14 -Kepulangan Faris

8.6K 591 4
                                    

"Faris?"

Laki-laki itu membuka kaca mata hitamnya yang sejak tadi bertengger ditulang hidungnya. "Ibu apa kabar?" sapanya pada Maryam, lalu meraih jari-jari tangan Maryam untuk di ciumnya, memberi salam penuh hormat padanya.

"Baik." Maryam menatapnya tak percaya, ia terlihat memperhatikannya dari atas sampai kebawah sosok didepannya itu.

Jika dilihat-lihat, laki-laki itu masih sama seperti terakhir kali ia melihatnya. Terlihat ia memiliki tubuh kekar, dengan rambut tertata rapih dan matanya pun terlihat agak sipit. Soal penampilannya? Jangan ditanya, penampilannya sangat modis. Dengan kemeja putih yang dimasukkannya, hingga menampakan sabuknya dengan logo terkenal di Malaysia, serta celana jins seperti pada umumnya.

"Ayo nak Faris masuk,"

"Arsyilla mana bu?" tanya Faris, begitu Maryam mengajaknya masuk kedalam rumahnya.

"Arsyilla?"

"Iya, Aku kangen sama princess kecilku."

💘 Cinta Yang Beda 💘

"Ada, dia lagi main ke taman. Bentar lagi juga pulang,"

Maryam berjalan beberapa langkah di depan Faris. Dengan ragu, Faris memasuki rumah dengan mendorong koper besarnya.

Tak banyak berubah dari rumah ini, dipandanginya setiap sudut ruangan. Mencari-cari apa yang tengah dicarinya. Ditatapnya setiap bingkai foto yang tertata rapih disebuah meja, di sudut ruangan.

Dalam bingkai-bingkai itu, seperti tengah menceritakan kisah keluarga ini, kisah Nabilla dan Nadilla kecil. Lalu, dimana foto Nadilla bahkan Nabilla besar? Pikir Faris, karena ia tak menemukan satu pun foto mereka disana.

"Kamu pasti cari foto Nadilla?" Maryam seolah dapat mengerti apa yang tengah dicarinya.

"Sejak saat itu, Umi mutusin buat menurunkan semua foto-foto Nadilla beberapa tahun lalu, bahkan Nabilla pun Umi turunkan. Sekarang yang ada hanya Nadilla sama Nabilla kecil, dan kenangan keluarga kita yang lengkap."

"Tapikan bu?"

"Kok Ibu sih? Kamukan masih anak Umi," Maryam berkomentar, "Kamu tenang aja, semua foto Nadilla Umi simpan di kamar Nadilla. Lebih tepatnya, kamar kenangan." Maryam pun tertawa, disela-sela ucapannya.

"Lebih baik kamu duduk dulu. Istirahat, pasti kamu cape. Ya walaupun Indonesia sama malaysia itu tetanggaan." Maryam mendaratkan bokongnya disalah satu sofa di ruang tengah sambil mempersilahkan Faris duduk. "Mau minum apa?"

"Kopi aja bu, gulanya setengah sendok aja." Faris pun buka suara, sejak beberapa menit ini dirinya hanya diam. Mendengarkan semua cerita Maryam.

"Kopi?" tanya Maryam memastikan, yang dibalas anggukkan oleh Faris. "Bi, bi Inah."

"Iya bu?" tanya Bi Inah saat menghampiri Maryam di ruang tamu.

"Tolong ya bi, buatkan kopi tapi gulanya setengah sendok aja."

"Baik bu," bi Inah pun pergi kembali ke dapur.

"Jam berapa dari KL?" tanya Maryam membuka pembicaraan.

***

"Nda, om doktel kok lama ya Nda?" tanya Arsyilla yang terlihat mulai gelisah, beberapa kali ia menyingkirkan poninya yang keluar dari sisi-sisi topinya, duduk bersama Nabilla dipingir batu-batu pembatas antara jalan khusus pejalan kaki dan rumput taman.

"Sabar sayang," jawab Nabilla dengan tersenyum pada gadis kecilnya itu.

"Hay, nunggu lama ya? Nihh om bawain es krim, Silla pasti suka." ucap Elvan yang tiba-tiba datang dengan membawa tiga es krim ditangannya.

"Satu buat anak manis, satu lagi buat bundanya yang man.. Ehmm, maksudnya buat bunda Nabilla, dan satu lagi buat om." Elvan terdengar meralat sedikit ucapannya. Nabilla yang sempat menyadarinya, langsung membuang pandangannya. Seolah-olah tak menyadarinya.

"Sayang, pulang yuk. Udah sore, nanti dicariin nenek." ajak Nabilla.

"Boleh gak, kita abisin es krimnya dulu. Gak baik loh, makan sambil jalan." pinta Elvan dan langsung diangguki oleh Nabilla.

***

"Faris, Umi ke dalam dulu ya, sekalian mau menyiapkan makan malam buat kita nanti. Oh ya kalau kamu mau istirahat, kamu bisa pake kamar tamu. Tadi Umi sudah minta tolong bibi bereskan buat kamu." ucap Maryam.

"Makasih Umi,"

"Gak perlu sungkan, Umi masuk dulu ya." setelah pamit, Maryam langsung bergegas ke belakang, ke arah dapur. Meninggalkan Faris seorang diri.

"Rumah ini masih sama, seperti saat aku melamar kamu beberapa tahun lalu. Cuma.. Satu yang beda dari rumah ini, dirumah ini udah gak ada senyum kamu sayang."

Faris pun beranjak dari duduknya, menghampiri jejeran bingkai-bingkai yang tadi sempat mencuri perhatiannya saat pertama kali datang.

"Sayang," diambilnya salah satu bingkai foto itu, ditatapnya salah seorang dari dua orang dalam bingkai foto itu. "Aku kangen kamu. Andai.."

"Nenek!" pekik seseorang dari arah pintu dengan setengah berlari memasukinya.

"Arsyilla?" Faris pun langsung membalikkan badannya begitu suara yang sangat ia rindukan itu terdengar di indra pendengarannya.

"Arsyilla jangan lari-lari say," ucapan Nabilla terhenti, saat matanya dan mata seseorang itu bertemu, ia terlihat beberapa langkah didepan Arsyilla.

***

Nabilla POV

"Hore! Sampe," ucap gadis kecilku sambil loncat-loncat gembira. "Om, makasih ya, udah mau main sama Cilla."

"Sama-sama cantik, om juga seneng bisa main sama kamu." Elvan terlihat memainkan topi yang tengah digunakan gadis kecilku.

"Cilla masuk dulu ya om," gadis kecilku langsung bergegas masuk, setelah berpamitan dengan Elvan.

"Makasih ya Van,"

"Sama-sama, makasih juga ya udah ngizinin aku buat main sama Arsyilla. Oh ya, tante Maryam mana? Aku mau pamit pulang sekalian,"

"Umi? Didalam kayaknya, masuk dulu yuk. Nanti aku panggilin," Elvan mengangguk setuju dengan tawaranku.

Aku dan Elvan pun ikut menyusul Arsyilla yang berada beberapa langkah didepan kami.

"Arsyilla jangan lari-lari say," ucapanku terhenti, saat mataku dan matanya bertemu, ia terlihat berada beberapa langkah didepan Arsyilla.

Prakk!!

Tatapan itu buyar seketika, saat terdengar sesuatu telah terjatuh ke lantai. Aku melihat bingkai foto itu terlepas dari genggamannya -genggaman seseorang itu-, berbarengan dengan kedatanganku yang menyusul Arsyilla.

Umi yang mendengar suara itu, langsung mendekati sumber suara.

"Faris ada ap-" aku melihat Umi menatap kami secara bergantian. -aku, Arsyilla, bahkan Elvan yang berada beberapa langkah dibelakangku.

"Ka.. kallian udah pulang?"

"Mas Faris," ucapku tak percaya, saat pandanganku masih tertuju pada laki-laki itu.

"Nadilla?" gumamnya cukup pelan, namun masih dapat ku dengar, dan kembali menatapku cukup lama.

To be continue!

Tasikmalaya, 15 Februari 2018

Wow udah pertengahan bulan aja, gimana tahun 2018 nya? Semoga tahun ini bisa lebih baik lagi, semua harapan dan cita-cita kita terwujud. Amin.

Gimana, terhibur? Wkwkwk.. Aku udah siapkan up yang mungkin akan menjawab beberapa pertanyaan kalian yang mungkin setia membaca kisah ini. Nantikan terus, gak akan lama lagi, mungkin next part. Tunggu saja..

Jangan lupa klik bintang dibawah dan komentarnya boleh dibawahhh jugaa... Makasihhhh

Cinta Yang Beda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang