07 -Jalan Pagi di Taman

10.8K 723 6
                                    

"Iya Nad, aku mau. Insyaallah, Allah telah memberikan hidayahnya lewat kamu. Dan kamu gak perlu khawatir, aku akan selalu menjaga Arsyilla dan membuat dia bahagia, sama seperti namanya." Nabilla pun membelai lembut rambut Arsyilla yang tengah tertidur disampingnya.

"Lebih baik aku sholat tahajud, siapa tau hati aku jadi tenang setelah sholat."

Nabilla langsung bergegas turun dari ranjangnya untuk menuju ke kamar mandi yang berada disudut kamar Arsyilla. Ya, lagi-lagi Nabilla tertidur di kamar Arsyilla.

💘 Cinta Yang Beda 07 💘

Keesokan harinya. Setelah mandi pagi, Nabilla terlihat seperti tengah mencari sesuatu dari dalam lemarinya. Sampai akhirnya, ia mengambil sebuah kain hitam dari dalam lemari dan membawanya ke depan sebuah cermin pada meja riasnya.

"Kerudung ini, kerudung yang kamu kasih ke aku Nad. Dengan harapan aku bisa berhijrah seperti kamu," ucap Nabilla sambil menatap dirinya di cermin. Kain hitam itu pun dilipatnya menjadi bentuk segitiga, lalu dibentangkannya di atas kepalanya hingga menutupi seluruh bagian rambutnya.

"Apa aku pantas memakai ini? Sedangkan aku saja?" tanya Nabilla pada bayangan wajahnya di cermin.

"Kamu cantik nak dengan jilbab itu," ucap Maryam yang tiba-tiba masuk dengan menggandeng Arsyilla.

"Nda antik anget."

"Umi bikin Nabilla kaget aja,"

"Tapi Umi serius, kamu cantik nak. Menginggatkan Umi dengan Nadilla, bukankah ini permintaan Nadilla supaya kamu berhijrah?"

"Iya Umi, makasih. Tapi apa pantas Nabilla memakai jilbab Umi? Sedangkan sikap Nabilla aja belum menunjukkan seorang muslimah yang baik."

"Insyaallah, sikap dan perbuatan akan mengikuti dengan beriringan."

"Iya Umi insyaallah, insyaallah mulai hari ini Nabilla niatkan untuk berhijrah sesuai permintaan Nadilla."

"Syukurlahh nak, Umi senang sekali. Umi harap, niat baik kamu itu datang dari dalam hati kamu bukan karena paksaan."

"Iya Umi,"

"Nda, ita alan yuk ke aman.." ajak Arsyilla.

"Tuh Silla udah menagih janji kamu untuk mengajak dia jalan pagi." ucap Maryam mengingatkan.

"Iya sayang, yuk." balas Nabilla pada gadis kecilnya.

"Umi, Nabilla bawa Arsyilla jalan-jalan dulu ya Umi, Umi mau ikut?"

"Iya nek, nenek itut yuk?"

"Silla jalan-jalannya sama bunda dulu ya, lain kali aja nenek ikutnya." balas Maryam mencoba memberi pengertian pada cucunya itu.

"Yuk Arsyilla, kita berangkat dulu Umi. Assalamualaikum," pamit Nabilla pada Maryam yang kemudian menggandeng Arsyilla keluar dari kamarnya.

"Walaikumsalam, hati-hati ya nak!" balas Maryam sembari menatap kepergian anak dan cucunya dari ujung pintu kamar yang terbuka.

"Umi seneng, keberadaan Arsyilla bisa merubah sikap kamu, nak." gumam Maryam.

***

Nabilla sengaja mengajak Arsyilla untuk jalan pagi di taman kota, taman dimana menyimpan banyak kenangannya bersama Nadilla. Dengan berada di taman ini, Nabilla dapat merasakan ke hadiran Nadilla di sini.

"Arsyilla, ini bunda bawain.." ucapan Nabilla pun terhenti, saat menyadari Arsyilla tidak ada di salah satu bangku taman. Tempat dimana ia meninggalkan Arsyilla sewaktu membeli roti susu ke sukaan Arsyilla.

Nabilla mengedarkan pandangannya ke setiap sudut taman, lalu terhenti pada Arsyilla yang sudah berada di tengah jalan.

"Arsyilla awas!!" pekik Nabilla.

***

Elvan POV

"Astagfirullah, itukan Arsyilla?" gumamku saat melihat seorang anak kecil yang berada di tengah jalan.

"Arsyilla awas!!" pekik seseorang dari sebrang jalan.

Pandangaku pun langsung mengarah pada arah lain, terlihat sebuah mobil tengah mengarah padanya. Tanpa pikir panjang, aku bergegas kearahnya dan mengendongnya ke tepi jalan.

"Arsyilla gak apa-apakan nak? Kamu bikin hati bunda deg-degan aja." ucap seorang wanita berjilbab itu dengan panik dan langsung mengambil alih Arsyilla dari gendonganku.

"Nabilla? Nabilla kamu??"

Tanyaku saat menyadari seseorang berjilbab itu adalah Nabilla. Ada rasa tak percaya dengan perubahan pada diri Nabilla saat ini, apa dia beneran Nabilla?

"Iya El, Alhamdulillah. Makasih ya El, aku.. Aku gak tau gimana nasib Arsyilla kalau gak ada kamu tadi."

"Syukurlah. Iya, Bil. Kebetulan tadi aku lagi lari pagi, eh malah ngeliat Arsyilla sendirian di tengah jalan. Lain kali jangan sendirian kalau bawa Arsyilla," ujarku sambil mengusap punggung Arsyilla yang kini berada digendongan Nabilla.

'Kamu makin cantik aja dengan perubahan kamu kayak gini, astagfirullah. Sadar Van, dia milik orang. Sadar Elvan.' ucapku membatin.

"Iy.. Iya, makasih kamu udah perhatian sama Arsyilla."

"Suami kamu mana?"

"Suami?"

"Iya, ayahnya Arsyilla."

"Ehmm.."

"Yaudah kalau kamu emang gak bisa jawab pertanyaan aku. Gak masalah kok, maaf kalau aku lancang soal pertanyaanku tadi."

Nabilla pun hanya diam, tak ada satu jawaban pun yang dilontarkannya.

"Nda, aik itu." pinta Arsyilla sambil menunjuk sebuah ayunan tak jauh dari tempat mereka.

"Mau main sama om? Bolehkan Bil?" tawarku pada Nabilla. Sementara Nabilla hanya mengangguk pelan.

"Yuk sama om, Silla mau naik ayunankan?" ajakku saat setelah mengambil alih Arsyilla dari gendongan Nabilla.

"Nad, kamu liat. Arsyilla bisa sedeket itu sama Elvan, andai aja mas Faris di sini Nad. Pasti Arsyilla gak akan kehilangan sosok seorang ayah." gumam Nabilla membatin, memandangi Arsyilla yang terlihat asik bermain dengan Elvan.

***
Author POV

"Arsyilla sayang, bilang makasih dulu sama om dokter. Makasih ya om, udah anter Silla sama bunda pulang." Perintah Nabilla sembari sedikit menundukkan badanya.

"Macih ya om, om dah antelin Cilla sama Nda pulang." ucap Arsyilla mengikuti apa yang Nabilla katakan.

Elvan terlihat sedikit membungkukkan badannya lalu mengusap rambut Arsyilla, "Sama-sama cantik,"

"Arsyilla masuk duluan ya, nanti bunda nyusul. Tapi sebelumnya pamit dulu sama om dokternya," ucapan Nabilla diangguki oleh Arsyilla.

"Cilla macuk duyu ya, om. Dadah om," pamit Arsyilla sambil melambaikan tangannya sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah.

"Sekali lagi makasih ya, kamu udah banyak banget bantu aku, bantu Arsyilla." ungkap Nabilla.

"Sama-sama Nabilla, aku juga seneng bisa bantu kamu. Oya, aku pamit ya, salam buat suami kamu. Ayahnya Arsyilla. Assalamuaikum," ucap Elvan yang kemudian pamit pulang dari rumah Nabilla, saat setelah mengantar Nabilla dan Arsyilla pulang.

"Walaikumsalam." balas Nabilla sambil memperhatikan Elvan masuk ke dalam mobil yang terparkir di halaman rumahnya.

Sebuah klakson mobil berbunyi, mengisyaratkan bahwa Elvan pamit. Sementara Nabilla hanya tersenyum tipis mengiringi kepergian Elvan.

"Mungkin lebih baik seperti ini, Van." gumam Nabilla dalam hati.

To be continue!

Tasikmalaya, 26 Januari 2018

Gimana part ini? Masih nge gantung? Buat yang penasaran bisa pencet bintang dibawah, main banyak yg penasaran makin cepet up datenya😊 Komennya sangat bermanfaat dan diterima dengan suka rela, makasihh.. 😃

Cinta Yang Beda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang