terima. Setidaknya dokter Farhan telah percaya padamu.'

Aku memandang seseorang itu, seseorang yang sudah tak sadarkan diri dengan pakaian yang sudah dipenuhi darah dibeberapa bagian tubuhnya.

"Gimana dok?" tanyanya lagi.

"Baik, segera bawa pasien ini ke ruang bedah." pintaku yang langsung melepas handscoon dari kedua tanganku, lalu mencuci tangan di keran yang berada di sudut ruangan.

"Mari dok," ucap salah satu perawat kepadaku dan kemudian menyusul beberapa perawat yang sudah lebih dulu mengantar pasien dengan blankarnya.

"Van, gimana? Siap ikut operasi malam ini?" tanya dokter Farhan saat menghampiriku disalah satu sofa di ruang petugas, yang kemudian merangkulku.

"Insyaallah," jawabku ragu-ragu.

"Sebelumnya pernah jadi asisten dokterkan pas operasi?"

"Alhamdulillah, pernah dok."

"Saya yakin kamu bisa, makanya saya sengaja mengajak kamu ikut operasi, dan anggap saja nambah pengalaman kamu. Lagi pula kamu sudah paham kondisinya seperti apa saat berada di UGD." ucap dokter Farhan seperti tengah menyemangatiku.

"Hehe, iya dok. Terimakasih,"

"Yuk, kita mulai sekarang." pinta dokter Farhan, yang kemudian beranjak dari duduknya dan mengarah pada salah satu kran di samping pintu kamar operasi dengan aku yang mengikutinya, lalu melakukkan cuci tangan tujuh langkah. Cuci tangan yang di wajibkan sebelum melakukkan tindakkan operasi.

"Kak, boleh minta tolong ikatkan?" pintaku pada salah satu perawat ruang bedah untuk membantuku mengikatkan tali belakang baju khusus operasi yang tengah aku kenakan, dengan kedua tanganku yang telah kuadukan antara kanan dan kiri seperti tengah meremasnya. Saat setelah aku berada di kamar operasi, karena sebentar lagi operasi akan dimulai

"Hari ini. Hari Selasa, tanggal 22 Januari 2018. Akan dilakukkan operasi pada saudara Egi, usia 20 tahun. Dengan diagnosa..." ucap dokter Farhan, membacakan isi dokumen tindakan operasi yang tengah dipegang Hendra, perawat sekaligus operator dalam tindakan operasi.

Sementara aku bisa melihat jelas, pasien tersebut berada ditengah-tengah kami -para petugas. Dengan beberapa alat medis yang menempel pada tubuhnya, serta monitor jantung yang sejak tadi mengema disetiap sudut ruangan yang mungkin suhunya sudah mencapai angka delapan belas derat atau bahkan lebih, yang pasti dingin banget suhunya.

Cinta Yang Beda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang